12☘️

18.3K 818 30
                                    

^Happy Reading^

Sesuai dengan ucapan Venuz tadi, saat ini sekitar pukul dua siang Venuz sudah berada di rumah Alan. Sepulang sekolah tadi ia mengajak Jery untuk pergi bersamanya.

Sebenarnya Venuz juga mengajak Joshua, namun pemuda itu menolak karena harus menemani pacarnya Lily.

Ketika Venuz sampai di rumah Alan, ternyata Jein dan Fariz yang merupakan kedua orang tua Alan sudah kembali.

Jadilah saat ini Venuz dan Jein sibuk berbincang di ruang tamu.

"Jadi gimana kabar kamu selama disana?" tanya Jein yang duduk berdampingan dengan Venuz.

"Baik Tante, tapi ga baik-baik banget soalnya anak Tante ga ada di sana." balas Venuz malu-malu sambil menyengir.

Jein membalas dengan tersenyum kemudian melirik anak semata wayangnya itu yang sedang duduk bersama Jery.

"Eh tadi Tante bawa makanan, masakan Oma-nya Alan ayo makan dulu. Kalian baru pulang sekolah kan." ajak Jein pada Venuz dan Jery.

Jery yang mendengar hal itu langsung tersenyum senang.

"Ini nih yang gue tunggu dari tadi," ucap Jery pada Alan.

"Eheheh iya tante laper nih." ucap Jery sambil menyengir.

"Yaudah bentar yah Tante siapin dulu. Alan panggilin Jean gih, ajak makan biar bisa minum obat lagi." perintah Jein pada anaknya itu sebelum berjalan menuju ke dapur.

Buat yang ingin tau dimana keberadaan Fariz, ayah Alan saat ini sedang pergi ke tempat kerjanya karena sesuatu hal yang mendesak membuatnya harus segera pergi ke sana.

Melihat Alan yang akan pergi menuju kamar Jean, Venuz dengan segera berdiri dan menghampiri Alan.

"Eh Al, biar gue aja yang manggil Jean." pinta Venuz.

"Gakpapa biar gue aja, lo duduk aja sana bareng Jery."

"Ck, Gakpapa Al gue temenin lo aja." balas Venuz walaupun berdecak kesal karena penolakan Alan.

Setelah memasuki kamar, Venuz dapat melihat kamar Jean yang terlihat sangat cantik dan indah juga barang-barang yang tersusun rapi menambah ke estetika kamar itu.

"Je, bangun makan siang dulu Je. Habis itu tidur lagi." ucap Alan dengan sangat lembut.

Venuz yang mendengar itu memutar bola matanya malas.

"Bangun Jean, tante Jein udah pulang dia lagi nyiapin makanan tuh buat dimakan. Lo jangan kaya nyonya deh." geram Venuz.

Jean yang memang tidak tertidur dengan nyenyak dapat mendengar dengan jelas ucapan yang menyakitkan hatinya itu.

"Venuz!" tegur Alan sambil menatap tajam ke arah gadis itu.

"Ck gue juga ngomong yang bener kali, lo yah Lan gausah terlalu manjain dia deh. Bisa-bisa dia jadi ga tau diri." gerutu Venuz, setelah puas mengatakan unek-uneknya Venuz langsung berjalan keluar dari kamar.

Jean yang sudah membuka matanya langsung duduk terdiam sambil menunduk memikirkan ucapan Venuz yang ia anggap ada benarnya juga.

"Gausah lo dengerin ucapan Venuz, kalo lo ga bisa turun buat makan di bawa biar gue anterin ke sini aja." ucap Alan, sambil mengusap surai rambut Jean.

"Gakpapa Lan, aku bisa turun kok ini udah agak mendingan." balas Jean sambil tersenyum.

Sebenarnya Alan juga merasa kasian dan tak tega melihat wajah polo Jean yang sudah putih memucat dan bibir yang terlihat kering.

"Yaudah, ayo gue bantu." lanjut Alan sambil membantu Jean untuk turun dari kasurnya.

Jean berjalan ke meja makan dengan tertatih di bantu Alan yang berada di sampingnya.

Sesampai di sana Jean disambut dengan senyuman hangat dari Jein, tetapi sangat berbeda dengan Venuz yang memasang wajah tak suka dengan mata yang menatap sinis ke arah Jean.

"Kita mulai acara makannya tan, soalnya princes udah dateng." sindir Venuz sambil tersenyum sinis.

Sedangkan Alan yang mendengar itu ikut kesal, yang ia tau bahwa Venuz yang dirinya kenal bukan gadis yang suka menyindir seperti itu.

"Paan sih Lo Nuz orang Jean lagi sakit." kali ini Jery yang ikut berbicara.

Setelah itu Jein melerai ketiganya dan segera menyuruh mereka untuk diam, agar mereka bisa  makan dengan tenang.

🕊️🕊️🕊️

TBC

Follow for more author_cantik

SWEET ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang