Sebenarnya makan siangnya dengan Masamune, lalu makan malamnya di kediaman Masamune bersama Kojuro, Hideki dan Sagara hanyalah saat damai sebelum pergi berperang. Karena empat hari setelah acara makannya dengan Date-gun, Akari mendapati dirinya sedang berkuda dengan seluruh pasukan milik Masamune dan Ieyasu untuk menahan laju pasukan Uesugi-Takeda.
Sebagai catatan besar, dirinya, Masamune dan Ieyasu berkuda di barisan paling depan. Katanya untuk menjamin agar formasi tidak pecah, tapi sepertinya Akari tidak bisa mempercayai satupun alasan Masamune jika sudah berada di pertempuran seperti halnya Ieyasu.
Akari menghela napas panjang, mencoba untuk mengurangi rasa gugup di hatinya. Karena saat ini, sudah nyaris setengah tahun berlalu sejak gadis berambut hitam itu masuk ke medan tempur yang sesungguhnya. Meskipun pertempuran ini bukan lagi pertempuran yang mengandalkan senapan dan berbagai kecanggihan teknologi, namun ilmu kedokteran juga bisa dibilang minim saat ini. Jadi bahayanya sama saja dengan pertempuran di masa depan.
Akari memejamkan mata untuk beberapa detik, dan matanya kembali berkeliaran, memastikan tidak ada hal gila yang menghampiri. Kedua telinganya kini mendengar derap kaki kuda yang menghampirinya. Punggungnya tanpa sadar ditepuk dari sebelah kiri, membuat pemilik iris biru tua itu sedikit terkejut.
"Masamune!" Akari dengan mudahnya membentak Masamune saking kagetnya.
"Santai dan percayalah pada dirimu sendiri. Aku sudah bisa membayangkan latihan macam apa yang pernah kau lalui dulu," balas Masamune enteng.
"Selain itu aku tidak akan membiarkan diriku sendiri kehilangan panggung. Masamune terus menyombongkanmu, Akari."Ieyasu mengatakan kalimat itu sambil terus menatap ke depan, seolah tidak mau ambil pusing dengan respon keduanya. Akari tidak banyak bicara dan wajahnya memerah. Sementara Masamune tertawa dengan renyah, lalu mengatakan jika Akari adalah gadis yang pantas untuk disombongkan. Akari yang berkuda di antara keduanya menggeleng pelan, berusaha untuk tidak terlibat dengan pertengkaran keduanya.
Di bawah langit yang mulai memancarkan semburat berwarna oranye, iris biru tuanya menangkap satu tim kecil yang berkuda mendekati Masamune. Itu timnya Yojiro. Apapun yang dikatakan olehnya, Akari benar-benar tidak yakin dengan kelanjutannya. Bahkan gadis berambut hitam itu malah mendapati dirinya terkesiap saat mendengar Masamune menyerukan kata festival di sebuah desa yang dekat dari sini.
Seperti, demi apapun? Tapi ketika Akari ingat bagaimana Masamune merangkak di langit-langit kastil bersama Sagara, Akari kini yakin jika pria berambut cokelat itu, yang selalu membuat hatinya berdesir, adalah seseorang yang mencintai kebebasan lebih dari apapun. Bahkan kini dirinya ragu jika perasaannya, yang sekalipun telah dinyatakan secara gamblang di depan semua orang meski dalam bahasa yang puitis, akan terbalaskan.
"Akari, kuharap kau bisa lebih tenang setelah festival," kata Masamune. Akari mengangguk.
"Tenanglah. Ini karena sudah setengah tahun aku tidak turun ke pertempuran," ujar Akari. Masamune tersenyum.
"Baiklah kalau begitu. Kuharap kau memperkenalkan aku dengan sesuatu yang baru, kitten," Masamune setengah berbisik.Timeskip
Setelah mendirikan perkemahan di dekat desa, baik Masamune ataupun Ieyasu memerintahkan semuanya untuk menanggalkan baju zirah dan menikmati festival yang sedang berlangsung di desa. Bahkan Akari, yang biasanya selalu berpakaian seperti laki-laki dengan boots combat hitam dan senjata yang selalu ada di pinggangnya, kini hanya memakai yukata biru muda dengan motif bangau putih dan sandal zori.
Kini di antara keramaian festival dan orang-orang yang berlalu lalang, Masamune dan Akari berjalan beriringan, menghirup udara segar di sore hari yang bercampur dengan aroma berbagai penganan khas festival seperti dango atau ikan bakar. Banyak anak-anak yang berlarian kesana kemari, dan kedua insan tersebut hanya bisa tersenyum karenanya. Hingga pada suatu titik, perut Akari berbunyi dengan cukup keras. Masamune terkekeh kaku, dan wajah Akari sekarang sudah memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikemen Sengoku: Dokuganryū no Tsubasa (Completed)
FanfictionAkari Bala Sasakibe, seorang blasteran Jepang-Turki yang kini memegang kebangsaan Turki itu adalah pensiunan dokter tentara dari Baret Marun. Dirinya terpaksa pensiun dini karena dinyatakan tidak mungkin bertugas lagi setelah markasnya di perbatasan...