Bab 5 Sudah menikah

229 16 0
                                    

DOSEN ITU MANTANKU

Bab 5 Sudah menikah


"Ya Rabb, Mas Alfian ternyata sudah menikah. Kenapa aku tidak berpikir sejauh itu. Mas Alfian tampan, baik hati, dan mapan," guman Sarah seraya berjalan lesu menuju gerbang kampus.

Dia merasa kalah telak, penyesalan pun tiada guna. Dia sendiri yang memutuskan sepihak lamaran Alfian tanpa memberi penjelasan alasan yang sebenarnya. Kini rasa tidak percayanya pada laki-laki kian bertambah. Bisa jadi dia tidak akan pernah lagi menyukai yang namanya makhluk dijuluki kaum adam itu. 

Sejak mengetahui sang ayah meninggalkan ibunya, Sarah menjadi tak percaya laki-laki yang akan menjadi pendampingnya. Ayahnya yang membuat dirinya jadi yatim piatu karena sang ibu pun berusaha mencari sosok ayahnya. Keduanya hingga kini tak tau dimana rimbanya.

Awalnya bertemu kembali sang mantan, menuai harapan adanya satu laki-laki yang akan menjadi sandaran hidupnya kembali. Namun harapan tinggal mimpi, semua terlambat, tak mungkin dia mau dicap pelakor atau biang skandal di kampusnya.

Tak terasa matanya mengembun. Segera diusapnya cairan bening yang hampir menetes membasahi pipinya.

"Permisi, numpang tanya Mbak. Ruang dosen di sebelah mana, ya?" Seorang wanita cantik memakai gamis dan pasmina floral tengah menggandeng putrinya yang berusia kira-kira 4 tahun.

"Oh, itu deretan ruang dosen Mbak. Nanti ada papan namanya di setiap pintu. Kalau boleh tahu mbak dan adik mau mencari siapa?"

"Saya mencari Pa...."

"Mau mencari ayah tante. Ayo, Ma! Da tante cantik."

"Maaf, anak saya sudah nggak sabaran."

"Tidak apa-apa, Mbak. Dah anak manis."

Sarah pun membalas lambaian tangan anak kecil itu disertai senyuman. Hati yang gundah pun sejenak terobati oleh perjumpaannya dengan anak menggemaskan tadi.

"Alangkah beruntungnya pak dosen yang istrinya cantik dan anaknya menggemaskan tadi," gumannya.

Dia segera mencari angkot menuju MTG untuk menerima hasil pengajuan magangnya.

Melangkah dengan pasti sesaat setelah turun dari angkot, Sarah berdecak kagum melihat gedung yang lebih besar dibandingkan bangunan samping kanan kirinya. Gedung yang terdiri banyak lantai menurut perkiraannya. Sarah berdoa dalam hatinya berharap proposal magangnya diterima.

Di depan pintu masuk lobby berdiri satpam gagah berusia paruh baya tengah menyambut kedatangan Sarah.

"Ada yang bisa dibantu, Mbak?"

"Oh, ini, Pak. Saya mahasiswi yang magang di sini. Kepala HRD memberitahu saya untuk menemui beliau.

"Oh ya, mari saya antar ke ruangannya!"

"Selamat, Mbak Sarah diterima magang di perusahaan ini. MTG perusahaan besar, saya harap Mbak Sarah bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mengasah kemampuan dan mencari pengalaman di dunia kerja."

Wajah Sarah tampak berbinar, puji syukur sudah sepatutnya dipanjatkannya pada Allah karena dimudahkan masuk perusahaan bergengsi. Dari sekian banyak temannya, hanya dia yang berani mencoba di kantor MTG.

"Terima kasih banyak atas info sekaligus sarannya, Pak. Untuk selanjutnya bagaimana ya?" Sarah tidak merasa canggung karena kepala HRD sangat ramah padanya.

"Oh, Mbak Sarah sekarang temui kepala divisi marketing karena penempatannya di sana sesuai jurusan."

"Baik, Pak. Saya akan menemui beliau."

Dosen Itu MantankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang