Spam Vote dan Komen
Tok....Tok...Tok.....
Pintu terbuka menampilkan sesosok Keizan. Ia memasuki kamar dengan Nampan di tangannya. Ia meletakkan Nampan itu ke atas kasur di depan Chika yang duduk melamun di atas kasur.
"Makan."
Chika menggeleng pelan."Chika Gak Lapar."
"Makan! Kamu belum makan dari kemarin. Jangan membantah!saya tidak mempunyai banyak waktu." Chika mengangguk.
Setelah menghabiskan makanannya, Keizan berpesan agar Chika turun kebawah menemuinya. Chika keluar dari kamar dan pergi menuju ruang tamu.
Disana Ada Keizan dan Satu temannya mungkin. Chika berdiri sembari menunduk di depan Keizan. Keizan memberikan beberapa paper bag pada Chika.
"Bersihkan dirimu. Pakailah baju itu. Hanya untuk sementara. Nanti aku akan membelikannya lagi." Chika mengambil paper bag itu sembari mengangguk.
"Aku ada urusan. Kau tetap di rumah. Jangan coba coba kabur. Jika kau mau makan atau minum, Semua sudah tersedia di dapur." Ucap Keizan lalu berdiri. Disusul dengan Kenan.
Chika mengangguk. Setelah itu Keizan pergi meninggalkan Chika sendirian di rumah dan pergi menuju markas.
Chika kembali ke kamarnya dan membersihkan diri. Setelah itu ia berkeliling di dalam rumah itu. Di dalam rumah yang cukup besar itu terdapat sebuah kolam renang dan taman Bunga Mawar.
Chika berjongkok menghirup aroma Bunga Mawar. Setelah itu ia pergi dan menelusuri setiap rumah.
Chika memasuki sebuah ruangan tanpa Pintu. Ruangan itu cukup menyeramkan dengan Cat Di Ding berwarna Hitam, Beberapa hiasan tengkorak dan banyak Pistol yang tertata rapi di dalam Lemari Kaca.
"Creepy black." Gumam Chika saat membaca tulisan di dinding. Chika tampak berpikir lalu membulat matanya lebar.
"T-tak mungkin!" Chika menggeleng keras.
Ia mengingat Nama Itu. Nama Geng Mafia terkejam di kota ini. Ia pernah mendengar Jikalau Creepy Black Akan membunuh Semua orang tanpa rasa kasihan jika Orang itu membuat mereka marah.
Cobaan apa lagi ini? Keluar dari tuntutan ayahnya, apa ia harus Berhadapan dengan Creepy Black? Ini akan membuat traumanya semakin Berat.
Chika berlari kecil Pergi menuju kamarnya. Ia mengarungi dirinya di dalam Selimut. Ia menangis sembari berdoa kepada Tuhan supaya menyelamatkannya.
Menyelamatkan?? Bukankan kemarin Chika Hampir Bunuh Diri?
° ° °
Waktu menunjukan pukul sepuluh malam. Chika terbangun karna tenggorokannya terasa sakit. Ia pergi menuju dapur untuk mengambil air minum. Setelah Itu hiks kembali ke kamarnya.
Chika memberhentikan jalannya saat mendengar Seseorang berjalan ke arahnya. Orang itu berjalan sembari mematikan Lampu dan mengecek setiap sudut ruangan.
Chika tidak yakin itu Keizan karna pria yang memeriksa itu bertubuh besar nan gemuk. Saat Orang itu pergi menuju ke arah Kamar Chika, Chika berlari kecil menuju lemari yang masih kosong dan memasukkan dirinya kedalam lemari.
Orang itu memasuki Kamar Chika dan mematikan Lampunya dan menutup Pintu Kamar Chika. Chika menahan agar mulutnya tidak terisak sehingga mengeluarkan suara.
Selang beberapa menit, Chika menangis sejadi jadinya karna ketakutannya yang sangat memuncak. Chika takut kegelapan.
Jika ia berada di kegelapan, Traumanya akan semakin besar. Entah kenapa pikirannya kembali mengingatkan pada kejadian waktu itu.
Dimana Ia dikurung. Selama seminggu di dalam kamar yang sangat gelap.
Di lain tempat, Keizan sedang merebahkan dirinya di sofa Markas setelah pertempuran yang cukup menyenangkan baginya.
Kenan berdiri di depan Keizan sembari menunduk.
"Maaf Tuan.. Apakah Kau tidak Pulang?""Aku Merasa terjadi sesuatu pada Gadis Itu." Lanjutnya.
Keizan membuka matanya perlahan. Ia baru mengingat jika dirumahnya ada Chika. Dengan segera ia berlari menuju motornya dan tancap gas. Untungnya jalanan sudah sepi jadi ia bisa gaspol.
Keizan bergegas memasuki rumahnya dan pergi menuju kamar Chika. Ia membuka lampu kamar Chika dan terkejut saat Chika tak ada di kasurnya.
Saat hendak keluar kamar, langkahnya terhenti saat mendengar tangisan kecil seseorang. Ia melihat ke arah lemari dan berjalan perlahan menuju lemari.
Ia membuka lemari dan melihat Chika yang sedang menangis di sana. Keizan menyentuh bahu Chika membuat gadis itu berteriak histeris.
"AMPUN PAAA!!! MAAFIN CHIKA HIKSS.."
"Chika.. ini saya. Tenanglah."
Chika mendongakan kepalanya melihat sendu Keizan. Ia berdiri dan memeluk erat tubuh Keizan. Keizan mengelus punggung Chika agar gadis itu tenang.
Chika melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya. Matanya... Ya bengkak karna menangis.
Keizan membawa Chika menuju kasur. Merebahkan tubuh Chika dan menarik selimut Hingga Leher.
"Udah ya.. gak ada apa apa."
Chika mengangguk dan menutup matanya.
Keizan bernafas lega saat memastikan Chika sudah tertidur lelap. Ia segera pergi menuju kamarnya untuk beristirahat.
° ° °
Vote dan komen
Typo dimana mana. Harap maklumi
Follow dellaarista10
KAMU SEDANG MEMBACA
Adeptive Older Brother
De Todo"Kita Apakan Gadis Malang Ini?" "Aku Akan Mengadopsinya" "Tapi Anda Tidak Menyukai Anak Anak." "Bagaimana Bisa Aku tidak Menyukainya? Gadis Kecil Ini sangat Lucu. Setelah dia Terbiasa dia akan Aku umumkan kalau Dia Ratu di Geng Kita." "Baik!" ⚠...