^Happy Reading^
Hari ini Jean sudah memulai aktifitasnya seperti biasa, Ia sudah mulai masuk sekolah.
Namun ada yang berbeda, yaitu Alan. Semenjak kejadian di balkon waktu itu, Alan kembali bersikap dingin seperti dulu.
"Makannya yang banyak Je biar cepet gede," ucap Jein saat mereka sedang sarapan.
Jean tersenyum mengangguk.
"Alan udah selesai," ucap Alan setalah meminum habis air putih miliknya.
Ia berdiri dari tempat duduknya.
"Gue tunggu di mobil," lanjut Alan, perkataanya itu ia tujukan pada Jean.
Jein dan suaminya saling bertatapan, melihat tingkah Alan yang seperti itu membuat mereka menebak jika Jean dan Alan sedang tidak baik-baik saja.
"Je, ada masalah sama Alan?" tanya Jein setelah kepergian Alan.
Jean hanya menunduk sebentar.
"Hmm," balas Jean dengan berdehem
"Selesain baik-baik yah masalahnya, nanti om ngomong sama Alan," sambung Fariz
🕊️🕊️🕊️
Berada di dalam mobil yang sama dengan orang yang sedang mendiami kita, itu rasanya tidak enak.
Begitulah yang sedang dialami oleh Jean sekarang, sudah setengah perjalanan menuju sekolah namun tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Alan.
Sebenarnya Jean ingin sekali memulai obrolan, ia ingin membahas kejadian di balkon waktu itu. Namun aura Alan menakutkan, apalagi lirikan matanya.
Jean sudah gagap duluan sebelum berbicara.
Setelah hampir lima belas menit melewati perjalanan yang begitu hening, akhirnya mereka sampai di parkiran sekolah.
Alan sudah siap membuka pintu mobil untuk keluar, namun suara Jean menghentikan aktifitasnya.
"Akumintamaaf," ucap Jean begitu cepat, sampai-sampai Alan tidak dapat mengerti apa yang gadis itu ucapkan.
Jean menatap Alan.
"Aku minta maaf, soal malam itu. Ak-aku....." Jean menunduk, karena malu.
Alan kembali meluruskan tubuhnya, tidak jadi keluar. Ia menghadap ke arah Jean.
"Gakpapa, gue bisa ngertiin itu. Gue rasa itu juga salah gue, karena terlalu terburu-buru. Gue juga minta maaf," balas Alan sambil menepuk pelan puncak kepala Jean.
Jean mengangkat kepalnya, ia kira Alan akan marah.
"Buruan keluar, bentar lagi bell," lanjut Alan sebelum keluar dari mobil
🕊️🕊️🕊️
Alan melangkahkan kakinya mendekati kamar Jean dengan kertas yang sedang ia pegang.
Tok tok tok.
Suara ketukan Alan di pintu kamar milik Jean,
"Sebentar!" teriak Jean dari dalam kamar, dan tak lama gadis itu keluar menggunakan pakaian santainya
"Eh, kenapa Lan?" tanya Jean melihat kehadiran Alan.
"Gue mau kasih lo sesuatu," kata Alan sambil menunjukan sesuatu semacam surat yang sedari tadi ia pegang.
"Nih, hadia ulang tahun dari gue sama mama," lanjut Alan.
Jean menatap tiket itu, ternyata yang sedari Alan pegang adalah sebuah tiket untuk pergi ke Bali.
Jean melap air matanya yang tak terasa jatuh dengan sendirinya, ternyata Jein tau jika dirinya ingin sekali pergi ke Bali.
"Makasih, harusnya aku sama papa yang pergi," gumam Jean yang masih samar-samar di dengar oleh Alan.
"Gue yang bakal pergi nemenin lo, don't be scared i will be with you." Alan menarik Jean kedalam dekapannya.
🕊️🕊️🕊️
Alan mengajak Jean pergi ke salah satu pantai yang berada di Bali.
Ia mengajak gadis itu bersenang-senang hingga menjelang petang.
Jean tersenyum sambil menatap ke arah matahari yang akan terbenam, ia menutup matanya menikmati angin yang meniup wajahnya.
Alan yang melihat itu tersenyum, pemuda itu sangat berharap bisa membuat Jean terus tersenyum seperti ini.
"Alan pertanyaan kamu yang waktu itu masih berlaku gak?" tanya Jean tiba-tiba sambil membuka matanya.
"Ha? Pertanyaan apa?"
"Yes i Will."
Cup
Kecupan singkat Jean berikan pada Alan, kemudian dengan perasaan malu ia berlari meninggalkan Alan.
Alan yang mulai menyadari perkataan yang dimaksud oleh gadis itu langsung tersenyum bahagia, kemudian berlari mengejar Jean.
Alan memeluk Jean dari belakang setelah mendapatkan gadis itu.
Jean tertawa lepas, saat Alan berhasil menangkapnya.
Alan memutar tubuh Jean agar berhadapan deng dengannya. Ia menyelipkan anak rambut Jean ke belakang telinga gadis itu. Menatap kedua bola mata cantik milik gadis itu.
"Emang sekarang gue belum bisa ngomong kalo gue cinta sama lo, tapi gue bakal berusaha buat jatuh cintai sama lo."
"i'm promise."
Jean mengangguk mengerti, kemudian memeluk Alan.
"Gue janji bakal bahagiain lo."
lanjut Alan namun hanya pemuda itu yang dapat mendengarnya, ia memeluk Jean dengan erat ia juga mencium popi Jean dengan sayang.
Dan sinar mentari sore menjadi saksi bisu kedua sejoli yang sedang diselimuti rasa kasmaran.
END
🕊️🕊️🕊️
I just wanna say sorry for u guys!! maaf banget kalau alurnya kecepatan tiba-tiba udah end aja😩 soalnya ini otak juga udah gak fokus sama ni cerita, malah fokus ke cerita baru HUHUHU maaf yah guys
BTW......
I just wanna say sorry for u guys!! maaf banget kalau alurnya kecepatan tiba-tiba udah end aja😩 soalnya ini otak juga udah gak fokus sama ni cerita, malah fokus ke cerita baru HUHUHU maaf yah guysBiar gak ketinggalan, jangan lupa follow aku yah juliet_cantik 🍓🥰
Instagram : @7529.juliet
![](https://img.wattpad.com/cover/278542048-288-k910665.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET ALAN [END]
Novela JuvenilMenjadi bodyguard untuk gadis yang manja? Bagaimana jadinya hidup Alan yang awalnya tenang, dan tentram harus menerima tawaran dari sang ayah untuk menjaga seorang gadis dari sahabatnya. "Alan, aku gak suka makan pedas" "Alan, aku pengen coba jaja...