if you ever move on without me i need to make sure you know that you are the only one i'll ever love.
▪︎▪︎▪︎
Mile mulai terganggu dari tidurnya ketika merasakan teriknya matahari menerpa wajahnya. Ugh, sudah siang hari saja?
Ia kemudian sedikit menggeliat, efek alkohol yang semalam ia minum masih terasa, kepalanya sakit bukan main. Berapa banyak aku minum semalam? pikirnya. Sahabatnya, Tong dan Jeff mengajaknya berpesta untuk merayakan putusnya ia dengan Na, dan tentu saja, Mile tidak dapat menolaknya. Ia butuh pengalihan dari segala perasaannya pada Na.
Tidurnya semakin terusik ketika ia mendengar suara seseorang, "Tidurmu terganggu?" dan yang ia rasakan selanjutnya adalah sinar matahari tak terasa lagi di wajahnya.
Ini aneh.
Sangat teramat aneh. Apa ini efek dari alkohol yang ia minum terlalu banyak semalam?
Dengan mata yang masih terpejam sedari tadi, Mile berusaha untuk kembali ke alam mimpi, mengabaikan hal aneh tadi. Ia terlalu malas untuk bangun.
Tetapi, Mile kembali merasakan keanehan. Ia merasa seperti kepalanya dielus seseorang. Terasa sangat lembut dan hati-hati, seolah-olah Mile akan rusak dengan sentuhan itu.
Tunggu dulu, ia tinggal sendiri di apartment. Tong dan Jeff meskipun menginap tidak mungkin akan mengelus kepalanya seperti ini. Na juga tidak akan berada disini karena ia telah mengakhiri hubungan mereka kemarin siang.
Mile berpikir keras, ketakutan mulai menerpanya. Bagaimana jika itu hantu? Apa yang harus 'ku lakukan? Apabila itu pencuri? Aku harus bagaimana? Tetapi, mana ada pencuri yang mengelu-. Pemikirannya terputus saat ia kembali mendengar tawa seseorang, yang diikuti dengan suara, "Bahkan saat tidurpun, kau terlalu banyak berpikir." Tidak sampai disana, tiba-tiba terdapat sapuan lembut pada dahinya. Lembut sekali.
Mile semakin takut. Tetapi rasa penasaran jauh lebih dominan dari rasa takutnya. Maka dengan sisa-sisa keberanian yang ia kumpulkan, Mile membuka matanya perlahan.
Hal yang pertama ia lihat adalah seorang lelaki. Kulit kecoklatannya tampak manis dibalut dengan sinar matahari. Bibirnya tipis dan penuh, dengan mata coklat kehitaman yang indah.
Lelaki ini, siapa? Mile tidak mengenalinya.
Mile menatap lelaki itu dengan kebingungan. Ia kemudian memberanikan diri sekali lagi untuk mengajukan pertanyaan, "Kau siapa?" suaranya terdengar sedikit bergetar.
Lelaki dihadapannya tersenyum, menampilkan deretan giginya yang rapi. Jika dalam situasi normal, Mile mungkin akan mengaggumi senyum itu. Manis.
"Apo," jawabnya. "Kamu biasanya memanggilku Po, Nong Po, atau ketika kesal dan salah tingkah, kamu akan sedikit berteriak, Apoooo!" lanjutnya diikuti dengan tawa yang memenuhi seisi kamar Mile.
"Hah?" Mile benar-benar bingung. Ia merasa tidak pernah mengenal lelaki ini. Bertemu saja baru kali ini. Bagaimana bisa?
Lelaki yang bernama Apo itu kembali tertawa. "Ah, maaf, kamu mungkin belum mengenalku saat ini."
"Hah?" Mile tampak seperti orang bodoh dan linglung.
"Aku Apo, kalau menurut perkataanmu padaku, aku ini Po, kekasihmu yang paling kamu cintai," katanya dengan nada yang sarat akan bangga dan geli di waktu yang bersamaan.
"Tunggu, sejak kapan kita, maksudku kau menjadi kekasihku?"
"Sejak nanti, kita akan bertemu lagi, mungkin tiga-," Apo lalu menunjukkan gestur seperti sedang mengingat sesuatu, "Tidak, tidak, sekitar empat bulan dari sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace [Mile Apo]
FanfikceKumpulan one-shot MileApo yang dibuat saat gabut menunggu KinnPorsche.