⏳ what's wrong (3)

804 183 28
                                    

Sudah nyaris satu minggu tinggal di Paris, tapi belum banyak yang mereka lakukan di sini selain keliling kota untuk mengenali tempat dan menghapal jalan, terutama bagi Soraya yang masih awam sama kehidupan kota Paris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah nyaris satu minggu tinggal di Paris, tapi belum banyak yang mereka lakukan di sini selain keliling kota untuk mengenali tempat dan menghapal jalan, terutama bagi Soraya yang masih awam sama kehidupan kota Paris. Adam sama Esmee cukup banyak menolong mereka dengan mengenalkan beberapa tempat seperti pusat perbelanjaan salah satunya supermarket asia, daerah yang wajib mereka kunjungi yang jarang diketahui para turkis, juga restaurant Indonesia di Paris jika mereka rindu pada kampung halaman. Tak lupa bagi Adam menasehati supaya mereka lebih berhati-hati jika berpergian, Paris lumayan banyak copet dan para scammer yang berkeliaran di tempat-tempat wisata. Bahkan hampir setiap mereka pergi ke suatu tempat ada banyak gelandangan di jalanan. Dan apa hal yang harus mereka lakukan jika ingin berpergian jauh menggunakan transportasi umum.

Hubungan Soraya sama Andra masih baik-baik saja sejauh ini. Mereka selalu bersama, sejauh ini belum pernah berpergian sendirian. Andra selalu ada di sisi Soraya; Soraya pun sebaliknya. Mereka seperti pasangan istri baru pada umumnya yang tidak bosan bersikap manis dan penuh cinta satu sama lain. Adam sering menggeleng takjub dengan kemistri yang mereka pamerkan itu, dan seringkali berkata dengan nada jenaka kalau dia iri lihat mereka masih bisa bermesraan tanpa ada gangguan, sementara dia kini sudah punya Beaunjadi mesra-mesranya sering kebagi sama sang bayi—Adam bukan menyalahkan anaknya, dia justru bersyukur dikaruniai satu bayi menggemaskan.

Kata-katanya itu selalu diakhiri dengan, “Kapan rencana kalian punya momongan?” membuat Soraya bergeming dengan punggung menegang.

Pada dasarnya rencana berangkat ke Paris dipercepat dari semestinya, sementara jadwal masuk kuliah Andra terjadi pada bulan depan. Alasan dipercepat karena mereka mau sekalian bulan madu, tapi rencana itu telah berantakan lantaran Soraya masih belum berani untuk memenuhi kebutuhan Andra di ranjang. Sehingga pikirannya sering berkecamuk pada satu masalah itu. Meski Andra sering mengatakan baik-baik saja dan akan menunggu sampai Soraya siap, namun dia tahu di balik kesiapannya itu ada sebuah penderitaan.

Diam-diam Soraya sering murung memikirkan kegagalannya menjadi seorang istri. Ketakutan-ketakutan itu terus menganjal di hatinya. Jam tidurnya sering tak teratur, dia sering bangun di samping Andra yang terlelap tidur. Atau diam-diam kabur ke kamar mandi hanya untuk menangis.

Soraya merindukan dirinya yang dulu. Merindukan kebebasannya di masa lalu yang suka bertingkah tanpa adanya tekanan, serba blak-blakan, dan kehidupan zona nyamannya. Dia merindukan rumah. Merindukan nasehat dan omelan orang tua dan kakaknya. Rindu satu-satunya teman terbaiknya, Bunga. Rindu menulis, rindu pergi ke kampus, rindu ke kafe ... ah, dia rindu semuanya. Semua kehidupan dulunya itu.

Dia tidak bisa membicarakan hal ini kepada Andra. Kelemahannya hanya akan menghambat impian Andra. Tindakannya mungkin salah memendam segalanya sendiri mulai saat itu, tapi apa yang dilakukan Soraya demi kebaikan pasangannya juga. Kalau Andra terus memikirkan keadaannya yang serba belum siap ini, bagaimana dia bisa berkembang di kota ini? Maksudnya Andra harus mulai mengejar ketertinggalannya yang sudah diimpikannya sejak dulu, dan posisi Soraya sekarang hanya akan jadi hambatan kalau terus bergantung padanya.

Lionhearted [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang