Tamatlah Sindy

592 60 3
                                    

SPAM Vote dan Komen

BRAKKK!!!

Keizan menggebrak meja yang ada di markas membuat semua orang yang ada di markas terkejut. Kenan menghampiri Keizan.

"Maaf tuan.. ada apa?"

"TANTANG SEMUA MUSUH UNTUK PERANG MALAM INI!!!" Teriaknya.

Sepulang dari mengantar Chika dan Kezia sekolah, Keizan di suguhkan pemandangan yang kurang enak yaitu keberadaan Rossa di rumah.

Rossa disuruh Milla agar tinggal di rumahnya dan tidur sekamar dengan Keizan. Tentu saja Keizan menolak Alhasil ia pergi ke markas.

"Baik tuan." Kenan pergi.

Keizan duduk di kursi tunggal sembari memijat pelipisnya yang terasa Pening.

Di lain tempat, Chika and Friend sedang makan di kantin. Tak lupa dengan Kezia di samping Chika. Sindy mengkode Chika agar pergi ke toilet.

Chika tidak bisa menolak. Jika ia menolak habis lah dia.

"Ch-chika ke toilet dulu ya." Semua orang mengangguk. Chika berdiri lalu pergi dengan tahu. Membuat Kezia heran.

"Gue juga." Ucap Sindy. Saat Sindy berjalan mengikuti Chika, Tangannya seperti mengeluarkan sesuatu.

Ia menyadari bahwa ada yang tidak beres. Ia memutuskan untuk mengikuti Chika dan Sindy diam diam.

Di toilet, Sindy tak banyak omong dan langsung melancarkan aksi membullynya. Ia tidak melakukan secara publik karna ia masih anak baru.

Plak!!!

Plak!!

Sindy tertawa puas. Baru dua tamparan Chika sudah meringis kesakitan.

"Kenapa?? Sakit ya?? Sakit Lo itu gak seberapa, Lo harus Menderita lebih dari yang gue rasain!!!"

Kezia melihat dari balik pintu toilet. Tangannya terkepal kuat melihat Sindy yang semena mena pada adiknya. Kezia menguncir rambut ya pertanda ia akan marah besar.

Sindy mengeluarkan Pisau kecil dari Saku Bajunya. Ia menyetarakan tingginya dengan Chika dan hendak menyayat Lengan Chika.

Belum sempat menancapkan pisau ke kulit Chika, Sindy terlempar ke Lentai karna Kezia menendangnya.

"Awsss..." Rintih Sindy.

Sindy mendongakkan kepalanya melihat Kezia. "ANJING LO!!!"

"LO YANG ANJING!!" sentak Kezia.

Sindy berdiri. Ia hendak menusukkan pisau itu ke Kezia. Kezia menghindar dengan Cepat. Ia menarik rambut Sindy membuat Sindy melepaskan pisau itu dan mencoba melepaskan rambutnya dari genggaman Kezia.

Chika berdiri. Ia sangat ketakutan. Chika menutup telinganya dan menutup mata. Bayang bayang tentang masa lalunya kembali di otak Chika.

Kezia mendorong Sindy sehingga sindy tersandar ke dinding. Sindy bersedekap dada.

"Mau jadi pahlawan Lo?? Lo gak tau siapa gue?" Ucap Sindy dengan santainya.

Adeptive Older Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang