17||(•‿•)

534 33 7
                                    


Bolehkah aku egois?,
-----------------------------------

Evin, Dio dan Atha sampai di taman belakang. Atha masih terlelap dalam gendongan Evin, Evin menatap saudaranya bersama dengan Zora. Ia lalu duduk di samping Zora yang masih setia memejamkan mata.

Pandangan Evin jatuh pada boneka pink di samping zora, ia menggelengkan kepalanya 'ini dia boneka yang membuatnya harus berkeliling untuk mencarinya' Evin segera mengambil boneka itu lalu menyimpannya di gendongan Atha.

Secara tidak sadar Atha memeluk bonekanya, muka tenang mulai ia tunjukkan di wajah imutnya, memang sedari tadi Atha tertidur dengan raut wajah gelisah. Evin tersenyum melihat itu.

"DIO BANGSAT" teriak Digo dari arah pintu masuk taman.

"Jan teriak bego" balas Dio sinis.

"LO KENAPA NINGGAL-"

TAK....
sepatu Evan melayang mengenai wajah Digo. Dio hampir saja meledakkan tawanya, pelaku? Dia hanya memandang datar ke arah Digo.

Digo masih terdiam di tempat mencoba mencerna apa yang terjadi. Zora membuka matanya lalu melihat kekacauan yang terjadi. Ia menghela nafas kasar melihat teman temannya itu. Pandangan terakhirnya jatuh pada wajah tenang milik Atha.

Ia mengelus pelan pipi Atha yang berada di pangkuan Evin lalu mengecupnya.

"Eughh" leguh atha

"Suttt bobo bagi boyy" ucap Zora menenangkan Atha dan membuat cowo mungil itu kembali tidur tenang.

Digo duduk di samping Dio yang masih menahan tawa. Terus matanya menatap tajam Evan sebagai pelaku yang melemparkan sepatu ke wajahnya. Ia bahkan melemparkan kembali sepatu itu kepada pemiliknya namun Evan masih bisa menghindar dan itu membuat Digo mendengus kesal.

•••

Bel pulang sekolah berbunyi, para murid merapikan alat tulis mereka lalu berjalan keluar untuk pulang, tak terkecuali dengan Atha.

Atha berjalan di ikuti Digo di belakangnya. Cowo itu membawakan tas milik atha, kenapa Atha tidak membawanya sendiri?

"Tas Atha berat digooo, bawain yah kalau nggak nanti Atha laporin ke Zora" ancaman Atha membuat Digo menelan ludah kasar, cowo itu tidak mau mendapat ceramah panjang dari zora.

Sampai di gerbang, sebuah mob hitam berhenti di depan Atha. Seorang bodyguard membukakan pintu untuk Atha, Atha menunduk lalu tersenyum pada bodyguard itu.

"Makasih paman" ucapnya imut dengan suara susunya.

Bodyguard itu sedikit memerah melihat keimutan sang tuan muda lalu menganggukkan kepalanya. Atha masuk ke mobil sedangkan bodyguard itu mengambil tas Atha yang berada di tanga Digo.

Mobil atha melaju meninggalkan pekarangan sekolah. Menyisakan Digo di sana, tak jauh dari tempat digo ada Zora yang masih memantau kepergian Atha. Zora mengambil motornya lalu membawanya mengikuti mobil Atha, perasaannya tidak enak untuk saat ini.

Zora berhenti di depan Digo lalu mengajaknya mengikuti Atha, tapi sebelum itu zora meminta Digo menelfon 2e dan Dio lalu diangguki oleh Digo.

Zora mengikuti mobil itu terlebih dahulu dan menyuruh Digo untuk menunggu yang lain. Setelah semuanya berkumpul kecuali Zora yang pergi duluan mereka bersama sama mengikuti mobil milik Atha.

Sampai di pertigaan mobil itu tidak berbelok menuju rumah atha melainkan ke arah sebuah hutan. Perasaan Zora semakin tidak enak.

Lain halnya di dalam mobil, Atha masih duduk anteng tanpa merasa terancam. Kedua bodyguard itu tersenyum dan itu dilihat oleh Atha.

'ah paman kau salah cari mainan' ucap Atha dalam hati

Anda telah sampai di akhir chapter
Geser ke bawah untuk melanjutkan bacaan ❤️

BABY BOY || Athalla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang