Part ini agak dewasa 🔞 harap hati-hati.
Ini tidak semudah yang ia bayangkan. Mereka terus berakhir pada fase yang sama. Sehingga kemauan untuk melanjutkan ke tahap berikutnya berujung sia-sia belaka. Mereka menyerah, tepatnya Soraya yang menyerah duluan. Andra hanya menghela napas, lalu berlari ke kamar mandi untuk merilekskan bagian miliknya yang tegang.
Kepergian sang adam meninggalkan sang hawa merenung diam di kamar. Perasaannya kembali campur aduk. Rasa malu terhadap pasangan dan rasa takut bahwa mungkin dia mengalami kelainan perilaku yang menyimpang kian menggerogoti kepercayaan dirinya, yang perlahan-lahan hanyut dalam kubangan penyesalan. Soraya begitu bersalah telah meminta Andra melakukan hubungan sia-sia. Yang justru hanya menyiksa dirinya tanpa ampun. Entah mau sampai kapan mereka begini.
Apa yang harus dia lakukan? Dia tidak tahu. Sungguh! Hal yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah menangisi ketidakberdayaannya dan mempertanyakan statusnya ini sebagai seorang istri. Kenapa begitu sulit untuk berhubungan badan bersama suaminya sendiri? Soraya mengigit bibir bawahnya. Mengabaikan derai air mata yang membasahi wajahnya.
Mungkin Helene benar bahwa dia sengaja mempertahankan mahkotanya karena berpikir hubungannya bersama Andra tidak akan pernah berhasil. Mungkin dia telah merancang semua ini di kepala sejak meragukan keputusannya untuk menikah muda. Tapi kenapa? Bukankah dia sangat menginginkan Andra. Bukankah dia mencintainya?
Andra yang telah kembali dalam keadaan segar, terkejut mendapati Soraya menangis di kasur. Spontan dia mendekat dan naik ke sisinya demi membelai pipinya yang basah.
“Kenapa nangis?”
Soraya menggeleng. Giginya terus mengigit bibir, membuat Andra khawatir. Takut apabila kebiasaannya itu menyakiti dirinya sendiri.
“Kamu gak salah apa-apa. Kamu cuma belum siap aja,” ujar Andra mencoba menghiburnya.
“Aku yakin udah siap kok.”
“Mungkin timing-nya kurang pas.” Andra membelai kepalanya sambil merapikan pakaian Soraya yang sedikit berantakan. “Jangan nangis lagi. Kalau kamu nangis bukannya jadi jelek malah tambah cantik.”
Soraya tersenyum tipis. Dia menyentuh lengan Andra yang bergeming. “Kita coba lagi, ya?”
“Aya.”
“Please ...!” ucapnya memelas.
Andra mendesah, lalu mengangguk. Kalau dia menolak ajakannya, justru menyebabkan sang istri berpikiran negatif. Andra mulai memahami kebiasaannya tersebut. Tapi dia hanya rebahan di sisinya dengan tangan kiri menahan beban tubuhnya. “Gimana kalau kita ngobrol-ngobrol dulu?”
“Soal apa?”
“Apa aja,” katanya sambil terus membelai kepalanya. Kadang-kadang dia akan mengecup kening, hidung, dan bibirnya. Lalu membelai wajah dan terus tersenyum memandanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lionhearted [✔]
Romance[Hotsy-Totsy 2.0] Soraya ngebet pengen rasain dunia orang pacaran, lantas mendekati sang barista kafe langganannya. Menurutnya, Andra lumayan cocok jadi pasangannya setelah dia gagal mendapatkan cinta pertamanya. Sementara Andra yang sedang di fase...