Mimpi apa ya, aku semalam? Mimpi ketiban duren juga enggak, deh.
Soraya bawaannya pengen senyam-senyum mulu. Pas selesai makan dia terus melamun sambil lihatin Andra yang masih makan di bangku depannya. Kalau Andra melirik ke arahnya, dia buang muka lagaknya enggak lihat apa-apa. Mukanya langsung berpaling ke arah lain. Pura-pura lihat jalan raya lewat jendela kaca besar di sebelah kirinya.
Hihihi, rejeki nomplok.
Dia terus bergumam kesemsem bak ABG yang baru merasakan yang namanya cinta monyet. Bahkan tanpa malu-malu tangannya menyentuh kening bekas kecupan Andra pas di mobil tadi. Wajahnya yang sudah merah padam, semakin merah bak tomat. Lebih-lebih sekarang dia merasa panas, sementara ruangan dalam itu pakai AC.
Saking tidak terbiasanya dikasih kejutan begini, dia sampai mendekatkan gelas minuman dinginnya ke wajah. Berharap gelas kaca yang dingin berkat es ini dapat mendinginkan wajahnya.
Tenang, Aya. Tenang ....
Sambil terus menyuruh dirinya agar tenang. Terutama jantungnya degdegan kayak orang kesurupan.
Mungkin Mas Andra pas itu refleks. Iya, kan? Siapa tau gitu.
Tindakan Andra itu di luar dugaanya. Wajar kalau Soraya jadi kayak udang rebus, kepanasan begitu. Malu, senang, dan heran semua perasaannya campur aduk. Pikirannya sering mengacau dengan segala lamunan. Reaksinya pun tidak bisa dibilang biasa-biasa saja semenjak dapat kecupan di kening. Soraya merasa dirinya ini aneh. Lebih aneh dibanding reaksinya dulu waktu bersama Tian.
Coba pikirkan sekali lagi. Dulu bersama Tian dia tidak seperti ini. Mungkin benar dia sama-sama mengalami syok dan jantungnya berdetak kencang secara tak normal, tapi Soraya tidak merasa demikian aneh setelah apa yang dilakukan Tian padanya pada malam itu—sama-sama di dalam mobil pula. Sedang bersama Andra semua ini terdengar jauh lebih gila dan luar biasa.
Andra tidak perlu melakukan apa yang pernah dilakukan Tian kepadanya. Tindakannya lebih sederhana dibanding Tian dulu. Namun, perilaku kecilnya itu justru lebih bermakna hingga membuat Soraya hilang kewarasannya.
Benar. Sepertinya Soraya lebih menyukai perhatian kecil namun sering berulang, bukan sesuatu yang besar dan hanya terjadi sekali dalam seumur hidup. Soraya menginginkan itu, lalu Andra memberikannya.
Andra yang telah selesai makan, lantas memandang serautnya dengan seksama. Dia tersenyum geli lihatin Soraya yang gampang sekali salah tingkah bersama upaya sia-sianya menghindari atensinya.
“Mau sampai kapan keningnya dipegang terus?” selorohnya sengaja ingin menggoda gadis ini.
Soraya menurunkan tangannya dengan panik. Wajahnya terus mengeluarkan semburat merah. Dia lucu sekali terlihat malu-malu begini di depannya. Sosok Soraya yang biasanya tidak tahu malu itu hilang sesaat, berubah menjadi sosoknya sekarang ini, pemalu. Tadinya Andra berniat mengacak kepala Soraya karena terlalu gemas sama kelakuannya ini. Hanya saja, dia merasa tindakannya itu akan semakin membuat Soraya salah tingkah. Jadi, Andra menahan dorongan untuk melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lionhearted [✔]
Romance[Hotsy-Totsy 2.0] Soraya ngebet pengen rasain dunia orang pacaran, lantas mendekati sang barista kafe langganannya. Menurutnya, Andra lumayan cocok jadi pasangannya setelah dia gagal mendapatkan cinta pertamanya. Sementara Andra yang sedang di fase...