9: Officially Coming Back to Warzone

19 3 0
                                    

Pertemuan pagi ini dengan para panglima Oda-gun bisa dikatakan sebagai pertemuan yang paling ekspresif. Karena selain Akari, yang membuat semuanya ternganga dengan keputusannya untuk menerima tawaran Nobunaga, gadis berambut hitam itu menyatakan jika dirinya ingin menjadi bagian dari Date-gun.

Sekalipun itu membuat seisi ruangan terkejut, terutama Hideyoshi dan Mitsuhide, tapi Nobunaga hanya bisa tersenyum. Tidak, apa yang dipantulkan manik sedalam lautannya itu adalah sebuah seringaian yang penuh rasa penasaran. Bulu kuduk gadis bertubuh tegap itu semakin berdiri dengan Nobunaga yang tiba-tiba mendekatinya, hingga jarak antara wajah tegas pria bersurai hitam itu hanyalah beberapa sentimeter dari wajah sendunya. Akari menelan ludah dan menghela napas panjang, berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang.

"Katakan padaku, bola apiku. Apa yang membuatmu lebih memilih Masamune daripada aku?" tanya Nobunaga. Di sisi lain, diam-diam wajah Masamune sudah memerah.
"Karena aku punya satu ikatan khusus dengannya dan Aoba," balas Akari singkat.
"Bahkan kau tidak bisa memutuskan ikatan spesialmu itu?"
"Ya, sama sekali tidak bisa, dan juga tidak mungkin."

Di aula pertemuan langsung terdengar bisikan dan gumaman dari para panglima. Hideyoshi yang terlalu terkejut seperti menyalahkan keputusan Akari. Mitsuhide, dengan senyum rubahnya, malah mengasihani dirinya sendiri karena kalah cepat dari Masamune. Tapi pada akhirnya pria bersurai perak itu menoleh ke arah Masamune, yang saat ini wajahnya benar-benar seperti udang rebus.

Sementara Ieyasu memalingkan wajahnya sambil menggerutu. Nobunaga menjauhkan wajahnya dari Akari, kemudian mengacak-acak rambut di puncak kepala gadis itu sebelum kembali ke podium aula tempatnya biasa duduk saat pertemuan.

"Permintaanmu kuterima. Berhubung kau sangat menikmati dunia ini dan mampu meringankan beban kami, maka aku akan membiarkanmu kembali ke medan tempur," tutur Nobunaga.
"T-tapi Nobunaga-sama!"
"Tidak ada yang meminta pendapatmu, Hideyoshi. Lebih baik kau lihatlah ekspresi adikmu itu."

Sepasang iris sewarna permata carnelian milik Nobunaga melirik pada Akari. Manik cokelat muda Hideyoshi mengikuti arah mata Nobunaga, mendapati Akari yang tersenyum. Masamune berbalik arah dan keluar dari aula. Meskipun tanpa sepatah katapun, semua orang di aula tahu jika Masamune ingin menyembunyikan emosinya yang bergejolak.

Timeskip

Seiring dengan pergerakan cepat dari dua sosok yang sedang melakukan kumite, lantai tatami di dojo terus berdecit. Suara shinai yang terus beradu juga terdengar nyaring, dan sesekali suara gigi yang bergemelatuk akan muncul. Di dalam dojo tersebut, yang berada di kediaman Masamune, Akari sedang melawan dua pria yang lebih tinggi darinya.

Juga lebih terkoordinasi pergerakannya, karena kedua orang ini, Masamune dan Kojuro, sudah sangat lama bertarung dalam sebuah harmoni. Tapi sekalipun gadis berambut hitam itu tampak kewalahan, namun sebenarnya gaya bertarung Akari juga membuat dua lawannya itu kewalahan.

Masamune terus mengatakan jika gayanya ini lebih berbahaya dari gaya bertarung Nokizaru, karena Akari, yang cenderung mengandalkan kakinya, juga berkali-kali melakukan manuver berbahaya, baik itu yang di udara ataupun yang membutuhkan keseimbangan tingkat tinggi. Seperti saat ini.

Setelah melakukan tendangan memutar yang mengarah ke kepala Kojuro dan membuatnya tersungkur, Akari secepat mungkin berputar ke belakang, lalu melakukan tebasan horizontal di punggung Masamune, hingga akhirnya mendorong pria berpenutup mata itu dengan bahu kirinya, dan juga membuat pria berambut cokelat itu jatuh tersungkur ke depan. Sagara dan Mitsuya yang ada di tepian arena langsung mengakhiri kumite tadi dan sedikit menjauhkan mereka bertiga.

"Bahkan aku tidak bisa mengalahkan mereka berdua. Selamat ya, Akari-sama," ucap Sagara. Akari yang masih mengatur napasnya mengangguk pelan sebelum jatuh terduduk.
"Aku tidak tahu mereka yang membiarkanku menang atau bagaimana," balas Akari. Sagara terkekeh kaku.
"Tidak sama sekali, kitten! Ini semua karena kau terlalu gesit!"

Ikemen Sengoku: Dokuganryū no Tsubasa (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang