8

47 7 0
                                    

WARNING⚠️⚠️

CERITA INI HANYA UNTUK HIBURAN SEMATA JIKA ADA NAMA TOKOH YANG SAMA ITU UNSUR KETIDAK SENGAJAAN.

DAN TIDAK BERKAITAN DENGAN ORANG, ORGANISASI, LOKASI ATAU INSIDEN LAINNYA KEBIJAKAN PEMBACA YANG SANGAT SAYA HARAPKAN.

KAWASAN BL🏳️‍🌈🏳️‍🌈⚠️

Happy reading Babe😚




"Justru langit lagi ngehibur kamu biar gak terlarut di dalam kesedihan..." Jawab Nino, Faisal hanya diam tidak menjawab ucapan Nino.

"...Kamu pulang, hati-hati di jalan." Lanjut nya.

Alis Faisal terangkat. "Lo gak pulang ke rumah gue?."

"Kan kamu sendiri yang ngusir." Ujar Nino.

"No! Lo harus pulang bareng gue! Lo gak kasian sama gue? Lo gak inget ya tiga bulan ke belakang gue Nerima Lo dengan senang hati, tapi sekarang Lo mau pergi? anjing lah. Nanti yang meluk pas gue sedih siapa?." Ucap Faisal panjang kali lebar.

"Iya iyaaa aku ikut, kamu juga Nerima aku banyak omong nyaaa."

Singkat cerita mereka berdua sampai di rumah Faisal dan benar saja Farsya, Alvin, Kiki dan Disca bersama kedua orang tua Disca sedang menunggu kedatangannya.

"Fais Tante sama om turut berdukacita, kamu harus sabar." Ujar Ranti ibu dari Disca, Faisal hanya menanggapi dengan senyuman.

"Yang sabar ya bro." Ucap Kiki dan di angguki oleh mereka, setelah itu Faisal izin ke atas untuk menenangkan fikiran nya yang di ikut oleh teman-temannya.

"Sepi banget gak ada mamah." Ujar Faisal kepada Nino.

Nino mengusap bahu Faisal. "Ada aku gak bakalan sepi."

"Cepat atau lambat Lo juga bakalan pergi dari kehidupan gue."

Nino menghembuskan nafas nya pelan. "Banyak temen-temen kamu, kamu gak bakalan sepi."

Farsya dkk merasa heran apakah temannya gila setelah kepergian mendiang mamah nya, mereka segera menepis fikiran aneh itu dan segera menghampiri Faisal.

"Makin kesini Lo sering bicara sendiri Sal." Ujar Kiki yang di benarkan oleh Disca.

"Bener Ki waktu mau ulang tahun, sama malem-malem Gatau lupa jam berapa Om fais bicara sendiri. Gue kan jadi ngeri!." Kiki yang mendengar Disca yang memanggilnya tanpa embel-embel 'abang' rasanya ingin melubangi lubang hole nya. eits sadar komcoll!.

"Gak sopan ya cebonggg." Kiki menyubit lengan Disca dengan keras, hingga membuat sang empu meringis hingga wajah nya memerah.

"Berisik banget! gue lagi sedih Lo semua, keluar!!." Faisal menampilkan wajah serius nya, kepala Faisal rasanya ingin pecah di tambah dengan kegaduhan yang di buat oleh teman-temannya, setelah itu mereka semua berlari keluar dari kamar tuan muda. anjayy tuan muda, gak sugar Daddy aja🤪??

"Temen-temen kamu pada gesrek semua ya?." Tanya Nino, Faisal tidak menjawab dia malah merebahkan tubuhnya. "Sini bobo di samping gue, gue lagi butuh pelukan." Ucap nya sambil menepuk kasur kosong di samping nya.

"Emang nya aku bisa pelukan sama manusia?." Nino bingung dengan hal itu.

"Bego sama polos gak ada bedanya ya, tadi waktu di kuburan yang meluk gue siapa?."

Nino menyengur tanpa dosa. "Iya ya kenpa aku bisa nyentuh kamu, tapi nyentuh yang lain nggak bisa."

"Udah cepet kesini kita bobo bareng." Faisal gemas dia segera menarik tangan Nino, sedangkan Nino hanya bisa pasrah.

Nino mengelus kepala Faisal dengan lembut hingga terdengar dengkuran halus Ia yang melihat itu tersenyum lembut melihat cara Faisal tidur dengan bibir yang sedikit terbuka terlihat menggemaskan.

"Aku juga Bingung mau cerita sama siapa, Cuma kamu yang bisa liat aku. Perusahaan ayah bangkrut kamu juga pasti liat berita nya..." Nino menarik nafasnya air matanya sudah tak bisa dia tahan. "...Ayah sama bunda juga cerai terus tadi ayah di pukulin hiks." Isakan demi isakan mulai terdengar Nino menggigit bibirnya dia takut mengganggu Faisal yang sedang tidur, terlalu lama menangis akhirnya Nino juga ikut tertidur dengan menelusupkan wajah nya di dada bidang Faisal.

•••••••••••••

Hari berganti hari sudah satu Minggu Faisal di tinggalkan oleh almarhum mamah nya, hampa sepi bahkan suasana rumah yang tadinya berwarna kini redup. dan hampir satu Minggu juga Faisal tidak memulai percakapan dengan ayah nya.

"Isal makan dulu." Ujar sang ayah, Faisal hanya melirik dan menggelengkan kepalanya.

"Makam mamah" Jawabnya singkat.

Ario menghela nafasnya panjang dia menjadi duda di umur yang masih di bilang muda, bahkan banyak yang mengira dirinya lajang.

"Hallo mah, mamah pasti udah tenang disana ya? hm di rumah jadi sepi gak ada lagi yang bangunin Isal pagi-pagi." Tak terasa air menetes begitu saja. "Maaf isal jadi cengeng kalo hadap-hadapan sama mamah, isal punya temen baru namanya Nino tapi itu spesial buat isal cuma isal yang bisa liat dia. Tapi isal gak tau sampe kapan dia ada di samping isal."

Detik berganti menit, menit berganti menjadi jam hari mulai malam Faisal beranjak dari duduk nya rasanya begitu tenang berada di samping makam almarhum sang ibu.

Saat perjalanan pulang Faisal berhenti di restoran terdekat untuk mengisi perut kosong nya, setelah selesai makan dan membayar makanan Faisal pulang ke rumah nya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Sesampainya di rumah Faisal mendengar seseorang yang sedang menangis ia mendekati suara tangisan itu betapa terkejutnya melihat ayah nya yang menangis sambil memeluk foto keluarga.

"Yah?." Panggil Faisal, Ario yang menyadari itu dengan cepat menghapus air matanya.

"U-udah pulang? mau makan? ayah siapin dulu." Jawab Ario.

"Keliatan nya? isal udah makan."

"Oh iya." Ujar Ario, suasana menjadi canggung seperti ada tembok penghalang di antara keduanya.

"Maaf kalo bukan ayah yang nyuruh mamah ke kantor mungkin ini gak akan terjadi." akhirnya Ario membuka percakapan terlebih dahulu.

"Disini bukan kamu aja yang tersiksa karna mamah gak ada, ayah juga..." Ucap Ario dengan suara yang parau. "Ayah juga sakit isal." Lanjutnya, Faisal hanya diam melihat ayah nya yang mengungkapkan rasa sakit nya setelah itu dia berjalan ke arah kamar nya dan membanting pintu nya dengan keras.

"Cilll, bocil kemana Lo!?."

Nino muncul dari arah jendela. "Bangsat kebiasaan banget suka ngagetin gue, gimana kalo gue jantungan." Ujar Faisal dengan wajah dan suara galak andalan nya.

"Ihh papi juga bikin jantung aku kaget, suara nya bisa kaleman dikit gak sii." Nino melipat tangannya di depan dada.

"Sini peluk gue dulu, gue lagi sedih." Faisal merentangkan kedua tangannya menyuruh Nino agar masuk kedalam dekapan hangat nya.

Nino melepaskan pelukannya. "Papi mandi dulu, nanti boleh peluk lagi." Faisal mengerutkan keningnya. "Kenapa gue bau." Tanya Faisal.

"Iya papi bauuuuu." Setelah itu Nino menghilangkan dari hadapan Faisal.

"Nino tunggu hukuman dari gue!." Geram Faisal.

Singkat cerita Faisal beres dengan ritual mandinya dan di suguhkan dengan Nino yang sudah tertidur, Faisal mendekat ke arah Nino dan merengkuh tubuh kecil itu. nyaman itulah yang Faisal rasakan.





Ingin mengeluh lelah? Lakukanlah. Asal jangan menyerah.

-Atnis


Hallo gays gimana kabar nya?

semangat jalani hari-harinya yaaa❤️

Udah sampe mana cerita ini?

see you next chapter love u❤️

FANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang