DOSEN ITU MANTANKU (15)
Berikut cuplikan bab 15 ya.
Bab 15 Cemburu
Sarah dan Devan masih bertahan di mobil menunggu sampai pasangan dengan membawa satu balita itu pergi dari jangkauan matanya.
"Nangis aja, kalau memang mau nangis nggak usah ditahan!" ledek Devan membuat Sarah keluar dari mobil tanpa menggubris bosnya.
"Buat apa menangis sia-sia, toh aku belum tahu keadaan yang sebenarnya. Amira bisa jadi memang orang baik memperhatikan penampilan Alfian."
Tak ada rasa takut Sarah kalau bosnya bisa saja memecatnya karena bicara tidak sopan.
"Biarkan saja kalau dia mau pecat aku, sekalian aku jauh-jauh dari MTG lebih baik," pikirnya.
"Hai, Ra!" Teriakan Devan hanya sia-sia saja, Sarah tidak berniat menengok ke belakang.
Sarah hanya malambaikan tangannya. Dia segera berlari kecil masuk lobby lewat pintu penghubung parkir basemant. Memilih berjalan mengendap-endap, Sarah berniat membuntuti dosennya.
Mereka naik lift menuju ruang meeting di lantai 2. Akhirnya Sarah berlari naik tangga karena lift yang ditunggunya tak kunjung turun.
Terlihat Alfian bercakap dengan Almira seraya memberikan kartu akses. Sarah tak melanjutkan niatnya karena Alfian sudah terpisah dari perempuan yang berusaha mendekatinya.
"Sarah, kamu ada tugas menata ruang meeting sama aku. Setelah itu baru membersihkan kamar sesuai list ini. Seorang rekan Sarah menghampirinya dan menunjukkan catatan tugasnya.
Sarah pun mengangguk. Tak jauh dari posisi berdiri Sarah dan rekannya di depan ruang penyimpanan houskeeping, Amira seperti mengenalinya. Dia menajamkan pendengarannya, lantas seringai tercetak di wajah cantiknya.
Dia tak menyangka perempuan yang ada di masa lalu Alfian bekerja sebagai houskeeper di hotel ini.
"Mama lihat siapa?"
"Eh enggak, ayo kita ke kamar!"
Chika terlihat senang diajak jalan-jalan mulai dari ke mall, restoran, dan sekarang hotel. Sebenarnya itu sudah kebiasaan yang dilakukan Amira dulu bersama suaminya sebelum terkena musibah. Amira tidak mau menerima kenyataan yang menimpa suaminya. Dia meninggalkan sang suami dirawat orangtuanya. Sementara itu, dia sendiri mencari kebahagiaan sendiri dengan menghalalkan segala cara. Padahal Rudi suaminya sekaligus teman kuliah Alfian sangat mencintainya dengan tulus.
"Ra, tolong handle panggilan ke kamar D16, ya! Mendadak ada komplain kebersihan toiletnya."
"Masak sih, Pak? Baru kali ini hotel kelas bintang lima kita ada komplain langsung."
"Ya namanya manusia tidak ada yang sempurna kali, Ra. Barangkali ada yang terlewat, nggak ada salahnya kita perhatikan hal-hal kecil begini,' imbuh Satya selaku kepala departemen houskeeping.
"Siap, Pak. Dek, kamu lanjutin dulu ya! Aku mau ke kamar D16."
"Siap, Mbak!"
Dengan sigap Sarah membawa perlengkapan praktis sekali jinjing bukan troli kayak biasanya.
Ting,tong.
Dalam waktu singkat dia sudah sampai di depan kamar yang dituju.
"Dari housekeeping, ada yang bisa diban..."
Sarah dibuat tercengang oleh sosok di depannya. Suaranya menjadi terbata-bata, tetapi segera dibuatnya normal kembali.
"Ada yang bisa dibantu, Mbak?" ulangnya seraya membungkukkan sedikit badan sesuai etikanya.
"Silakan masuk!"
Suara lembut dan senyuman Amira yang dibuat-buat seakan mengejek Sarah yang bekerja menjadi houskeeper.
"Tolong dicek lagi Mbak, toiletnya kurang bersih, deh!"
Sarah mencoba tersenyum dihadapan perempuan yang suka menempel Alfian.
"Eh, sebentar, Mbak bukannya mantannya Alfian, ya? Kenapa jadi tukang bersih-bersih? Kalau Alfian tahu, apa dia nggak malu ya."
Sarah tak menanggapi ucapan Amira. Gegas dia masuk ke toilet dan mengeceknya dengan teliti.
Chika yang tadinya main di balkon pun masuk ke kamar. Dia memperlihatkan mainan yang baru dibelikan Alfian kemarin di mall.
"Chika mainan yang dibelikan ayah jangan dirusak ya!" suara Amira kembali dibuat lembut sengaja biar didengar Sarah yang berjalan ke arahnya.
"Mbak sudah saya cek, semua bersih. Tidak ada masalah juga."
Wajah Sarah tampak kesal, tetapi tetap ditahannya.
"Eh, tante kan yang pernah di kampus ayah, ya?"
Uh, suara polos anak itu saat memanggil Alfian dengan sebutan ayah membuat dadaku nyeri, batin Sarah.
Kentara sekali wajah mamanya berbinar saat mendapati putrinya begitu dekat dengan Alfian.
"Iya, Sayang. Tante harus kerja dulu ya!"
"Tunggu, Mbak! Tolong cek sekali lagi, meja dan kursi di balkon juga terlihat berdebu," imbuh Amira.
Sarah yang sudah dongkol hatinya hanya mampu menarik napas panjang.
Melangkahkan kaki ke balkon, Sarah mencoba berpikir positif apa yang dilakukan demi kebaikan manajemen hotel.
"Tante, ayo aku temani!" ucap Chika dengan ramah.
"Hufh, setidaknya putrinya tidak menyebalkan seperti mamanya,"
"Ayo, kita bersihkan meja ini, dek!"
Chika justru menganggap Sarah mengajaknya bermain membersihkan meja dengan mengelap dan menyemprotnya menggunakan cairan pembersih khusus.
"Ada apa, Am?"
"Eh, sudah beres kok, Al. Ada housekeeper yang menangani. Maaf sudah merepotkanmu." Amira sedikit pura-pura menyesal telah memaksa Alfian mendatangi kamar disela kegiatan seminarnya.
Sementara itu, Sarah mendengar ada sosok yang datang tak lain adalah Alfian. Jantungnya berdegup kencang. Alfian belum tahu dia bekerja di hotel ini, menjadi tukang bersih-bersih lagi.
Sarah bingung bersikap, haruskah dia bersembunyi saja menunggu sampai Alfian pergi. Namun kenyataan tak sesuai harapannya. Dia masih mengintip dari balik jendela yang kordennya sedikit tersingkap.
"Al, bibirmu ada sausnya."
"Astaga, keterlaluan benar Amira. Dia mencoba memanas-manasi aku."
Saat Amira mengusap bibir Alfian dengan tisu, Sarah segera masuk kembali ke kamar dan benar-benar menyaksikan adegan romantis keduanya.
Lebih tepatnya Amira yang sengaja memamerkan aksinya.
"Maaf, tugas saya sudah selesai. Saya permisi dulu!" Sarah mencoba bersikap profesional di depan mereka, meskipun tangannya sempat mengepal.
"Din...Dinda?"
########
Ingin baca lengkap ceritanya, yuk kunjungi link berikut.
https://read.kbm.id/book/detail/d005bfba-543d-4b7e-9511-1fdf2b8b4ed8
https://m.goodnovel.com/book_info/31000172014/Romansa/Jodohku-Pak-Dosen?shareuser=41288348&ch=apps
https://karyakarsa.com/DLista/dosen-itu-mantanku-bab-1-5-free-r
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Itu Mantanku
RomanceJANGAN LUPA SUBSCRIBE CERITA INI DULU YA. 🍁🍁🍁🍁🍁 Aku tak percaya kenapa harus bertemu dengannya. Dia dosenku juga mantanku. Lalu bagaimana dengan masa depanku? ~Sarah Maharani Putri~