41.PAY FOR YOUR SINS

2.6K 236 31
                                    




Diantara kaca pembatas, kedua pasang mata itu saling menatap tajam. Sorot mata jeno penuh amarah pada pria tua yang ada diseberang sana yang mengenangkan baju tahanan. Begitu pun sebalik nya, tuan choi menatap bengis pada jeno karena semakin mendendam pada pria lee itu.

"kenapa kau menemui ku ?" desis tuan choi.

"bagaimana rasa nya ? Kau kalah, membunuh putri mu sendiri, dan sekarang hidup mu  juga akan hancur"

Tuan choi tertawa pelan, seolah apa yang diucapkan jeno itu adalah sebuah lelucon yang mengelitik perut nya.

"cih !! Kau jangan sombong dulu tuan muda lee. Aku masih bisa melakukan apapun yang aku mau termasuk keluar dari tempat sialan ini"

Jeno menganggkat alis nya sebelah, punggung nya ia sandarkan kebelakang dengan tangan yang bersedekap didada.

"benar kah ?? Bahkan setelah istri mu sendiri sudah melayangkan surat cerai dan turut menuntut mu atas kematian putri kalian kau masih akan bisa melakukan segala nya ? Huwaaa anda sangat hebat tuan choi"

Kekeh jeno sambil bertepuk tangan keras yang membuat rahang tuan choi mengeras, mata nya bergetar menatap marah pada jeno, tangan nya sudah gatal ingin menghajar wajah bocah itu.

"DASAR BOCAH SIALAN !!! TUNGGU AKU KELUAR DARI SINI AKAN KU HANCURKAN HIDUP LEE JENO !!!" teriak tuan choi sambil memukul-mukul kaca pembatas yang tebal didepan nya seolah sedang menghajar wajah jeno.

Jeno tersenyum miring, ia bangkit berdiri dengan tubuh tegap nya, menyelipkan kedua tangan nya disaku celana.

"bayar semua atas perbuatan keji mu tuan choi, atas kematian lia dan juga atas kesakitan kekasih ku renjun"

"BENAR-BENAR KAU BOCAH SIALAN !!! AKU AKAN MEMBUNUH MU LEE JENO...AKU AKAN MEMBUNUH MU DAN JUGA JALANG SIALAN MU ITU...."

Jeno meninggalkan tempat itu dengan raut wajah datar nya, mengabaikan teriakan tuan choi yang memaki dan mengancam diri nya.

Jeno menatap langit pagi ini yang cuaca nya terasa begitu cerah. Dia sedang ada ditaman dipinggiran sungai han saat ini. Entah kenapa kaki nya memilih melangkah untuk kemari setelah dari kantor polisi tadi.

Jeno memperhatikan orang² yang berlalu lalang. Entah itu untuk berolahraga, berkencan maupun ya mungkin bersantai seperti diri nya saat ini dengan keluarga mereka. Jeno juga melihat sepasang suamu istri yang sudah tua disana. Mereka duduk tak jauh dari diri nya yang hanya dibatasi oleh lampu taman saja.

Pasangan kakek dan nenek itu tampak begitu bahagia, mereka sangat menikmati hari tua mereka dengan menyenangkan. Dengan saling menggengam tangan memamerkan kemesraan mereka seolah mengatakan pada dunia dan manusia nya bahwa mereka bahagia saat ini.
Senyum jeno terulas tipis, mendadak ia terpikirkan akan renjun.

Helaan nafas ia hempaskan, mata nya menatap air sungai yang mengalir tenang pagi ini. Terlihat berkilauan karena bias cahaya matahari.

Renjun.

Memikirkan pria itu saat ini selalu berhasil membuat mata jeno berkaca-kaca. Ia tidak tahu betapa berat nya renjun menjalani hidup nya selama ini.

Dan jeno yakin, saat ini adalah titik terendah renjun, yang membuat anak itu sangat² merasa ketakutan pada dunia yang selalu memberikan nya hal yang menyakitkan.

Renjun nya yang malang.




Jeno menatap dari balik kaca dipintu rawat itu. Ia menatap bagaimana renjun mengelus perut nya dengan tatapan kosong. Ini sudah masuk 1 pekan. Dan selama itu mereka masih belum boleh menemui renjun. Tapi jeno akan selalu mendatangi renjun seperti hari ini.

WANT YOU🔞 [NOREN] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang