Dentang katana yang saling beradu menyelingi hembusan angin kencang di sore hari. Sesekali ada percikan api yang keluar dari tiga katana yang tengah beradu. Bahkan bukan sekali dua kali terdengar geraman yang menyusup keluar dari mulut Masamune, yang kini tengah beradu katana di samping tebing, yang berbatasan langsung dengan sungai.
"Aku terkejut karena Anda datang sendirian, Masamune-sama."
"Tutup mulutmu itu, Shojumaru. Kau sudah membangunkan naga yang tertidur!"Setelah berbagai provokasi dari Shojumaru, baik itu tentang Ōshū hingga masalah Akari, kini Masamune tidak bercanda sama sekali. Karena saat ini, mata kiri pria itu terlihat seperti langit biru di musim dingin.
Dengan gerakan yang tajam dan terarah, pria berambut cokelat itu berusaha keras untuk memisahkan kepala berambut putih Shojumaru dari lehernya. Tetapi gerakan pria beriris merah itu tidaklah mudah untuk dibaca. Bahkan jika bukan karena kumite intensnya dengan Akari, Masamune ragu jika dirinya bisa membaca pergerakan pria berkulit gelap ini dengan baik.
Ketika Shojumaru mengarahkan katananya ke leher Masamune, dengan cekatan pria berzirah biru itu menengadah dan melakukan tendangan salto ke belakang. Shojumaru yang tidak menyangka akan mendapat tendangan dari ujung sepatu Masamune mundur beberapa langkah, kemudian mengusap daerah dagunya perlahan untuk mengecek kemungkinan adanya darah atau tidak.
Belum sempat pria berambut putih itu kembali bersiap, Masamune sudah menerjang Shojumaru lagi dengan kedua katananya. Bahkan pria berkulit kecokelatan itu bersumpah jika telinganya sedikit rusak sekarang.
Berterima kasihlah pada Masamune yang terus menggeram dan berkata jika dirinya pria berkulit kecokelatan itu terlalu cepat 500 tahun untuk merebut Ōshū dari Klan Date. Hingga pada akhirnya, saat Shojumaru yakin jika kedua telinganya baik-baik saja, adalah saat bahu kirinya tertusuk oleh sebuah pisau. Namun sepertinya, lawan di depannya ini malah memanfaatkan hal itu untuk menendang kepalanya dari samping kiri dan membuatnya tersungkur.
"Ya ampun, Akari! Kau lama sekali! Aku nyaris tidak menyisakan apapun di sini!" sahut Masamune. Seorang gadis berambut hitam, dengan pakaian yang Shojumaru ingat berasal dari semenanjung Korea, muncul dari semak-semak dan berjalan menghampiri Masamune.
"Heh, aku tidak menyangka akan bertemu dengan Anda di sini, Hime-sama. Aku terkejut Anda memakai pakaian militer dari semenanjung Korea," tutur Shojumaru, yang kini dihadiahi todongan katana.
"Ho? Kalau kau mengatakan itu seolah kau merasa tidak bersalah, maka aku akan menebaknya. Kau mengatakan sesuatu yang sangat buruk hingga membuat Masamune menggila. Apa aku benar, Shojumaru-dono?"Shojumaru tertawa lalu menyeringai. Sementara Masamune hanya bisa geleng-geleng kepala sambil tersenyum tipis, tidak habis pikir dengan ketajaman pikiran Akari. Gadis berambut hitam itu kini tampak seperti seorang penggembala, menggiring Shojumaru ke arah hutan dengan todongan katana di leher cokelat pria itu.
Akari mengatakan agar Shojumaru menyerah dengan kedua tangan yang diangkat sebatas telinga. Namun hanya sebuah seringai penuh kelicikan yang didapatkan gadis itu. Hingga akhirnya, setelah sebuah geraman terdengar dari tenggorokan gadis itu, dentangan katana kembali terdengar.
Berkat bahu kiri Shojumaru yang terluka, Akari berhasil menebas perut Shojumaru setelah beberapa kali beradu katana. Kini giliran Shojumaru yang menggeram, lengkap dengan gigi yang saling bergemeletuk.
Dengan sebuah serudukan, pria berambut putih itu menerjang ke arah Akari secepat mungkin dengan katana yang teracung lurus di dada. Iris biru Akari membulat. Kedua telinganya bisa mendengar seruan Masamune yang penuh dengan kekhawatiran.
Namun untungnya, tubuh tinggi tegapnya masih terhubung dengan pikiran dan instingnya. Akari menghindar ke samping sambil menyarungkan katana, membiarkan Shojumaru lewat begitu saja. Tetapi sepersekian detik dari itu, Akari mengambil pistolnya dan menarik pelatuk sebanyak tiga kali ke arah Shojumaru yang sedang berlari ke arah tebing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikemen Sengoku: Dokuganryū no Tsubasa (Completed)
FanfictionAkari Bala Sasakibe, seorang blasteran Jepang-Turki yang kini memegang kebangsaan Turki itu adalah pensiunan dokter tentara dari Baret Marun. Dirinya terpaksa pensiun dini karena dinyatakan tidak mungkin bertugas lagi setelah markasnya di perbatasan...