21

49 5 7
                                    

Brak brak brak

"FAISAL CEPET BANGUN! WAKTU NYA MAKAN!." Teriak Ario dari balik pintu, Faisal membuka matanya dengan malas ia melihat jam di atas nakas sekarang sudah jam 7 malam.

"Bentar yah! mau bangunin bocil dulu."

Mereka berdua turun ke bawah untuk mengisi perutnya disana sudah tersaji ayam kecap kesukaan Faisal.

"Widih ayah tau aja kesukaan Fais."

"Kamu itu anak ayah, kalo bukan anak ayah udah di buang kali dari dulu juga."

Faisal mendelik seperti ingin membogem wajah indah Ario itu. "Terus kenapa Lo diem aja dari tadi?." Tanya Faisal kepada Nino.

"Ayo degem makan, gak usah ngeladenin anak setan." Timpal Ario kepada Nino.

"Kalo Fais setan berarti bapak nya juga setan." Celetuk Nino yang langsung di beri tatapan tajam oleh Ario.

"Bacot kamu Nino, kalo itu bukan anak buatan ayah udah dari dulu di buang atau di jual dia kan beban! sekarang makan nanti keburu dingin gak enak." Titah Ario.

Faisal makan dengan lahap berbeda dengan Nino yang malu-malu ya namanya juga Nino pertama kali makan bareng ayah Faisal.

"Lo kalo makann itu yang bener, kaya anak kecil aja makan belepotan."

"Aku bukan anak kecil buktinya aku udah umur..." Nino menggantungkan ucapannya ia menghitung jari mungil nya untuk mengingat sekarang dia umur berapa. "...Kalo gak salah aku umur 16 Gatau 17."

(anjir gue lupa Nino umur berapa sekarang 😭)

Faisal tertawa pelan. "Masih bocil ko pikunn."

Nino mendengus mendengar ejekan dari Faisal. "Gak tau ah malesin banget."

"Dih dasar pundungan Lo!."

"Gakpapa yang pundung gue bukan Lo!."

"Hahaha anjir sumpah gak pantes banget Lo ngomong pake 'Lo' 'Gue' hahahaha anjir."

Nino melihat ke arah Ario seakan ia minta perlindungan atas ejekan Faisal.

"Udah Fais anak orang bisa nangis, sekarang mending tidur besok sekolah."

"Bentar Fais mau nanya."

Nino seakan mengerti bahwa ini pembicaraan antara anak dan ayah jadi Nino beranjak dari duduk nya dan masuk ke dalam kamar Faisal tanpa seizin yang punya.

Kembali lagi kepada anak dan ayah itu.

"Ayah gak ada niatan nikah lagi?." Tanya Faisal menatap lekat wajah sang ayah.

Ario menjawab dengan santai. "Ayah gak bakal nikah lagi kalo itu kemauan kamu, ayah gak mau kalo cuma ayah yang bahagia kamu nggak. Cukup bunda kamu yang terakhir buat ayah."

Faisal menghela nafasnya ia juga merasa kasian kepada ayah nya dimana sang ayah butuh pendamping hidupnya untuk menjalani masa menua bersama.

"Sekarang fais gak bakal larang ayah nikah lagi, kalo itu bikin ayah bahagia."

Ario mengerti akan perasaan Faisal. "Cukup kamu yang bahagia ayah juga ikut bahagia, udah sekarang mending tidur."

Ario beranjak dari duduknya. "Sekarang bagian kamu yang beresin sisa makanan ayah mau turu."

Faisal menggeram kesal baru saja tadi suasana tegang mengelilingi mereka kini ayah nya kembali menyebalkan.

Setelah selesai membereskan tempat makan Faisal langsung memasuki kamarnya jujur ia sekarang menjadi remaja jompo gerak dikit aja langsung sakit pinggang.

Namun di dalam kamar tidak ada siapapun, Faisal beralih menatap balkon ternyata si manis sedang berada disana.

Faisal mendekati Nino yang sedang melamun entah apa yang di Fikiran anak itu.

"Lo kenapa dari tadi planga plongo kaya kurang gizi aja." Apa hubungannya dengan kurang gizi?

"Aku kangen sama bunda." Ujar Nino pelan bahkan hanya Faisal yang bisa mendengar.

"Bunda udah nikah lagi kemarin aku ketemu di jalan Deket taman, tapi bunda ngatain aku gila." Lanjut Nino, Faisal hanya diam mendengarkan ada kalanya seseorang butuh tempat berkeluh-kesah, hanya butuh seseorang yang bisa mendengarkan isi hatinya tanpa harus memberi solusi cukup mendengarkan nya.

"Aku gak gila kata suami bunda juga aku gak gila, aku cuma suka sama C-cowo bukan berarti aku gila." 

"Ayah aku juga bilang aku pembawa sial, Seandainya dulu aku gak ngebantah ucapan ayah mungkin sekarang keluarga kecil aku baik-baik aja. Dan aku gak bakalan ngerasain hidup tanpa tujuan."

Sejujurnya Faisal tidak kaget dengan Nino yang menyukai pria dia sudah tau dari awal juga.

Nino menyandarkan kepalanya ke belakang dan memejamkan matanya. "Mungkin hidup aku gak seberuntung orang lain, tapi aku masih bersyukur masih diberi nafas sampai saat ini namun kadang fikiran manusia gak selamanya jernih."

"Tahun kemarin aku hidup tanpa arah gak tau mau gimana lagi karna susah cari uang dan ayah suka nyiksa aku kalo gak dapet uang." Nino merasa dirinya manusia paling lemah di Dunia ini.

Selang beberapa menit tidak ada lagi keluhan yang memang berat bagi Nino.

"Lo gak gila, Lo juga bukan anak pembawa sial buktinya Lo bisa cari uang demi ayah dan diri lo buat bisa makan, dan gue gak tau Lo salah atau nggak karna suka sesama jenis gue gak bisa ngomong lebih banyak soal itu..."

"Aku gak butuh pendapat dari kamu Fais, sebelumnya makasih udah bawa aku kesini dan udah dengerin keluh kesah yang menurut orang itu lebay."

"Aku izin tidur ya." Nino melangkah masuk ke dalam kamar dan menidurkan dirinya di sofa ia masih tau diri bahwa ini rumah orang.

••••••••••

Malam berganti menjadi pagi Nino bangun terlebih dahulu ia meregangkan otot-otot tubuh nya, Setelah itu Nino bergegas untuk melakukan ritual pagi yaitu mandi.

Nino keluar dari kamar mandi dia bingung ke sekolah harus memakai apa dengan ragu-ragu Nino membangunkan Faisal.

"Fais kamu punya seragam dua nggak?."

Tidak ada sahutan dari sang empu Nino mendekat ke arah Faisal berniat untuk membangunkan, namun Nino malah tersandung oleh kaki nya sendiri hingga jatuh ke atas tubuh Faisal.

Bibir mereka bersentuhan hingga keduanya terdiam beberapa saat untuk membangunkan roh yang hilang di dalam tubuhnya.

"E-eh maaf aku gak sengaja, K-kamu punya baju seragam dua nggak?." Ujar Nino yang sadar terlebih dahulu, namun tidak ada sahutan dari Faisal.

"Hah apa Lo bilang? gue ngebug anjing."

"K-kamu punya seragam dua?."

"O-oh itu ada itu di lemari ambil aja." Setelah itu Faisal beranjak dari duduk nya untuk membersihkan tubuhnya.
















Hallo gays udah lama gak up dan maaf kalo makin kesni ceritanya makin ngebosenin, gue belum cari inspirasi baru jadi gini tapi tenang aja mungkin kedepannya bakalan ada kejutan buat kalian.

Note: Mungkin untuk kedepannya cerita Chapter khusus Alvin dan Farsya gak bakal terlalu di fokuskan, takutnya tujuan dari cerita Fano lebih belok ke cerita Alvin dan Farsya mereka bakalan muncul ko di bbrapa chapter, kelanjutannya akan berfokus ke konflik Faisal dan Nino.

Yang masih setia nungguin cerita Fano yu komen nanti gue kasih Soju satu botol🤣 canda gays🤣

Pantengin terus ya, gue bakal sibuk 1 Minggu kedepan karna anu ada urusan keluarga, tapi bakal gue sempetin buat nulis

hayu komen biar gue semangat buat nulis nya.

Harap bijak membaca.
kawasan BL

See you next chapter 💋

FANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang