PART 10

77 9 0
                                    

Selamat Sore semuanya!! Ada yang nungguin cerita ini update atau engga? heheh...

Tenang-tenang author engga hiatus lagi kok dan akan rajin update untuk cerita ini...

jangan lupa Vote dan komennya ya biar author semangat, kalau author semangat kalian juga pasti senang karena update rutin, kalau bisa komen setiap paragrafnya

Selamat Membaca...

Aku sungguh heran karena saat aku menepikan mobilku didepan rumah ada sosok yang selama tiga hari ini kuhindari, dia adalah Ayra yang sedang berjongkok didepan pagar rumahku dengan sesekali menggosok tangannya karena mungkin dia kedinginan, bagaimana tidak kedinginan dia diluar rumah malam hari dengan pakaian piyama tidur yang seperti drees selutut tentu dia pasti kedinginan, aku sungguh khawatir dengannya bagaimana bisa dia berdiri didepan rumahku dengan pakaian seperti itu, aku sangat tahu Ayra adalah sosok yang tidak bisa berlama-lama diluar rumah dengan cuaca yang dingin seperti ini apalagi terkena angin malam yang tentunya tidak baik untuk tubuh.

Lantas setelah mobilku terparkir didepan rumah aku langsung keluar dan menghampirinya dengan raut wajah yang khawatir dan dapat kulihat dia tersenyum kepadaku dan akupun melihat bahwa bibirnya sudah kering mungkin faktor kedinginan.

"kamu ngapain malam-malam ada didepanku?" tanyaku dengan raut wajah khawatir namun bukannya membalas dia malah langsung berlari kearahku dan memelukku erat, akupun yang terkejut mendapatkan pelukan darinya sempat akan terjatuh namun aku masih bisa menyeimbangi diriku berdiri

"akhirnya aku ketemu kamu" katanya lagi dengan suara yang terasa lega, akupun hanya diam mendengar ucapannya hingga dia merasa tak ada jawaban dariku dia langsung melepaskan pelukannya dan menatapku dengan wajah yang sudah berurai air mata, akupun langsung menatapnya dengan perasaan sedih juga

"kamu kemana aja Daff, aku nyariin kamu tiga hari ini aku slalu ke rumahmu tapi kamu engga ada, telepon sama pesanku engga kamu bales ditambah tadi aku ke kampus dan tempat kerjamu kamu engga ada, kamu kenapa sih Daff?, apa aku punya salah sama kamu sampai kamu menghindar dari aku?" tanyanya dengan wajah yang sudah berkaca-kaca

Kamu engga salah Ay, hanya saja aku belum siap melihatmu bersama lelaki lain, kataku namun sayang hanya bisa kuucapkan dihati saja

"apa kamu udah bosen sahabatan sama aku yang manja kaya begini?, kalau iya aku janji akan merubah sikap aku tapi kamu jangan menghindar dariku yah, sungguh Daff aku engga mau kamu menghindar dariku apalagi menjauh dariku, kamu itu sosok yang penting bagiku selain sebagai sahabat kamu adalah sosok kakak yang slalu ada untuk aku" katanya dengan air mata yang sudah tidak bisa terbendung lagi, akupun jadi merasa bersalah kepada Ayra dengan sifat pengecutku ini dia jadi menangis dan air mata itu jatuh karena diriku. Lantas akupun langsung menghapus air matanya

"sudah jangan menangis" kataku dengan mengusap pipi Ayra lembut membuat tangisnya malah semakin deras

"maafkan aku sungguh aku engga berniat buat menghindar dari kamu Ay, aku benar-benar sibuk dengan urusan kampus dan juga kantor ada proyek-proyek baru yang memang harus aku selesaikan secepatnya dan kemarin aku baru menyelesaikan proyek satu masih ada tiga proyek yang harus aku selesaikan jadi aku benar- benar sibuk"

"tapi kenapa pesan dan telepon aku engga kamu bales Daff, seolah-olah kamu lagi menghindar dari aku"

"kalau untuk masalah itu aku minta maaf, kamu kan tahu sendiri aku kalau sudah sibuk kerja mana sempat pegang ponsel bahkan slalu aku matikan dan akan aku nyalain jika akan pulang atau pekerjaan selesai"

"tapi kenapa setelah selesai kamu engga ngabarin aku"

"aku selesai malam engga mungkin kan langsung ngabarin kamu, kamu pasti udah tidur dan tentunya aku engga mau ganggu istirahat kamu" kataku dengan menatapnya lembut Ayrapun masih menangis sesegukan dengan menatapku, sungguh aku memberikan tatapan seperti hanya kepada Bunda, Devi dan Ayra

Luka Hati Yumna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang