Apartemennya enggak besar-besar amat, lumayanlah buat ditinggali sepasang. Rencana awal kalau Andra belum nikah dia bakal tinggal di asrama khusus mahasiswa dari negaranya asal atau paling tidak asrama kampus. Rencana itu tetap sama misal Soraya tidak ikut tinggal bersamanya ke Paris. Berhubung ikut rencana pun berubah, dia memutuskan menyewa sebuah apartemen bekas tempat tinggal Adam dulu, yang jaraknya lebih dekat sama pusat kota dan kampus lumayan tidak begitu jauh.
Dari pintu masuk ke dalam apartemen maka langsung menuju ke ruang tamu sekaligus tengah. Lorong dekat pintu utama cukup kecil sehingga di situ hanya ada rak sepatu dan gantungan. Di ruang tamu hanya ada satu sofa panjang dan satu meja tamu oval dari kayu. Tidak ada sekat antara ruang tamu dan dapur yang langsung menyatu. Menoleh ke kanan kalian akan menemukan sebuah dapur minimalis lengkap dengan kicten set, peralatan masak, kompor, dan meja bar malfungsi yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat makan dengan kursi stool. Lalu persis sebelah kiri wastafel tempat cuci piring ada kulkas dua pintu. Perpaduan warna abu-abu dan stainless steel menambahkan kesan dewasa dan kalem pada ruangan tersebut. Menoleh ke kiri ada dua pintu berbeda: pintu hitam itu kamar pribadi mereka; pintu putih merupakan kamar mandi.
Entah berapa banyak yang Andra keluarkan demi menyewa apartemen ini. Walaupun tidak mewah dan besar, tapi tempatnya cukup bagus, enak dipandang, dan nyaman. Soraya belum pernah bertanya berapa uang yang dikeluarkan Andra menyewa apartemen ini. Belum lagi nanti biaya hidup mereka sehari-hari dan tanggungan lainnya. Dia juga tidak tahu berapa banyak tabungan yang dimiliki sang suami. Suaminya sendiri tidak pernah membicarakan sekalipun soal tabungannya padanya dan dia pun tidak pernah punya niatan untuk bertanya.
Dulu mungkin tidak begitu tertarik buat tahu, tapi sekarang dia pengen tahu seberapa banyak nominalnya. Bukan untuk menilai seberapa mampu Andra menghidupinya sehari-hari, dia hanya ingin menyesuaikan supaya bisa hidup lebih menghemat. Selama ini dia tidak pernah boros dan kini setelah menyandang status baru sebagai seorang istri, dia harus pandai mengelola keuangan. Bodohnya dia tidak pernah bertanya-tanya masalah ini sama ibunya yang sudah berpengalaman. Soraya menyesal karena belum mempersiapkan diri sebagai istri dengan baik.
Mengagungkan konsep “let if flow” lama-lama tidak baik juga. Orang-orang seperti dirinya harus bertindak lebih matang jika ingin menyesuaikan diri ke kehidupan barunya. Mustahil kan, dia jadi istri asal-asalan. Dia harus lebih giat mencari tahu apa saja yang dilakukan para istri di luar sana. Kata-kata “istri” sebetulnya masih terdengar baru dan sedikit aneh. Tapi dia harus terbiasa sama julukan barunya itu.
Soal tabungan, Soraya juga punya tabungan sendiri dan Andra pun tidak tahu jumlah tabungan yang dimilikinya malahan belum pernah bertanya. Namun, dia tidak pernah berpikir bahwa tabungannya lebih besar dari Andra. Soraya hanya lulusan sarjana baru yang belum punya pengalaman kerja. Tabungan itu hanya uang bulanan rutin yang diberikan orang tuanya, uang jajan yang disisihkan sedikit demi sedikit sebagai tabungan. Terus ditambah uang bulanan dari Ansel semenjak kakaknya itu bekerja. Soraya tidak pernah minta, tapi Ansel selalu memberinya rutin setiap bulan. Yang terakhir uang tabungannya berasal dari hasil penjualan bukunya. Jumlah uang itu lumayan untuk memperbanyak isi tabungan Soraya yang jarang dia ambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lionhearted [✔]
Romance[Hotsy-Totsy 2.0] Soraya ngebet pengen rasain dunia orang pacaran, lantas mendekati sang barista kafe langganannya. Menurutnya, Andra lumayan cocok jadi pasangannya setelah dia gagal mendapatkan cinta pertamanya. Sementara Andra yang sedang di fase...