DOSEN ITU MANTANKU
🍁🍁🍁🍁🍁
Bab 10 Dia siapa?
"Ayo, Pak, buruan!"
Sarah menarik paksa tangan Devan yang keheranan.
"Dinda...."
Sarah tak menggubris panggilan dari Alfian.
"Sarah Maharani Putri."
"Ra, berhenti! Dia memanggilmu."
Devan berteriak dan berusaha menghentikan langkahnya membuat Sarah tak kuat menarik tangan bosnya.
"Anda siapa?"
tanya Devan menyapa Alfian.
"Harusnya saya yang tanya Anda siapa? Lebih tepatnya Anda siapanya Dinda, hmm maksudku Sarah."
"Memangnya ada urusan apa Anda ingin tahu?" balas Devan sambil menarik balik tangan Sarah hingga tubuh gadis itu membentur bahunya.
Sarah tak enak saat mendapati aura permusuhan tampak di wajah kedua laki-laki di depannya.
"Jangan macam-macam dengannya!" seru Alfian dengan telunjuk mengarah pada Sarah. Melihat ancaman itu Devan tak tinggal diam, dia berusaha melawan bahkan hendak memukul lawan bicara. Namun Sarah segera melarang bosnya. Bisa jadi bukan dosennya yang tumbang justru bosnya yang babak belur dihajar Alfian pemegang sabuk hitam sama halnya dengan Sarah.
Melihat lawannya tak berkutik, Alfian justru mengayunkan tangkisannya ke arah Devan. Seketika Sarah memberikan perlawanan yang membuat Devan melongo.
"Ckk, dasar gadis ini. Jelas-jelas dia melarangku berkelahi, eh tahunya dia pandai juga beladiri."
"Pak Mahesa, tolong hentikan! Ini di tempat umum, Pak."
"Aku tidak buta, Ra. Ini bukan di kampus kenapa kamu memanggilku formal."
"Maaf, Mas Alfi, jangan berkelahi! Beliau ini bos MTG."
"Apa? Jadi dia bos di tempat magang kamu?" Alfian setengah berteriak dengan mimik terkejut.
"Kamu kenal dia, Ra?"
"Dia, dosen saya, Pak," ucap Sarah sedikit takut bosnya marah.
Devan bukannya marah, tetapi malah memikirkan ide bagus.
"Kenalkan saya Devandra Mahardika bos di tempat magang Sarah. Dia mahasiswi yang sangat cerdas," puji Devan seketika membuat pipi Sarah bersemu merah.
Alfian yang melihatnya jelas memasang raut wajah tak suka.
"Pak...?" Devan menjeda ucapan karena belum tahu nama lengkapnya.
"Alfian Mahesa."
"Oya, Pak Mahesa sedang bersama anak istri. Selamat berakhir pekan, kami mau makan di tempat lain sesuai permintaan Sarah." Devan berkata seolah di sini sedang menuruyi keinginan Sarah. Mendengarnya, darah Alfian semakin mendidih.
"Ra, kamu mau membuat skandal dengan bos?" Alfian menarik Sarah supaya mendekat, lalu berbisik di telinganya.
Sarah hanya menggelangkan kepala tak berani membuka suara. Benar saja, jalan sama bos di sebuah mall bukan berarti bebas dari penglihatan karyawan kantor. Bisa saja beberapa dari mereka juga sedang jalan seperti Pak Mahesa atau kencan seperti Bu Marry.
Sarah menjadi bergidik ngeri memikirkan hal itu.
"Di sini ada tiga orang, kenapa kalian berbisik?" seru Devan membuat Sarah tersadar kesalahannya mengabaikan bosnya. Dia segera kembali ke posisinya berdiri tegak di samping Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Itu Mantanku
RomanceJANGAN LUPA SUBSCRIBE CERITA INI DULU YA. 🍁🍁🍁🍁🍁 Aku tak percaya kenapa harus bertemu dengannya. Dia dosenku juga mantanku. Lalu bagaimana dengan masa depanku? ~Sarah Maharani Putri~