7||(・ัω・ั)

2K 76 0
                                    


Di suatu gedung tua yang minim cahaya terdapat 3 orang yang sedang diam dengan pikirannya masing masing.

Dion mematikan rokoknya lalu menatap ke dua temannya. Athar yang merasakan tatapan dari Dion beralih memandang Dion sambil mengangkat kedua alisnya.

Dion berdecih dan membuat Athar mendesah pelan.

"Lo kenapa sih Yon" tanya Athar pada Dion.

"Athalla" nada suara Dion yang rendah membuat arshaka yang dari tdi diam memainkan ponsel langsung mematikan ponselnya dan ikut mendengarkan.

"Kenapa dengan bocah itu?" Tanya Athar di balas anggukan cepat oleh arshaka.

"Iya Yon, emng kenapa sama Athalla?" Ucap arshaka cepat.

"Gara gara dia kenzia marah sama gue" geramnya.

Ia masih ingat saat Zora memukulnya hanya karna Atha. Kenapa Atha gak mati sih, biar Zora jadi miliknya.

"Yang masalah waktu itu?" Athar

"Hmm, siapa yg racunin Atha?" Tanya balik Dion.

" Si alfa Yon, katanya udah kesel sama kakaknya" jawab arshaka kembali memainkan hpnya.

"Cih kenapa gue yang di tuduh bangsat" marah Dion memukul sandaran sofa keras.

Athar dan arshaka terdiam lalu mengangkat kedua bahu mereka acuh.

'Dasar, gini memang kalau suka sama saudara sendiri'

•••

Zora saat ini berada di dalam kamarnya. Saat memasuki mansion utamanya ini, tidak ada satu pun penghuni rumah yang ia temukan. Tapi ini bagus menurutnya.

Zora berbaring di kasur empuknya dan bersiap memejamkan mata. Namun deringan telfon membuatnya berdecak malas.

Baby tha call...

Itulah tulisan yang terpampang di handphone berlogo apel gigit miliknya.

Zora tersenyum lalu melemparkan hp itu ke bagian kasur yang lain. 'pasti Evin memberitahunya' itu yang ada di pikirannya. Deringan handphone masih terus terdengar tapi tak membuat Zora terganggu. Perlahan mata cantiknya tertutup dan dengkuran halus keluar dari bibir ceri miliknya.

•••

Atha kesal, sangat kesal,. Apa ini? Kenapa Zora tak mengangkat telfon darinya. Apa jangan² Zora dapat masalah?… Nooo.... Okeh harus berfikir positif.

Sudah 8 kali ia menelfon tapi Zora sama sekali tidak mengangkat telfon darinya.

Tadi saat pulang sekolah, ia mencari Zora ke apartemen milik Zora tapi tak menemukan orang yang ia cari,. Setelah itu ia ke rumah pohon dekat danau tapi lagi lagi ia tak menemukan Zora.

Jadi Evan tidak berbohong? Trus bagaimana keadaan Zora sekarang, semoga perempuan itu baik baik saja.

•••

Jam menunjukkan pukul 21.20, Zora terbangun karna perutnya yang kini mengeluarkan suara...

Dia lapar....

Zora memutuskan turun ke bawah untuk makan. Ia mencuci muka dan menjepit rambutnya.

Sampai di tangga terakhir suara berat menghentikan langkahnya

"Masih ingat rumah kamu"

Zora memandang malas pria paruh baya di depannya. Di samping pria itu seorang wanita yang masih terlihat muda mengelus pelan lengan pria tersebut.

"Kenzia saya berbicara denganmu" ucapnya lagi

"Udah pah, jangan marah marah mulu" ucap wanita itu menenangkan suaminya

"Kenzi lapar sayang? Mau mama masakin?" Tanyanya pada Zora.

Zora memandang malas keduanya.
Garendra yang melihat tatapan anaknya seketika memerah menahan amarah.

"Kenzia mamah kamu bertanya" marah garendra pada anaknya.

"Dia bukan mamah saya" balas Zora santai

Plak.....

Tamparan itu membuat Zora menoleh ke samping, sudut bibirnya berdarah. Tapi senyum manis tercetak di bibir merah ceri miliknya

"Apa yang kau lakukan pah" marah Freya menatap suaminya

"Dia kurang ajar Freya"

"Mungkin kenzia belum Nerima aku, harusnya kamu tidak usah kasar padanya"

"Jangan membelanya Freya, anak itu memang harus di beri pelajaran. Jangan membelanya"

"HENTIKAN PERTENGKARAN KALIAN, SAYA MUAK" teriak Zora lalu pergi dari sana.

Teriakan itu membuat garendra dan Freya berhenti. Mereka memandang punggung Zora yang perlahan lahan pergi.

"Ini salah kamu pah" ucap Freya lalu pergi meninggalkan suaminya.
Garendra? Ia sama skali tidak merasa bersalah. Ia pergi ke ruang kerja miliknya.

Zora berjalan ke luar rumah. Tujuannya adalah taman. Ia ingin menenangkan diri. Di pintu keluar ia berpapasan dengan Dion.

Dion yang melihat sudut bibir Zora robek dan mengeluarkan darah membuatnya menggeram. 'apa yang pak tua itu lakukan pada kakaknya' itu yang ada di pikirannya.

•••

Di kamar bernuansa hitam putih, 2 lelaki yang kita ketahui adalah saudara kembar siapa lagi kalau bukan evin dan Evan.

"Zora kemana yah Vin" tanya Evan

"Balik rumah, emng kenapa?"

"Tadi Atha nyariin dia"

"Oh"

" Lo tau gak, yang niat racunin Atha waktu itu bukan Dion" evan.

Perkataan Evan membuat Evin memandang tajam saudaranya itu.

"Dari mana Lo tau?" Tanya Evin

"Shaka… temannya Dion"

"Terus siapa yang racunin?"

"Alfarezi farza shaidan" ucap Evan dengan nada datar dan raut wajah tenang.

"Ahaha dia mulai berulah?" Tawa Evin kencang. Siapapun yang mendengarnya bergidik ngeri.

"Yah, mari kita mulai permainannya" smrik Evan di balas anggukan oleh Evin.

Anda telah berada di
Akhir chatp.
Gerser ke bawah untuk melanjutkan
Bacaan❤️

BABY BOY || Athalla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang