XXIII - Sebuah Rahasia

84 15 3
                                    

Glenda menceritakan segalanya, beberapa kali tersendat lalu kembali melanjutkan. Darinya, aku mengetahui bahwa Demelza membenci manusia karena kekasihnya terbunuh oleh mereka. Tidak sepenuhnya benar karena menurut yang Glenda katakan, Cordelia mengatur segalanya, membuat para manusia menyerang kekasih Demelza yang berada dalam kondisi menjadi seekor serigala. Cordelia berhasil mengambil jantung werewolf itu sebelum Demelza tiba dan menyaksikan bahwa kekasihnya telah meninggalkannya. Sepuluh tahun lalu dan hingga saat ini, Demelza memeluk bara api kebencian pada manusia dalam kesalahpahamannya.

"Lalu apa yang dibutuhkan Cordelia dariku?" tanyaku terburu. Rodney tidak bayak bicara, tetapi pelukannya semakin erat.

Glenda menunjuk padaku dengan bibir yang terbuka sedikit. "Darah vampire yang bersembunyi di antara darah manusiamu yang dominan, Blyhte Alison. Werewolf akan keluar jika baumu tercium mereka. Beberapa vampire dan werewolf masih saling membenci, termasuk werewolf hutan Cannock Chase AONB, meskipun sebagian besar di dunia telah lama melakukan perdamaian." Melihatku yang tidak percaya, dia melanjutkan, "tidakkah kau sadar bahwa kecepatan larimu terlalu cepat dibandingkan manusia lainnya? Tidakkah kau sadar bau-bau di sekelilingmu tercium dengan jelas? Apakah kau berniat mengingkari bahwa matamu jauh lebih cepat dan peka menyadari sesuatu dari manusia lainnya?" Glenda berganti menunjuk Rodney. "Aroma laki-laki di belakangmu, seperti apa jika dia bahkan dalam jarak yang jauh darimu?"

Glenda mengatakan semuanya dengan cepat, tetapi semua hal yang dia ucapkan tidak dapat kutampik kebenarannya. Namun, bagaimana bisa?

"You are not a vampire," ujarnya, "but you got the blood."

Perkataan Glenda semakin membingungkanku. Rasanya dunia berputar dan angin-angin tak lagi terdengar. Hanya suara Glenda, dan detak jantung masing-masing dari kami.

"Satu-satunya keturunan kesekian dari pendahulumu yang mewarisi darah mereka di masa ini," jelas Glenda.

Bantahan itu keluar dari mulutku sebelum aku harus menutup mulut kembali. "Tapi orangtuaku tidak pernah--"

"Salah satu pendahulumu yang menikah dengan manusia yang saat ini tinggal di belahan dunia berbeda pernah memintaku menghapus dan memanipulasi ingatan keturunan mereka. Orangtuamu yang manusia biasa tentu saja tidak mengetahui hal ini. Kau generasi ketujuh dari pendahulumu itu," Glenda menatap ke jendela, "untuk menyelamatkanmu dari bahaya seperti kakakku, Cordelia."

"Lycaon adalah nama kekasih Demelza," tambahnya dan setelah itu, pintu kediaman Glenda terbuka lebar. Seorang laki-laki muncul dengan tatapan tajam menghunus.

"Mereka semua sudah aman. Demelza hampir keluar dari hutan untuk menyerang, tapi dia sudah aman dengan beberapa orang yang menanganinya." Warden menatap tidak suka ke arahku dan Rodney. "Kenapa mereka berdua bisa kemari?"

"Lycaon adalah kakak Warden." Glenda menatap Warden yang tegang.

Laki-laki itu mengerut tidak senang. "Tidak seharusnya kau memberi tahu mereka."

"Mereka memang seharusnya tahu, Warden," jelas Glenda, "Demelza mengincar Blyhte! Kakakku Cordelia juga menginginkannya!"

Dalam keributan di antara keduanya, aku melontarkan pertanyaan yang membuat baik Glenda maupun Warden terdiam. "Bagaimana caramu menghapus ingatan, Glenda? Bagaimana kau seolah tahu setiap aku akan datang? Kau ini sebenarnya apa?"

Glenda tersenyum anggun seperti sebelumnya ketika aku baru pertama kali tiba di sini. "Apa kau akan percaya? Witch."

