“Gak tahu, belum dibales. Gak tahu, sebel aku! Arghhhh ... Bunga! Aku harus gimana, dong?!”
Soraya udah kayak orang gila teriak-teriak sendirian di taman kampus dengan ponsel di tangan dan earphone di telinga. Enggak ada siapa-siapa di taman kampus siang itu. Cuma dia yang semata-mata duduk di kursi teras dari beton sejak satu jam lalu. Paling beberapa orang numpang lewat di jalan dan tidak memerhatikan dirinya yang duduk.
Maklum sih, weekend gini jarang ada mahasiswa di kampus. Palingan mahasiswa kelas Sabtu & Minggu—itu pun gedung kuliahnya di bagian Barat paling pojok—sama mahasiswa yang tergabung dalam organisasi. Sementara Soraya bukan bagian dari keduanya. Weekend ini dia ke kampus semata-mata demi bimbingan skripsi sama dosen pembimbingnya, Bu Ella. Berhubung beliau lagi ada rapat di kampus.
Soraya yang enggak punya teman lagi di kampus hari itu terpaksa telepon Bunga meski tahu temannya hari ini lagi sibuk banget di rumah. Untung enggak lama Bunga langsung terima teleponnya, kalau enggak, kayaknya Soraya bakalan ngoceh sendirian di taman kampus siang itu.
Dia bete karena chat-nya belum dibalas Bu Ella. Janjiannya kan mereka ketemuan sekitar jam satunan, tapi setelah sekitar jam satunan dia di kampus, Bu Ella enggak ada kabar lagi. Sampai dia terpaksa menunggu satu jam di taman kampus—yeah, barangkali rapatnya belum selesai. Soraya berusaha positif thinking dan tetap sabar meskipun jenuh.
Tingkat kesabarannya langsung diuji setelah Bu Ella merespon pesannya. Memberi kabar bahwa ternyata rapat hari itu terus berlanjut hingga sore hari. Kalau Soraya mau menunggu, mereka bisa ketemu cuma waktunya terbatas. Sore sekitar jam empat Bu Ella ada urusan lain. Lalu jika hari ini gagal bimbingan, berarti pertemuan berikutnya terjadi di hari Rabu, setelah Bu Ella pulang dari luar kota.
Soraya langsung merengek di telepon sama Bunga. Menyesali keputusannya dulu memilih Bu Ella yang terkenal sebagai dosen sibuk, si penggila rapat, sebagai dosen pembimbingnya. Banyak pilihan dosen pembimbing waktu itu, tapi kenapa dia pilih Bu Ella, sih.
Entahlah, dia sendiri lupa alasannya dulu. Atau mungkin karena Soraya mau satu dosbing sama Bunga biar bisa bimbingan bareng ke kampus. Yeah, mungkin itu alasannya.
Ada minus, pasti ada nilai plusnya juga. Selain dosen sibuk si penggila rapat, Bu Ella juga galak. Kalau ngajar di kelas wajahnya selalu serius, jarang ketawa sama mahasiswa di kelas. Terus pas lagi presentasi gitu, kalau bisa semua mahasiswa aktif bertanya. Enggak ada pertanyaan maka Bu Ella yang akan bertanya atau menunjuk langsung satu mahasiswa untuk bertanya.
Misal lagi si mahasiswa siswa yang ditunjuk bingung nanya, Bu Ella akan menyuruh tim presentasi mengulangi lagi materinya. Rotasi presentasi mata kuliah Bu Ella selalu begitu. Agak serem.
Untung Bu Ella bukan tipe dosen galak yang pilih kasih. Tahu kan, dosen galak pilih kasih? Tipe dosen yang lebih menyayangi mahasiswa pintar dibanding mahasiswa biasa-biasa saja, yang selalu dianggap transparan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lionhearted [✔]
Romance[Hotsy-Totsy 2.0] Soraya ngebet pengen rasain dunia orang pacaran, lantas mendekati sang barista kafe langganannya. Menurutnya, Andra lumayan cocok jadi pasangannya setelah dia gagal mendapatkan cinta pertamanya. Sementara Andra yang sedang di fase...