"Gracia!!" Teriak vero hingga bergema
Gracia yang baru selesai memakaikan chiko seragam sekolah, segera bergegas menghampiri papahnya
"Iya pah kena-"
Plak
Tamparan keras dari Vero mendarat tepat dipipi mulus Gracia
"Pah?" Kaget gracia sambil memegang pipinya yang panas
"Apa ini maksudnya?!" Tanya vero sembari memperlihatkan kertas putih didepan wajah gracia
"Shani menceraikan kamu?!"
Gracia terkejut bukan kepalang
"Ke-kenapa kertas itu ada dipapah?" Tanyanya gugup
"Papah tanya, kenapa bisa shani menceraikan kamu?!" Teriak vero didepan wajah putri sulungnya itu
Gracia meringis ketakutan
"Jawab!!"
"Kakek, jangan bentak-bentak mamih" tiba-tiba saja chiko datang dan langsung memeluk gracia
"Kamu diam" tunjuk vero kepada chiko
Shinta yang sedari tadi diam saja, kini ia menghampiri suaminya
"Ver, sudah ya kasihan gracia. Lebih baik kamu berangkat nanti telat" pinta shinta kepada suaminya
"Aku gak perduli. Gracia, jawab papah!" Lagi, vero membentak gracia
"Kamu tau gak! Kalau semua yang kita miliki, itu berkat keluarga mereka?!"
"Dan keluarga mereka juga lah yang sudah membantu papah, gre"
Gracia menatap vero "bukankah papah yang membantu mereka?"
"Kamu salah gracia. Papah lah yang memohon kepada Boby untuk bisa kerjasama dengan perusahaan papah yang sudah hampir bangkrut ini"
"Sekarang jawab. Kenapa shani menceraikan kamu?" Tanya vero terus menekan
"A-aku sudah-"
"Kakek jahat sama mamih hiks hiks" ucap chiko dan berlari keluar
"Chiko..." panggil gracia dan segera menyusul chiko
"Hiks hiks,, aku kangen mimih shani" tangis chiko
"Mimih" panggil chiko
"Chiko" panggil gracia dan menatap putranya dengan sendu
"Mamih hiks hiks,, chiko mau pulang"
"Chiko kangen mimih" sambungnya dengan masih menangis
Segera gracia mendekap putranya dengan erat
"Iya nanti kita pulang ya sayang" ucap gracia seraya menenangkan chiko
"Chiko" seketika shani menyebut nama chiko disela sarapannya bersama fiony dan adel
"Kak shani kenapa?" Tanya fiony
"Ah engga" jawab shani
Fiony menganggukan kepalanya
"Kenapa aku jadi teringat chiko?" Batin shani
"Kalau gitu kakak berangkat"
"Loh kak, belum habis sarapannya" ucap fiony
"Kakak sudah kenyang. Kakak titip adel" segera shani berjalan keluar
Fiony hanya menatap bingung shani
"Fiony" panggil adel
"Iya sayang"
"Kak shani kenapa?"