Apa ini? Lah, kok ....
Soraya bengong heran dengan kerutan di dahi. Memandangi penampakan bangunan di depan mata yang terlihat beda jauh dari gedung apartemen sebelumnya. Dulu gedungnya berwarna abu-abu gelap cenderung hitam jika diamati dari kejauhan, bukan coklat muda cenderung putih. Ia jelas masih ingat seperti apa tempat tinggalnya di Paris itu, terutama di sebrang jalan apartemen paling ujung dekat kafe ada sebuah bangunan rumah tempat laundry. Soraya sering ke sana untuk melaundry-kan pakaian kotornya. Lalu kini, saat dia berbalik bangunan itu sudah tiada.
Bagian paling menonjol bangunan di depannya itu lebih terlihat seperti rumah alih-alih apartemen.
“Mas Andra, ini apartemen siapa?”
“Punya kitalah,” jawabnya tanpa mendongak lantaran orangnya masih sibuk mengatur barang bawaannya yang lumayan banyak. Kebanyakan isi di dalam koper milik Soraya yang secara khusus telah disiapkan oleh ibu mertua sama ibunya demi perawatan kehamilannya itu.
Soraya menoleh ke arahnya. Lihat betapa bingungnya ekspresi wajah itu. Masih mengira kalau mereka salah alamat. Jelas-jelas bangunan di depan beda dan bukan tempat apartemen mereka.
Andra masih belum menjelaskan ketika Adam keluar dari balik pintu hitam bangunan tersebut, diikuti istrinya—Esmee—dan satu perempuan lagi yang terlihat paling dewasa. Mungkin usianya ada di antara kepala empat.
“Bonjour.”
Sapaan itu melolong dari masing-masing mulut ketiganya demikian Soraya, yang langsung dapat ciuman pipi kiri dan kanan dari ketiganya sebelum pelukan hangat. Andra pun mendapatkan respon sama. Orang Prancis memang suka mencium pipi kiri dan kanan orang yang mereka temui sebagai salam, dan tidak peduli mau itu laki-laki atau perempuan.
Adam sudah lama tinggal di sini dan istrinya sendiri orang Prancis asli. Dia telah terbiasa akan budaya masyarakat setempat di kota yang mendapatkan julukan The City of Love ini. Berbeda dengan Soraya yang dulu sempat canggung dan kaget saat pertama kali dapat ciuman pipi dari orang yang mereka temui di Paris.
“Wah ... wah ... udah gede aja perutnya,” seloroh Adam seraya menepuk pundak teman sejak sekolahnya itu dengan wajah penuh bangga. Seolah tak menyangka jika temannya ini akan menjadi seorang ayah mengikuti jejaknya. Itu berarti di antara mereka bertiga tinggal Sabo yang masih berstatus lajang.0
“Segini aja barang bawaannya?”
“Iya.”
“Biar kubantu.” Adam mengambil satu koper dan tas jinjing travel. Lantas menyuruh mereka berdua agar masuk dalam. Esmee sempat mengajak Soraya jalan bareng, tapi segera menolak dengan halus lantaran ada yang ingin ditanyakan sama Andra. Sehingga memilih jalan tertinggal di belakangnya.
Soraya menyenggol lengan sang suami sekali. “Mas Andra gak salah apart, kan?”
“Enggak kok.”
“Terus?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Lionhearted [✔]
Romance[Hotsy-Totsy 2.0] Soraya ngebet pengen rasain dunia orang pacaran, lantas mendekati sang barista kafe langganannya. Menurutnya, Andra lumayan cocok jadi pasangannya setelah dia gagal mendapatkan cinta pertamanya. Sementara Andra yang sedang di fase...