2: Masamune dan Keajaibannya

29 4 0
                                    

Dari sekian banyak perjalanan yang pernah dilaluinya, Akari bersumpah jika ini adalah yang paling gila. Gadis berambut hitam itu tidak tahu menahu apa yang membuatnya tertidur di atas kuda, padahal jelas-jelas kenyamanannya ada di angka nol. Tidak sampai di situ, setelah dibangunkan dengan satu cubitan lagi oleh Masamune, dirinya diperlakukan seperti orang terhormat oleh Mitsunari. Pria berambut kelabu itu memberinya sebuah kamar dan juga kimono bersih, yang menurutnya cukup indah.

Lalu tidak lama setelah itu, Akari nyaris saja benar-benar diperlakukan seperti seorang putri kerajaan oleh sesosok hantu. Ya, untuk beberapa alasan Akari diam-diam menjuluki Nobunaga sebagai hantu, tanpa mengetahui jika dirinya sudah bertemu dengan empat orang hantu sampai saat ini. Namun dirinya malah berakhir dengan pekerjaan sebagai penjaga Kastil Azuchi. Jika dipikir-pikir, bukankah ini sesuatu yang dilakukan Hideyoshi? Akari tergelak dengan fakta itu. Dirinya secara tidak langsung menjadi rekan kerja dari seseorang yang nyaris mengambil kepalanya dengan alasan proteksi.

"Akari-sama, apakah Anda masih bangun?"

Akari yang sedang memeluk lututnya sambil berpikir sedikit terkejut. Karena sekalipun dengan suara yang dibuat-buat, tapi gadis bertubuh tinggi tegap itu tahu siapa gerangan yang memanggilnya tadi. Akari mengiyakan pertanyaan itu dan segera berdiri, lalu mengangguk pelan untuk menyapa tamunya.

Masamune, yang telah mengganti baju zirah biru tuanya dengan kimono kasual berwarna biru tua, sesuatu seperti jubah pendek berwarna hitam di bahu kanannya, serta hakama abu-abu, masuk seolah-olah itu adalah kamar pribadi atau kamar bawahannya. Lalu tanpa basa-basi pria beriris biru langit itu menodongkan ujung mata katananya pada leher Akari.

"Baka Masamune! Untuk alasan apa kau menodongku hah?!" Akari kembali menjerit sejadi-jadinya, tapi malah mendapati Masamune yang bersiap untuk menggorok lehernya kapanpun.
"Katakan padaku tentang cerita kau berasal dari masa depan. Apa itu sungguhan atau hanya rekayasa? Lalu jelaskan padaku tentang insting militermu itu," tutur Masamune.
"Baiklah. Pertanyaan pertama, itu nyata. Aku memang berasal dari masa depan. Lalu maksud dari insting militerku itu karena aku juga adalah seorang tentara, atau lebih tepatnya dokter tentara. Lalu jika kau penasaran kenapa aku bisa seterus terang dan setenang ini, Date Masamune, itu karena aku tidak mau menutupi sesuatu pada rekan sesama tentaraku. Atau lebih tepatnya, rekan sesama prajurit. Lalu aku juga pernah menghadapi interogasi yang lebih gila dari ini."

Masamune memang tertegun saat mendengar penuturan panjang Akari. Seiring dengan tangannya yang menyarungkan kembali katananya, berbagai pikiran liar langsung muncul dalam pikirannya, berakhir dengan insting protektif seorang anak sulung di akhir berbagai imajinasi liarnya. Masamune tersenyum, lalu mengucapkan selamat datang pada Akari.

Kini giliran gadis bermanik biru tua itu yang terperangah. Pikirannya bertanya-tanya tentang pria berpenutup mata itu, yang dengan mudahnya menyarungkan kembali pedangnya setelah mendengar penuturan Akari. Masamune mengatakan jika dirinya tidak akan mendapatkan kebohongan jika menginterogasi seseorang dengan cara seperti itu.

Akari mendengus dan tersenyum, merasa jika persentase kebenaran yang dikatakan Masamune hanyalah sebanyak 75%, mengingat tidak semua orang akan otomatis jujur dengan metode seperti itu, dan Akari adalah bagian dari 25% sisanya yang paham tentang bagaimana memberikan informasi pada orang asing.

"Heh, positif sekali kau," tukas Akari. Masamune sedikit memiringkan kepalanya.
"Kau tahu, Akari? Kenyataannya kau terdengar seperti Mitsuhide tadi. Tapi aku bisa melihat di matamu jika kau tidak berbohong," balas Masamune. Akari mengangguk.
"Aku mengatakan itu hanya karena aku ingin mengatakannya."
"Souka, kalau begitu aku akan pergi. Istirahatlah, besok adalah hari pertamamu bekerja."

Di dalam pikiran Akari, Masamune berpamitan sambil mengedipkan mata kirinya, meski kenyataannya tidak. Tapi pikiran itu membuat gadis bertubuh tinggi tersebut ingin melemparkan sesuatu ke kepala Masamune. Akari menggelengkan kepalanya secara cepat, berusaha untuk meredam refleks menyebalkan miliknya. Tetapi jauh dalam pikiran Akari, dirinya bersumpah akan melemparkan sesuatu ke kepala Masamune jika mendapati pria bermanik biru langit itu membuat masalah lagi dengannya.

Ikemen Sengoku: Dokuganryū no Tsubasa (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang