Bab 6 Laki-laki itu

206 14 0
                                    

DOSEN ITU MANTANKU

🍁🍁🍁🍁🍁

Bab 6 Laki-laki itu

"Hai, kenapa mengendap-endap?"

Deg, jantung Sarah berdetak kencang mendengar suara yang mengagetkannya.

"Astaghfirullah, Satya. Eh maaf Pak Satya, ngagetin aja, sih," ucap kesal Sarah.

Satya adalah sepupu Aldo, jadi Sarah sudah kenal baik padanya. Bahkan Sarah bisa bekerja di hotel ini karena info lowongan dari Aldo. Kadang Sarah di luar kerja hanya memanggil Satya langsung dengan namanya sesuai permintaan laki-laki itu.

"Ada apa, Ra?"

"Ada waktu, nggak? Aku mau bicara."

"Hmm."

Terlihat Satya ragu mengatakannya sembari menengok jam yang melingkar di tangannya.

"Dua puluh menit saja, Sat." Sarah memberi kode angka dua dan nol dengan jarinya. Namun Satya menggelengkan kepala.

"Ah tidak, sepuluh menit saja," Sarah mengiba dengan menangkupkan dua tangannya.

Akhirnya Satya mengajaknya ke ruangan biasanya.

"Ada apa, Ra?"

"Aku besok mulai magang di MTG setiap Senin sampai Jumat. Jadi, apa aku harus resign dari part time ini atau diizinkan masuk saat weekend?" Wajah memelas Sarah membuat Satya iba. Laki-laki di depannya ini tidak mampu menolak permintaan gadis di depannya entah kenapa. Satya tahu tentang Sarah dari Aldo. Sarah yatim piatu, kerja part time untuk menyambung biaya hidup karena biaya kuliah ditanggung beasiswa pemerintah atas prestasinya yang memukau.

"Oke, kamu bisa bekerja saat weekend."

Wajah Sarah terlampau gembira. Dia mengguncang-guncang bahu Satya dan hampir saja memeluknya. Satya pun dibuat tercengang, jantungnya berdegup kencang hanya karena melihat tingkah gadis yang sejak awal menarik perhatiannya, tetapi susah ditaklukkan.

"Terima kasih banyak, Sat."

"Iya-iya. Sudah, sekarang aku harus bertugas."

"Satya kamu selalu baik sekali padaku, semoga dimudahkan jodohnya."

"Ckkk, kamu bisa aja."

Sarah pun mengangkat dua jarinya.

"Kalau jodohnya kamu ya, aku langsung iya, Ra," batin Satya berlalu meninggalkan Sarah. 

Baru tiga langkah hampir keluar ruangan, Satya berbalik lagi.

"Ngomong-ngomong tentang MTG, kemarin itu bosnya menginap di sini lho, Ra. Kamu yang bersihkan kamarnya, bukan?"

"Hah, serius? Pasti orangnya masih muda dan energik."

"Sok tahu kamu?"

"Hehe, kata atasan divisi di MTG."

"Hati-hati, terjebak pesonanya."

"Ishh."

Satya sudah terbahak sembari keluar ruangan.

Sarah hanya mencebik kesal, lalu mengulas senyumnya.

Sampai di kos, Sarah merebahkan tubuhnya yang kelelahan akibat berpindah tiga tempat kampus, MTG, dan hotel.

Dia mengingat kembali kilas balik aktivitasnya seharian ini sambil menatap langit kamar.

"Dua orang yang sudah mengkawatirkan aku agar tidak terpesona bos MTG. Memangnya dia seperti apa, sih? Apa dia melebihi Mas Alfian? Astaga, kenapa aku mengingat mantan yang sudah jadi suami orang. Sadar, Ra! Ini pasti akan membuat hidupku jadi berat."

Dosen Itu MantankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang