23☘️

19.9K 896 76
                                    

Pencet tombol bintang dulu yuks sebelum membaca 🥰
^

Happy Reading^

Cahaya sinar mentari pagi masuk ke dalam sela-sela jendela kamar Jean.

Gadis itu bergelayut manja di atas kasurnya sambil mengumpulkan nyawa yang belum terkumpul penuh.

Jean bangun dan duduk bersandar di kepala kasur, sambil tersenyum.

Pagi ini mood nya sedang baik, selain tadi malam Alan yang sudah menyatakan perasaan padanya. Ayahnya juga hari ini akan datang menjemputnya.

Tok tok tok

Suara ketukan di pintu kamar Jean terdengar.

"Iyaa bentar," jawab Jean dari dalam, lalu buru-buru membukakan pintu.

Jean membulatkan matanya mendapati Alan yang sudah lengkap memakai seragam sekolahnya.

Pemuda itu tersenyum ke arah Jean, namun dengan cepat Jean menutup kembali pintunya.

"Oh My God! Aku masih cemong, dia udah rapi aja." batin Jean merasa malu.

"Je, gue udah mo berangkat" teriak Alan dari balik pintu.

"Iyaa! aku kan udah gak sekolah" balas Jean dari dalam kamarnya.

Alan tersenyum mendengar balas dari Jean, pemuda itu  membayangkan bagaimana wajah Jean yang  berubah menjadi merah karena malu.

"Lo udah mo pulang kan, lo gak mau kasih gue morning kiss gitu?" tanya Alan menggodanya.

Jean berpikir sebentar, kesempatan tidak datang dua kali. Bisa saja dia datang kesini tiga atau lima tahun lagi.

Jean kembali membuka pintu kamarnya, lalu menatap mata Alan.

"Morning kiss," ucap Alan sambil menutup matanya setelah melihat Jean yang keluar.

Cup

Jean mengecup pipi Alan kemudian dengan gerakan cepat, ia masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya.

"Yahh gitu doang?" guman Alan kecewa.

Setelah itu Alan pergi  berjalan ke ruang makan untuk sarapan.

Sedangkan Jean kembali ke atas kasur, ia mengambil handphone nya di atas nakas dan mengecek ternyata ada pesan dari ayahnya.

Sedangkan Jean kembali ke atas kasur, ia mengambil handphone nya di atas nakas dan mengecek ternyata ada pesan dari ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jean tersenyum melihat pesan yang ayahnya kirimkan, terharu sekali Ayahnya a.k.a Alex tidak pernah lupa dengan hari ulang tahunnya.

Tetapi ada perasaan yang mengganjal di hati Jean, kenapa ayahnya sudah mengucapkan kalimat ulang tahun padanya, padahal Alex bisa mengucapkan secara langsung jika sudah kembali ke Indonesia nanti.

Jean menggelengkan kepalanya, berusaha tetap berfikiran positif. Ia tidak ingin memikirkan hal yang tidak-tidak tentang ayahnya.

Gadis itu segera menutup kembali handphonenya lalu beranjak pergi ke kamar mandi.

🕊️🕊️🕊️

Sore ini sekitar pukul 5.30 pm, Alan menghabiskan waktunya dengan mengajak Jean untuk pergi jalan-jalan ke suatu tempat.

Alan ingin menghabiskan waktu Jean yang bisa dibilang tinggal beberapa hari lagi akan kembali ke asalnya.

Jean turun dari mobil yang dikendarai oleh Alan, ia menatap sekelilingnya. Tempat ini sangat indah dimata Jean, selama dirinya berada di Indonesia baru kali ini Jean diajak datang ke tempat seperti itu.

"Wah bagus banget," puji Jean dengan binar senang dimatanya

"Suka?" tanya Alan yang sudah berada disampingnya.

Jean mengangguk sambil tersenyum, gadis itu merentangkan tangannya pada Alan.

Alan yang peka dengan maksud dari Jean langsung memeluk gadis itu. Tak lama Alan mulai mendengar suara tangisan dari Jean.

"Eh ko nangis," kaget Alan segera melepaskan pelukannya.

"Kenapa hm? Ko nangis," tanya Alan dengan suara yang sangat lembut.

Jean menggeleng sambil tersenyum, ia menghapus sisa air matanya.

"Seneng aja pemandangannya bagus, pengen ajak papa ke sini." ungkap Jean.

Alan terkekeh sambil mengusap surai rambut halus Jean yang sedang ia gerai.

"Gue pengen lebih dari temen Je."

"Lo mau jadi pacar gue?"

Sayangnya kalimat itu hanya berani Alan ucapkan di dalam hatinya, pemuda itu masih belum siap. Apalagi Jean yang akan kembali ke asalnya Alan tidak siap menjalani hubungan LDR.

"ayo makan, lo laper kan." ajak Alan menggenggam tangan Jean.

"Emm, aku tadi belum makan soalnya." canda Jean lalu berjalan mengikuti Alan.

🕊️🕊️🕊️

Jam sudah menunjukan pukul delapan malam, Alan dan Jean baru saja sampai di rumah. Setelah makan tadi Alan mengajak Jean jalan-jalan keliling kota Jakarta.

Jean masuk ke dalam rumah dan langsung disuguhi dengan Jein yang menangis diruang tamu dan suaminya Fariz menenangkannya.

"Kenapa?" tanya Jean dengan wajah polosnya.

Jein semakin kejar menangis saat menatap Jean yang baru saja sampai, Jein berdiri lalu memeluk Jean.

"Jeann..." isak tangis Jein sambil menyebut nama Jean.

Jean semakin tidak mengerti, ia menatap Alan yang berada disampingnya dengan tatapan meminta penjelasan.

"Kenapa pah?" tanya Alan, perasaanya mulai tidak enak melihat mata ayahnya yang juga mulai berkaca-kaca.

"Pesawat yang ditumpangi Om Alex dikabarkan hilang, kemungkinan pesawat itu jatuh," jelas Fariz.

Nafas Jean yang mendengar penjelasan dari Fariz seketika terhenti, dunianya seakan
runtuh mendengar berita buruk itu.

"Papa....." ucap Jean sebelum jatuh tak sadarkan diri.

🕊️🕊️🕊️

TBC

Follow for more author_cantik

SWEET ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang