Cericip burung yang bernyanyi memenuhi telinganya, dan manik biru tuanya dimanjakan oleh barisan pepohonan yang teduh di sepanjang jalan. Setelah misi penangkapan Yoshitoshi selesai, semuanya kembali ke ruangan masing-masing untuk beristirahat. Bahkan Akari sampai lupa untuk ganti baju, dan malah menemukan tumpukan hakama dan kimono polos, serta mayoritas berwarna netral, biru muda dan biru tua begitu bangun. Ada beberapa kimono motif hewan yang tidak terlalu ramai dengan warna yang gelap.
Hanya dari pilihan warnanya saja Akari sudah bisa menebak siapa yang menyimpan tumpukan hakama dan kimono itu di kamarnya. Kemudian di pagi hari, Nobunaga memanggil semua panglima perangnya, termasuk Akari, untuk menghadiri rapat.
Kemudian karena rapat itulah, serta permintaan Akari agar diperkenalkan dengan pasukannya Masamune yang lain setelah dirinya selesai dengan pekerjaannya, kini keduanya tengah berkuda berdampingan membelah belantara. Selain mereka berdua, kini turut serta pria berambut cokelat kemerahan, yang dipanggil Sagara oleh Masamune, bersama dengan keduanya.
Kini sambil seluruh inderanya dimanjakan suasana hutan yang cukup tenang, pikiran Akari tengah menebak-nebak akan dibawa kemanakah dirinya oleh Masamune. Tetapi ketika melihat pria berambut cokelat itu juga membawa sebuah buntalan kain yang lumayan besar, rasanya pria yang memakai penutup mata itu akan mengunjungi sebuah unit. Lalu hanya berjarak sekitar dua menit, pemikiran Akari menjadi kenyataan dengan munculnya seorang pria yang memakai samue biru tua dari semak-semak. Akari mendadak menghentikan kudanya karena terkejut.
"Oh, Yojiro! Disitu kau rupanya!" kata Masamune.
"Baka, seharusnya kau jangan pakai warna biru tua!" gumam Sagara sambil menggelengkan kepala.Setelah melambaikan tangan pada pria itu dan menyapanya, Masamune dan Sagara turun dari kuda dan menghampiri pria bernama Yojiro itu. Akari yang sedikit kebingungan pada akhirnya tetap turun dan mengikuti ketiga pria yang lebih tinggi darinya itu ke dalam semak-semak.
Manik biru tuanya membulat saat melihat sekumpulan orang, kira-kira sekitar 10 orang dengan samue berbagai warna, berkumpul dan saling bersenda gurau. Masamune menghampiri mereka dan langsung menjadi pusat perhatian. Hampir semua orang mengatakan tentang stok makanan enak, serta rasa syukur mereka bisa menjadi bagian dari Date-gun.
"Anda boleh terkejut. Tapi inilah cara Masamune-sama merawat pasukannya," kata Sagara, yang dengan santainya berdiri di samping kanan Akari.
"Aku hanya salut dengan caranya," balas Akari singkat. Sagara tersenyum, sepasang manik cokelatnya tampak menghangat.
"Masamune-sama memperlakukan semuanya dengan adil, dan beliau juga selalu bisa menemukan inti jiwa dari seseorang."
"Kau mengatakan ini seolah kau mengalaminya, Sagara."
"Memang. Tapi itu cerita yang sangat panjang."Sagara kembali bergabung dengan yang lain. Orang-orang di unit melambaikan tangan ke arah Akari, dan malah memanggilnya dengan sebutan hime-sama. Kedua pipi gadis berambut hitam itu sontak memerah, merasa sedikit asing dan nyaman dengan suasana ini. Bahkan saking merasa terasingnya, Akari sampai tidak sadar jika tangannya ditarik oleh Masamune hanya agar dirinya bisa berbaur dengan yang lain.
"Maaf, sepertinya Dewi Perang kita ini tidak biasa dipanggi hime," celetuk Masamune sambil menyiapkan satu porsi kentang dan semur daging.
"Kau ini ya-" ucapan Akari terpotong saat Masamune menyodorkan piring kayu yang tadi dipersiapkan.
"Makan dan nikmatilah suasananya. Kau sendiri yang memintaku membawamu kemari, kan?"Akari menerima piring dan sendok kayu dari tangan Masamune sambil memalingkan wajahnya yang memerah. Sagara dan Yojiro yang menyadari hal itu membalikkan punggung, menghadapi anggota yang lainnya. Pada akhirnya Akari mencicipi makanan yang Masamune berikan, dan wajahnya malah semakin memerah saat menyantap semur daging dan kentang panggang ini. Masamune tersenyum, dan jempol tangan kanannya membelai pipi Akari dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikemen Sengoku: Dokuganryū no Tsubasa (Completed)
FanfictionAkari Bala Sasakibe, seorang blasteran Jepang-Turki yang kini memegang kebangsaan Turki itu adalah pensiunan dokter tentara dari Baret Marun. Dirinya terpaksa pensiun dini karena dinyatakan tidak mungkin bertugas lagi setelah markasnya di perbatasan...