“Sedih, ya, gak jadi liburan bareng.”
“Ngapain sedih? Harusnya senang, dong. Kan besok udah resmi jadi istrinya Mas Andra.”
“Iya, tahu. Tapi rencana kita after graduation gagal.” Soraya cemberut. Sedikit kecewa lantaran rencana liburan bareng Bunga setelah lulus terpaksa batal, tepatnya dibatalkan. Yang harusnya mereka have fun merayakan status barunya sebagai freshgraduate atau sebutan kasarnya sebagai pengangguran baru, kini cuma bisa tinggal di rumah tanpa boleh pergi ke mana-mana dan melupakan salah satu dari rencananya.
Ada beberapa kesamaan dari wishlist mereka tahun ini. Pertama, mereka pengen liburan ke luar kota, minimal ke Bali atau entah kota mana pun yang penting luar kota. Kedua, cari lowongan pekerjaan di satu perusahaan sama. Rencananya sebulan setelah menganggur mereka akan membuat resume diri dan surat lamar buat dikirin ke perusahaan incarannya itu. Bukan hanya satu perusahaan kok, tapi ada banyak sekian daftar nama perusahaan dan tidak masalah mereka kerja satu perusahaan atau beda—namanya nasib orang siapa yang tahu? Ketiga, setelah menikmati dunia kerja selama kira-kira dua atau tiga tahun, mereka juga punya rencana buat lanjutin S2 bareng meski orang tua Soraya sebelumnya lebih suka jika putrinya lanjut kuliah setelah jadi sarjana.
Kira-kira begitulah rencana mereka sebagai pasangan teman yang saling mengerti satu sama lain. Hubungan pertemanan mereka begitu kuat, hampir seperti ikatan seorang saudara kandung. Tapi semua skema rencana hidup mereka terpaksa dibatalkan. Mereka dilarang pergi, lebih tepatnya hanya Soraya. Bunga bebas melakukan semua itu, tapi tanpa temannya ini roman-romannya terasa ganjil.
Hanya Soraya yang dilarang pergi selama sepekan ini, bahkan keluar rumah sebentar cuma buat ke mini market terdekat buat beli ice cream pun dilarang keras. Dia pasti kena omelan ibu sama ayah yang gayanya sudah seperti pelatih kedislipinan saja di sekolah akademi polisi. Mengingat acara pernikahannya bersama Andra akan digelar pada esok hari, maka larangan ini itu mulai diberlakukan. Sehingga keluarganya terutama sang ibu, memberinya aturan ketat supaya tetap di dalam rumah sampai nanti dia resmi menikah.
Soraya agak bete dipaksa diam di rumah selama itu. Belum lagi empat hari ini dia tidak diizinkan bertemu Andra. Jika kemarin-kemarin Andra masih boleh main ke rumah, H-4 sebelum pernikahan dia terus dilarang datang. Kalau ibu bilang sih, pamali ketemu pasangan sebelum
acara. Dan Andra pun hampir sama seperti dirinya sekarang, dilarang ke luar rumah sampai jangka tertentu. Bedanya Andra tidak mudah bete karena dia suka bergaul sama kerabatnya yang berbondong-bondong ke rumah, sementara itu jumlah teman Andra banyak yang tak mau kalah dari kerabatnya buat datang ke rumah.Hiburan Soraya di rumah kalau main sama sepupunya, anak-anak dari saudara ayah dan ibunya, yang jauh-jauh dari luar kota kemari dan menginap di rumah. Selama beberapa hari ini rumahnya terus ramai, tiada hari tanpa suara. Obrolan terus masuk dari segala ruang. Mulai dari teriakan anak-anak kecil, para ibu sibuk mengurus tetek bengek berhubungan sama acara, dan para bapak-bapak merumpi dengan jokes khas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lionhearted [✔]
Romance[Hotsy-Totsy 2.0] Soraya ngebet pengen rasain dunia orang pacaran, lantas mendekati sang barista kafe langganannya. Menurutnya, Andra lumayan cocok jadi pasangannya setelah dia gagal mendapatkan cinta pertamanya. Sementara Andra yang sedang di fase...