Spam Vote dan Komen
"Cici kamu dimana?" Lirihnya.
Tok...tok..tok...
Seseorang membuka pintu utama membuat semua orang memandang ke arahnya.
Keizan berdiri saat melihat sesosok Chika dan Si kembar di sana. Ia menghampiri Chika namun Chika mundur bersembunyi di belakang si kembar.
Keizan terdiam. "Cici.." panggilnya.
Chika tak menggubris ucapan Keizan. Ia mendorong perlahan Virgo menghampiri Milla dan Zanu.
Chika memeluk Milla. "Kakak Jahat.." curhatnya pada Milla.
"Iya dia jahat. Kamu gak apa apa kan?" Tanya Zanu. Chika mengangguk.
"Chika istirahat ke kamar ya." Chika kembali mengangguk. Ia melepas pelukannya dan pergi ke kamar mengabaikan Keizan.
Keizan menghela nafas lelah lalu duduk di sofa. Diikuti semua orang.
"Kenapa gak bilang kalau Chika sama Kalian?" Tanya Keizan.
"Males aja. Chika tadinya gak mau pulang. Maunya nginap tapi gue bilang sebaiknya gak usah. Kasian Lo." Jelas Virgo
"Bener.. akhirnya dia mau walau terpaksa." Lanjut Virga.
"Hayo... Chika nya ngambek. Minta maaf sana. Ntar dia kek Kezia. Emang kamu mau?" Ucap Milla.
Keizan menatap meja dengan tatapan kosong. Lalu berdiri dan melenggang pergi ke kamar Chika.
Keizan membuka pintu kamar Chika perlahan. Ia melihat Chika yang sedang tidur di kasurnya. Ia perlahan mendekati Chika dan duduk di Bibir kasur.
Keizan mengelus rambut Chika. "Cici.."panggilnya.
Chika tak kunjung bangun. Ia mengesampingkan tubuhnya membelakangi Keizan. Keizan tau Gadis itu masih dalam keadaan sadar.
"Ci..." Panggilnya lagi. Ia menggoyangkan bahu Chika namun sia sia.
Keizan menghela nafas pelan. Ia menaikkan selimut Chika hingga leher dan keluar dari pintu.
° ° °
Keizan keluar dari kamarnya. Ia berjalan menuju Kamar Chika. Saat membuka pintu kamar, ia tak menemukan keberadaan Chika.
Keizan mengelilingi rumah mencari Chika. Masih tak menemukan keberadaan gadis itu.
"Chika mana??" Tanya Keizan pada Milla yang sedang memainkan ponselnya.
"Pergi sama Kezia dan si kembar." Jawab Milla tanpa masih fokus pada ponselnya.
"Kemana? Kenapa gak izin?" Milla menaik turunkan bahunya tanda tak tahu.
"Masih marah ternyata." Batin Keizan.
Ia pergi keluar rumah sembari mengotak-atik ponselnya. Keizan menempelkan ponsel itu ke telinganya.
"Kalian dimana?"
"Emang kenapa?"
"Kalian dimana?!"
"Sorry bro.. Chika ngancam kalau kita kasih tau dia akan ngendandan kita. Gue gamau. Trauma cuyy."
"Jaga Chika! Jangan pulang larut! Awas sampai terjadi apa apa sama Chika."
"Santai bro."
Tuttuttuuttuuuttuuut..................
Keizan menghidupkan mesin mobilnya dan pergi ke suatu tempat. Ia pergi ke Indomaret.
Keizan memasuki Indomaret dan mengambil troli belanjaan. Keizan pergi ke bagian Snack.
Mengambil semua Snack yang ada di rak. Tak lupa dengan beberapa kotak coklat.
Ia membeli semua ini untuk memujuk Chika agar tak marah padanya. Mungkin ini caranya.
Setelah ke Indomaret, Keizan pergi ke toko Suvenir. Membeli beberapa Bando kelinci dan sapi. Jepitan pita dan lain sebagainya.
Setelah perbelanjaan yang banyak dan melelahkan, Keizan pulang. Ia membawa semua Belanjaannya ke kamar Chika.
Menghamburkan Semua Snack ke Atas kasur membuat kasur penuh akan Snack. Semua Coklat di susunnya ke atas nakas.
Mengambil toples kaca dan menaruh semua Permen ke toples.
Tak lupa dengan Suvenir. Ia menaruhnya di dalam laci.
Sangat melelahkan tapi tak apa. Demi Chika Ia rela.
Waktu menunjukan pukul tujuh malam. Chika pulang tapi tidak dengan Kezia. Gadis itu.. seperti biasa. Sedang kencan dengan pacarnya.
Chika memasuki Kamar dan terdiam. Apa ia salah masuk kamar??
"Ekhem." Deheman seseorang dari belakang Chika mengejutkan gadis itu.
Chika melihat kebelakang dan mendapatkan sesosok Keizan. Chika mundur beberapa langkah saya Keizan maju beberapa langkah.
"K-kenapa?" Tanyanya sembari menunduk.
"Kenapa pergi gak bilang-bilang??!" Chika tak menjawab. Mulutnya serasa di kunci.
"Kenapa?!" Tanya Keizan sedikit meninggikan suaranya. Keizan menghela nafas gusar.
"Ma-ma-af." Keizan melihat Pipi Chika basah akan aliran air dari matanya.
Ia memeluk Chika erat. "Maafin Kakak udah tinggalin Cici waktu itu. Cici boleh pukul kakak, marah ke kakak. Tapi jangan diemin kakak ya.. kakak gak tahan"
Keizan merenggangkan pelukannya. Ia mengusap pelan air mata Yang ada Di pipi Chika.
"Maafin Kakak udah bentak Cici." Chika menatap sayu Keizan.
Tangisnya pecah saat itu juga. Ia memeluk Keizan menenggelamkan wajahnya di Dada bidang milik Keizan.
"Chika Pikir kakak gak sayang lagi sama Chika karna kakak tinggalin Chika.. hiks..."
"Kakak sayang sama Chika.. sayang banget." Keizan merenggangkan pelukannya.
"Udah ya jangan nangis lagi. Ntar lucunya hilang."
Keizan terkekeh saat melihat Ingus Chika keluar. Sementara Chika menarik kembali hingusnya.
"Ingusnya keluar..." Tawa Keizan pecah.
Sementara Chika, gadis itu menarik kaos Keizan dan mengelap ingusnya menggunakan kaos Keizan.
"Eeh Cii... Kok kaos kakak sih di lap ke ingus nya...."
"Makanya jangan ketawain."
° ° °
Spam Vote dan Komen
Follow dellaarista10
KAMU SEDANG MEMBACA
Adeptive Older Brother
Diversos"Kita Apakan Gadis Malang Ini?" "Aku Akan Mengadopsinya" "Tapi Anda Tidak Menyukai Anak Anak." "Bagaimana Bisa Aku tidak Menyukainya? Gadis Kecil Ini sangat Lucu. Setelah dia Terbiasa dia akan Aku umumkan kalau Dia Ratu di Geng Kita." "Baik!" ⚠...