Perjalanan kembali menuju Birmingham tidak begitu menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perjalanan kembali menuju Birmingham tidak begitu menyenangkan. Rodney menatapku tanpa henti ketika keluar dari cottage, sepertinya tidak berniat memercayai apa yang Glenda katakan. Dia terlihat lelah ketika melambaikan tangan di belokan jalan menuju Spring Rd.

Langit di Birmingham telah gelap ketika aku sampai. Ranjangku terasa sangat nyaman. Sangat hingga tanpa berusaha mengenakan selimut, aku telah tertidur lelap.

Esoknya aku terbangun dengan kondisi langit cerah. Awan-awan seputih susu dan roti yang kukonsumsi pagi ini. Kawanan burung mendapat kembali keberanian mereka untuk melintasi cakrawala. Semoga cuaca sesuai dengan perkiraan hari ini.

Rodney menemaniku berlari mengelilingi lapangan universitas. Aku ingin menguji seberapa lama tubuhku bertahan memutari lapangan yang sangat lebar ini. Mengabaikan peluh di dahi, kupercepat lari dan meninggalkan Rodney di belakang. Semoga harga dirinya tidak terluka dengan apa yang kulakukan.

"Come on, Blyhte Alison! Tinggalkan Rodney! Berlarilah lebih cepat, kau bisa!"

Aku menangkap sekilas keberadaan Ned yang tergelak dan bersorak berdiri di pinggir lapangan bersama Cael dan Shane yang dikelilingi para perempuan. Sejak kapan mereka di sana?

Pandanganku tertuju pada satu titik. Di putaranku yang kedua belas, napasku mulai menipis, tenagaku rupanya terkikis hangat matahari dan waktu. Rodney berlari ke tengah lapangan setelah putarannya yang kedelapan ketika aku melihatnya. Ia tidur telentang di tengah sana, tanpa peduli Ned yang bersorak mengejek.

Berapa lama aku berada di sini? Rumput-rumput hijau tidak mengajukan protes meski aku berulang kali menginjak mereka. Matahari semakin naik ke atas seiring waktu, udaranya hangat, tidak membakar seperti musim panas ataupun membekukan seperti musim dingin.

Glenda mungkin benar bahwa aku mewarisi darah vampire meskipun tidak dominan di dalam tubuhku. Lalu kejadian kala itu, yang menurut pengakuan Rodney bahwa aku terlihat seperti kehilangan kendali atas diriku sendiri dan menghajar tujuh laki-laki pemain basket di sekolah menengah atas hingga terluka dengan kuku yang memanjang mungkin memang petunjuk bahwa aku mewarisinya. Rodney semakin kesal pada perburuan werewolf yang dipimpin Cordelia, melarangku ikut kembali. Tanpa dilarang, aku yang saat ini tidak ingin menyerahkan diri dengan bodohnya pada Cordelia untuk menjadi umpan werewolf. Putaranku yang kelima belas selesai dalam waktu sepuluh menit seperti yang diteriakkan Rodney setelah dia mencoba mengecek waktu di jam tangannya.

Rodney memilih bungkam menanggapi apa yang telah didengarnya kemarin. Setelah mengetahui bahwa aku memiliki darah makhluk mitologi yang juga tidak dipercayainya seperti werewolf dan makhluk mitologi lain, tidak ada perlakuannya yang berubah. Tidak dapat kutebak apa yang kini tengah bersarang di benak laki-laki bermarga Halard itu.

"Ayo, makan!" Rodney menggandeng tanganku setelah berlari menghampiri, dia tersenyum manis. "Aku penasaran ada menu apa di kafetaria hari ini."

Awan kelabu benar-benar tidak datang hari ini. Birmingham cerah dan hangat seperti musim semi seharusnya. Shane melemparkan senyum ketika kami bertatapan, kemudian sibuk kembali menanggapi para perempuan di sekitarnya.

Langit gelap yang kukira tidak akan hadir kembali di langit Birmingham rupanya menunda kedatangannya. Beberapa hari setelahnya, Birmingham dirambati awan gelap yang berasal dari arah utara.

 Beberapa hari setelahnya, Birmingham dirambati awan gelap yang berasal dari arah utara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hunting the Werewolf [2022]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang