7: Trauma?

25 3 0
                                    

Niat hati ingin kembali bekerja keesokan harinya setelah kembali ke kastil, tapi Nobunaga malah datang di pagi hari dengan Ieyasu, yang sedang dalam mode seorang tabib. Walhasil setelah Ieyasu memeriksanya dengan seksama dan menjelaskan segalanya pada Nobunaga, pria berambut hitam itu memberi Akari jatah libur selama seminggu penuh.

Belum lagi Ieyasu malah menceramahi Akari jika keadaannya bisa memburuk kapanpun. Akari sengaja berdiam diri, karena gadis itu lebih tahu penyebab keadaannya ini dari Ieyasu. Responnya juga akan mempercepat ceramah dari pria berambut pirang itu. Selain pengaruh kloroform dan apapun yang disuntikkan Sasuke , gadis beriris biru tua itu juga sudah kelelahan secara fisik sebelumnya.

Hal inilah yang membuat Akari setuju untuk mengambil jatah liburnya. Sehingga saat ini, empat hari setelah kunjungan mendadak Ieyasu dan Nobunaga, gadis berambut hitam itu, yang selalu memakai hakama dan boots kombat miliknya ketika keluar kastil, kini sedang berada di hutan di luar dinding kota, berkuda melewati barisan pepohonan seorang diri.

Akari sebenarnya berniat untuk mengunjungi Masamune di kediamannya. Tapi Kojuro mengatakan jika tuannya sedang mengunjungi Yojiro di hutan dengan Sagara. Walhasil setelah mengambil katana dan wakizashi miliknya yang tertinggal di kediaman Masamune, dan juga dipinjami senapan oleh Kojuro, Akari bergegas pergi ke hutan tempat Masamune pernah membawanya. Jika boleh jujur, saat ini hanya ceramah Hideyoshi yang muncul di dalam pikirannya karena dirinya malah menyepi di hutan sekarang.

Namun bayangan jika dirinya akan diceramahi di kandang kuda langsung buyar ketika manik biru tuanya mendengar banyak suara dari orang yang asing di telinganya. Akari langsung menghentikan kudanya, lalu mengikat kuda berbulu hitam polos itu ke pohon yang cukup ramping. Dengan langkah kaki yang dibuat sehening mungkin, Akari mendekati tempatnya tadi mendengar suara-suara dari orang asing itu, bersembunyi di balik pohon yang terhubung dengan semak-semak yang cukup tinggi, dan tahu-tahu kedua matanya sudah membulat.

"Para pengintai di Oda biasanya adalah orang-orang di garis depan. Sehingga prioritas kita adalah membabat habis mereka, Kanetsugu-sama."
"Itu benar, bahkan aku sering menemukan seseorang dari lingkaran inti di Oda, Tokugawa atau Date."
"Pantas saja Ken-san sampai mempercayakanku dengan misi ini."

Pikiran gadis berambut hitam itu langsung terbakar. Tunggu dulu, dia bilang apa tadi? Kanetsugu? Kanetsugu Naoe yang terkenal dingin itu? Lalu dari cara pria yang dipanggil Kanetsugu itu menyebut nama Kenshin dengan panggilan Ken-san, apa orang ini yang mendapatkan kepercayaan penuh Kenshin dalam mengatur Klan Uesugi selama masa persembunyiannya? Hanya satu kata yang muncul dalam pikirannya. Gila! Situasi ini gila!

Tubuh tegap Akari mematung. Pikirannya kalut. Tetapi instingnya mengatakan jika situasi ini sangat berbahaya, khususnya untuk Sagara. Bagaimana jika Kanetsugu mengenali Sagara? Akari mencubit pipi kirinya sendiri, menunggu saat yang pasti untuk bergerak walau hanya satu sentimeter saja.

Iris biru tua Akari bersembunyi di balik kelopak matanya. Kedua telinganya fokus mendengar langkah kaki dari orang-orang tersebut. Pikirannya memperhitungkan sejauh apa mereka telah melangkah, serta kemana mereka melangkah.

Setelah lima menit berlalu, Akari membuka kedua matanya dan bergerak sehalus mungkin di antara semak belukar dan pepohonan. Sepasang manik sedalam lautannya itu juga tidak berhenti berkeliaran, melacak satu atau dua ninja yang berada di sekitar pasukan yang dipimpin Kanetsugu. Sebuah senyuman merekah di wajah tanpa ekspresinya ketika selesai memastikan keberadaan ninja. Jauh di dalam pikirannya, Akari terkekeh kaku, merasa jika Kenshin berlaku adil untuk saat ini.
.
Sementara itu di sisi lain, saat angin berembus kencang dan membelai wajah Masamune dengan cukup kasar, iris birunya melirik Sagara yang menaikkan kain hitam yang membungkus lehernya sampai menutup hidung. Dengan kerutan di dahi Masamune masih memandangi bawahannya itu, yang sepertinya merasakan hal yang sama-sama mengganggu.

Ikemen Sengoku: Dokuganryū no Tsubasa (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang