Bab 11A Membuka cerita lama

182 8 0
                                    

DOSEN ITU MANTANKU
🍁🍁🍁🍁🍁

Bab 11A Membuka cerita lama

"Ceritanya panjang, sekarang giliranmu dulu dulu kenapa kamu menolak lamaranku? Kenapa juga kamu jalan sama bosmu?" Alfian sudah menghilangkan formalitasnya.

Glek,

Haruskah aku mengaku pada Mas Alfian? Sarah memutar otaknya berkali-kali.

Memilih menunduk, Sarah seperti membuka luka lama yang belum kering saat mengingat masa itu.

Terdengar isakan kecil yang mengusik hati Alfian.

"Kamu menangis, Ra? Sudahlah, jangan dilanjutkan. Aku tidak tahan melihatmu menangis."

Alfian menyodorkan tisu yang ada di meja untuk Sarah.

Beberapa menit Sarah bisa menata hatinya. Dia sadar telah melukai perasaan laki-laki sebaik Alfian. Pun juga keluarganya pasti malu atas keputusan sepihaknya.

"Waktu itu aku sedang kalut. Aku...."

Sarah menjeda kalimatnya dengan menarik napas panjang.

"Aku baru tahu kalau bukan anak kandung dari umi dan abi."

"Apa?" Alfian berteriak merespon cerita sendu Sarah.

"Ya, aku hanya anak angkatnya Mas. Aku malu pada keluargamu. Aku cuma anak yatim piatu. Ayah pergi dan ibuku turut mencari tapi bertahun-tahun tak kembali. Semua diceritakan abi padaku setelah aku tahu rahasia besar itu. Aku tidak bisa berbahagia di saat yang sama aku mendapat berita menyedihkan."

Sarah berhenti bersuara, tenggorokannya terasa tercekat. Isakan pun keluar lagi dari mulutnya.

Alfian menggeser duduknya mendekati Sarah, lalu mengusap punggung gadis yang dicintainya supaya mereda tangisnya.

"Saat itu, aku tidak berpikir panjang akan banyak hati yang terluka. Aku memutuskan pergi dan menimba ilmu di sini. Maaf kan aku, Mas!"

Sarah menunduk dan meremas tangannya. Ada kelegaan di hatinya setelah mengungkapkan alasannya. Namun satu alasan yang tidak bisa diceritakan adalah perasaan Risma adiknya yang sebenarnya menginginkan laki-laki di sampingnya ini.

Dia tidak ingin Alfian membenci adiknya.

"Aku sudah memaafkanmu sejak saat itu. Aku pikir kamu memang belum siap menjadi pendamping hidupku. Aku terima dan menunggumu, tetapi tak ada kabar yang bisa aku dapat karena kepergianmu.

Lalu bagaimana hubunganmu dengan keluarga angkatmu, Ra?"

"Baik, Mas. Orang tua angkatku itu masih keluarga sendiri. Abi Randy adalah kakak dari ayahku."

"Syukurlah, jangan pernah membenci mereka, Ra!"

Sarah mengangguk setuju.

"Oya, kamu tahu dari mana rahasia kalau umi dan abi bukan orang tua kandungmu?"

"Risma yang bilang."

Sarah spontan menutup mulutnya karena keceplosan saat mengucapkannya.

"Risma adikmu?"

"Iya, Mas."

Alfian terdiam, tampak berpikir kenapa Risma mengatakan rahasia itu. Apa gadis itu tidak suka sama Sarah, batinnya.

"Terima kasih, Mas. Aku lega susah mendapatkan maafmu. Tapi aku masih harus minta maaf sama om dan tante, apa kabarnya beliau berdua?"

Sarah mengusap cairan bening yang masih tersisa di pipinya. Sejenak Alfian terdiam. Dia tak yakin akan mengatakan kabar ini. Takutnya jika diceritakan justru menambah beban untuk Sarah.

"Mami baik dan sehat, sekarang lagi senang berkebun," ucap Alfian dengan rona wajah dibuat ceria."

"Alhamdulillah, kalau om juga sehat kan?"

"Papi...."

Sarah menangkap sorot mata sedih Alfian membuatnya tertegun.

"Apa yang terjadi dengan ayah Mas Alfian?" batinnya.

"Papi sudah meninggal setahun yang lalu."

Sarah terkejut mendengar kabar sedih dari keluarga laki-laki yang masih menempati ruang hatinya.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Maaf Mas, aku tidak tahu kabarnya. Semoga om husnul khotimah, ya."

"Aamiin."

"Beliau sakit apa?"

"Iya, sakit lama. Sudahlah, papi sudah tenang di alam sana!"

Alfian mencoba mangalihkan pembicaraan.

"Dinda, apa perasaanmu padaku sampai saat ini masih sama?

"Mas, aku...."

Dosen Itu MantankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang