PART 03

86 9 0
                                    

Setelah membersihkan diri dan merasa tubuhku segar, aku langsung berjalan menuju meja makan untuk makan malam, kulihat Mama sedang beridiri didekat meja makan dengan tangannya sibuk menuangkan air putih ke dalam gelas, melihat diriku berjalan kearahnya dia langsung tersenyum kepadaku

"Udah Mama panasin masakannya Yum, Makan gih" kata Mama lembut, akupun mengangguk dan langsung menarik kursi dan langsung duduk disana

"Segini cukup Yum?" tanya Mama kepadaku dengan menuangkan nasi ke piring ditangannya

"Cukup Ma" jawabku dan Mama mengangguk lalu dengan telatennya Mama menuangkan nasi beserta sayur dan lauk ke dalam piring dan menyodorkan kepadaku

"Terimakasih Mama" kataku membuat Mama tersenyum dan dengan semangat aku langsung menyendokan nasi ke dalam mulut, namun sebelum masuk ke dalam mulut tanganku langsung dicegah oleh Mama

"Baca doa dulu, jangan langsung makan gini dong Yum" kata Mama membuatku tersenyum malu, dan dengan cepat aku langsung menundukan kepalaku dan berdoa

"Amin"

"nah begitu dong, sekarang boleh Makan" kata Mama lagi, dan tanpa menjawab ucapan Mama aku langsung memakan makanan didepanku dengan lahap, masakan Mama yang sederhana ini slalu terasa lezat, telur dadar dan sayur buncis adalah makanan favoritku, dan pasti aku sangat lahap jika memakan dengan menu ini

"Gimana kuliah kamu Yum, lancar kan?" tanya Mama disela-sela diriku makan, setelah menelan makanan aku baru menjawab pertanyaan Mama

"Alhamdulilah lancar Ma, besok aku udah mulai ngajuin judul skripsi" jawabku

"Syukurlah kalau begitu, semoga segalanya lancar yah sampai kamu wisuda"

"Amin Ma, aku juga udah engga sabar pengin cepat lulus dan langsung cari kerja dan dapet uang banyak untuk biaya berobat Mama" kataku penuh semangat dan dapat kulihat Mama menatapku dengan penuh Haru lagi

"Terimakasih ya sayang" kata Mama dengan mengelus rambutku yang kubiarkan tergerai sedari tadi

"Yumna kan udah bilang jangan ngomong terimakasih terus Ma, dan jangan merasa bersalah juga yah, ini semua Yumna lakuin dengan senang hati kok" jawabku

"Iya iya deh Mama minta maaf, Mama lupa maklum udah tua Yum"

"Walaupun Umur Mama udah mau kepala lima tapi bagiku Mama masih kaya umur dua puluhan, soalnya cantik terus sih"

"Alah kamu ini bisa aja ngomongnya"

"Iya memang buktinya gitu Ma, bahkan keriput di ekor Mata Mama engga kelihatan" kataku dengan menunjuku ekor mataku, Mamapun hanya tersenyum menanggapi ucapanku dan mengalihkan pembicaraan dengan yang lainnya

"Yum, Mama udah engga sabar pengin lihat kamu wisuda dan pakai toga" kata Mama lembut

"Sabar yah Ma, ini juga baru mau ngajuin judul Ma, tunggu lima bulan lagi ya Ma" kataku kepada Mama

"Masih lama dong Yum"

"Iya Ma, sebenarnya Yumna bisa sih nyelesaiin dalam jangka waktu tiga bulan, tapi kan wisuda engga sendirian Ma, harus bareng-bareng" jawabku membuat Mama menangguk

"Iya juga sih, owh iya Yum, wisuda besok Mama pengin buatin kebaya untuk kamu gimana?"

"Beneran Ma?" tanyaku antusias, pasalnya semenjak Mama mengidap penyakit, aku menyuruh Mama untuk istirahat saja dan tidak boleh menjahit lagi,

"Iya Yum, gimana?, soalnya Mama udah lama engga buatin baju untuk kamu"

"aku sih mau dan senang sih Ma, tapi nanti Mama kecapean gimana?"

Luka Hati Yumna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang