14

46 8 11
                                    

Satu Minggu telah berlalu Hari-hari Nino sangat tidak tenang oleh gangguan Siska dan Amira, Jadi begini rasanya di buli habis-habisan.

Hari Senin Dimana semua murid diharuskan upacara di bawah teriknya matahari.

Nino belum makan karna beras nya harus ia simpan untuk makan malam uang di saku nya menyisakan lima ribu ia juga menunggak uang kas 1 bulam terakhir ini.

Sedangkan Faisal yang berdiri di belakang Nino mengamati tubuh mungil itu yang bergetar, ia sedang merencanakan sesuatu.

Upacara telah selesai Faisal dkk berlari ke arah kantin untuk menghilangkan dahaga yang menggerogoti tenggorokan nya.

Berbeda dengan Nino ia berlari ke toilet sama hal nya untuk minum tapi ia hanya bisa meminum air kran mana bisa uang lima ribu cukup membeli minuman, sekolah ini elit dari dulu.

Nino membasuh wajahnya saat membuka mata ia kaget ketika teman sebangkunya Faisal berada di samping nya.

Faisal langsung mengunci pintu toilet membiarkan teman-teman berjaga di luar, Faisal mendorong tubuh Nino hingga membentur wastafel.

"Jangan apa-apain aku." Ucap Nino dengan suara bergetar.

"Kayanya satu apa gakpapa kali." Jawab Faisal dengan seringaian yang membuat siapa saja takut melihat nya.

Faisal menarik rambut Nino hingga beberapa helai rambut Nino terlepas, Faisal tidak segan membenturkan kepala Nino ke wastafel bahkan pelipis dan hidung Nino sudah mengeluarkan darah.

"A-ampun hiks aku ada salah apa sama kamu." Nino memegang kaki Faisal berharap pemuda itu berhenti menyiksa dirinya.

"Lo gak punya salah apa-apa sama gue, tapi gue benci liat orang lemah dan miskin kaya Lo."

"Maaf hiks plis ini sakit."

Bahkan luka dari Siska dan Amira saja belum sembuh kini di torehkan lagi luka baru oleh Faisal.

Faisal keluar begitu saja meninggalkan Nino yang terkulai lemas, untuk berdiri saja rasanya tidak bisa.

Sakit di pelipis nya membuat Nino pusing dan perut nya juga sakit, Nino hanya bisa menangis tanpa suara dan merangkak ke arah salah satu bilik toilet takut Siska dan Amira menghampirinya.

Nino tidak mengikuti pelajaran terakhir ia hanya berdiam diri di dalam toilet hingga terdengar bell pulang Nino keluar dengan pelan melirik ke arah kiri kanan takut karna Sekolah sudah sepi.

Sesampainya di kelas Nino mengambil Tas nya saat ingin keluar  ia melihat seperti ada tangan yang yang menjuntai kebawah Nino berlari cepat keluar takut itu hantu.

••••••••••••••••••••••••

Berbeda dengan Faisal ia sedang bermain Vs di kamar nya Plastik cemilan berceceran dimana-mana, setelah itu ia membereskan semua pekerjaan rumah dan bergegas untuk mandi hari ini bagian ayah nya yang memasak.

Faisal memejamkan matanya mengingat kejadian tadi di toilet hatinya seperti senang melihat Nino memohon ampunan kepada-nya kini mengganggu Nino adalah Hobby baru untuk kedepannya.

Sedangkan Nino dia berdiam diri di depan rumah nya tidak ada niat untuk membersihkan luka yang ada di pelipis nya biarkan saja luka ini mengering sendirinya.

Ia membayangkan betapa bahagianya dulu, ia di manja fasilitas mewah bahkan tidak pernah ke kurangan sedikitpun.

"Ini semua gara-gara aku, andai waktu itu gak ngebantah ucapan ayah mungkin sekarang gak akan terjadi." Gumam Nino, kini ia hanya bisa berandai-andai.

FANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang