Seseorang tidak serta-merta menjadi vampire hanya karena darah turunan yang dimilikinya. Akan tetapi, ketika darah itu mencoba mendominasi, saat itulah perubahan akan terjadi.
Hunting the Werewolf
Gejala yang kualami semakin memburuk setiap harinya. Terkadang indra penciumanku terlalu tajam hingga membuatku risi . Terkadang aku harus melawan sakit kepala yang sama seperti saat menghadiri pesta kelulusan di rumah Meridia kala itu. Aku baru saja hampir memuntahkan makanan yang kutelan ketika beberapa orang melewati meja kami. Buru-buru kutelan air putih dalam gelas tinggi di atas meja. Parfumnya, jujur saja, terlalu menyengat. Semoga perkiraanku salah bahwa yang mengenakan parfum berbau manis dan baru saja lewat itu menggunakan separuh isi botolnya untuk sekali pemakaian."Kupikir kau harus memeriksakan dirimu sekali lagi, Blyhte. Aku akan mengantarmu." Rodney masih mengusap punggungku berulang kali setelah ia bergegas berdiri melihatku yang hampir muntah.
Kugelengkan kepala, kemudian menenggak minuman di tanganku sekali lagi. "Percuma, Rodney, dokter akan mengatakan hal yang sama. Tidak ada yang tahu mengapa aku seperti ini. Mereka tidak menemukan indikasi penyakit apa pun," ujarku sembari menggiring Rodney agar dia duduk kembali, "tidakkah kau pikir wangi parfum mereka yang lewat terlalu menyengat?"
Melihat Rodney menggeleng, aku mengembuskan napas. Tanpa berbicara kembali, kulahap sisa makanan di piring.
Kanal di Birmingham dipenuhi kapal-kapal untuk transportasi air. Aku baru saja memuntahkan isi perutku di dalam kantong kertas yang diberikan Rodney saat kami tengah berjalan-jalan di pinggiran kanal, tepat setelah sebuah kapal melewati kami. Kalau saja Rodney tidak sigap memberikan kantong kertas itu, kujamin aku akan memuntahkan isi perutku tepat di canal di sampingku. Tidak peduli serapah yang akan orang lain lontarkan, itu lebih baik daripada aku muntah di jalanan.
"Lebih baik?" tanya Rodney, laki-laki itu merebut kantong kertas di tanganku dan membuangnya di tempat sampah terdekat usai dia mengikatnya dengan karet gelang.
Aku mengangguk, merogoh tisu di dalam tas kecil yang melingkar di lengan kiriku. Jujur saja, melihat wajah Rodney yang seperti mengkhawatirkan seorang anak sekolah dasar habis menelan sebuah buah dengan biji itu membuatku mengernyitkan dahi. "I'm okay, berhenti melihatku seperti itu, Rodney. Ayo, kita harus segera pergi."
"Kau mau burger? Perutmu harus diisi," tawar Rodney, menghentikan langkahnya. Dia hampir saja berbelok masuk ke dalam toko yang menjual burger di samping kanal.
Kutahan pergelangan tangannya, laki-laki itu tampak seolah bertanya mengapa aku mencekal tangannya. "Tidak perlu." Keseimbanganku hilang ketika aku melangkah kembali, bahuku tertabrak sesuatu yang membuatku melangkah mundur beberapa langkah. Wanita berjaket tebal itu menutup mulutnya dengan tangan, seorang wanita lain di sampingnya menggoyang-goyangkan lengan wanita berjaket tebal itu, mungkin berusaha menyadarkannya.
"Oh, maafkan aku. Kami sedang membahas sesuatu, dan aku tidak menyadari kalau ...."
Aku tersenyum tipis, berharap itu dapat menenangkan hatinya yang sepertinya tampak bersalah. Baru saja aku hendak kembali berjalan dan menggenggam pergelangan tangan Rodney, wanita berjaket tebal itu kembali bersuara.
"Apa kau baik-baik saja? Kau terlihat pucat."
"Blyhte?" Rodney memanggilku, tapi aku hanya ingin segera pergi dari area di di samping kanal ini dan mencari tempat lain agar aku dapat lebih leluasa bernapas. Kulemparkan senyum sekali lagi pada wanita itu dan segera berjalan menjauh, ingin sekali aku melemparkan sepatu boots yang tengah kugunakan ke dalam air dan berlari saja. Kepalaku mulai pening.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hunting the Werewolf [2022]
FantasyKepergiannya pada malam Halloween bersama Rodney Halard ke dalam rengkuhan hutan Cannock Chase mengantarkan Blyhte Alison pada sebuah fakta menakjubkan. Ketertarikannya pada makhluk mitologi semakin meluap kala bertemu dengan werewolf di aktivitas p...