Bab 12B Drama di Hotel

167 7 0
                                    

Bab 12B

Menoleh ke samping kirinya, Sarah merasa merinding. Kamar itu mengingatkan kecerobohannya tertidur setelah membersihkan ruangan.

"Hufh, tak mungkin kan Pak Devan menginap di sini lagi. Beliau tidak pernah menyinggung ada acara di hotel ini. Eh, aku kan bukan sekretarisnya, mana mungkin aku tahu jadwalnya."

Sarah merinding sendiri kalau sesuatu tak terduga mempertemukannya kembali dengan bosnya di hotel ini. Perasaan was-was itu jelas ada. Dia takut ketahuan tidur sembarangan di kamar bosnya dan berujung dilaporkan ke departemen houskeeping.

Kali ini Sarah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari dua kamar sebelumnya. Gegas dia mendorong troli untuk diletakkan kembali ke ruang penyimpanan.

"Mbak Sarah ada pesan dari Pak Satya diminta membantu tim CS membersihkan ruang meeting flamboyan."

"Kapan, Pak?"

"Sekarang Mbak, karena sebentar lagi mau dipakai."

"Mendadak, ya?"

"Nggak tahu juga Pak Satya, sepertinya bos langganan menginap di hotel ini yang memakainya."

"Baik, saya kesana sekarang."

Berbekal peralatan yang sudah dihafalnya, Sarah melangkah dengan pasti menuju ruang flamboyan. Ruang meeting berkapasitas 60 orang memang paling sering dipesan oleh kantor-kantor saat ada rapat kerja atau workshop.

"Dimana-mana bos besar enak ya pesan mendadak, nggak kasihan kalangan bawah begini. Astaghfirullah kenapa aku jadi menggerutu."

Sarah menepuk jidatnya sendiri akibat lelah dia lupa diri mengumpat sang penyewa ruang meeting."

Karena tergesa, Sarah sampai tidak melihat kertas putih bertuliskan acara "Rapat Kerja MTG" yang ditempel di papan penanda sebelah samping pintu masuk.

Sarah segera menyapa rekan kerjanya sudah ada empat orang di sana.

"Eh Mbak Sarah, makasih sudah mau membantu ya," ujar satu teman yang suka mengajak ngobrol Sarah. Terlihat dia lebih muda dari Sarah, umurnya sekitar 17 tahun karena baru lulus SMA, terpaut tiga tahun dengannya.

"Sama-sama, ayo buruan kita bereskan katanya mau segera dipakai meeting."

"Iya ini Mbak, maklum bos besar ya begini kalau pesan suka dadakan."

Sarah hanya mengulas senyum, lalu melanjutkan tugasnya. Apapun pekerjaan yang diembannya, dia sebisa mungkin bersikap profesional. Bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk performa hotel juga.

Setengah jam sudah berlalu, tim houskeeping tinggal membereskan peralatan saja.

"Eh, Dek. Ini acara apa sih sebenarnya kok sudah banyak yang datang?"

"Kalau lihat tulisan di depan sih Rapat Kerja MTG, Mbak."

"Apa? Ada ya tulisannya?" Sarah terbelalak dengan kata MTG. Artinya ada Pak Devan di sini.

"Nico, berkas-berkas presentasi sudah disiapkan?" Suara bariton muncul dari arah pintu ruang meeting begitu menggema.

Seperti familiar dengan suara dan nama yang disebut, Sarah mengalihkan pandangan menuju asal suara.

"Astaga, benar ada Pak Devan!"

Sarah menunduk, lalu jongkok di bawah meja paling pojok.

Jantungnya berdebar kencang seakan mau meloncat keluar.

"Duh gimana ini kalau ketahuan?" Sarah lebih takut ketemu bosnya di hotel daripada di kantor, karena dilihat penampilannya pasti akan ketahuan dia orang yang ketiduran di kamar VIP 20F.

"Mbak Sarah ngapain?" celetuk teman yang sudah selesai membersihkan bagian atas meja.

"Sttt, semua sudah beres kan? Ayo segera keluar dari sini!" ucap lirih Sarah sambil meringis takut bosnya melihat dirinya.

Beruntung temannya acuh dan segera menarik tangan Sarah untuk berdiri.

Namun Sarah hanya berani jalan sambil setengah berdiri. Tak berani menatap pimpinan MTG, Sarah tergesa keluar dari ruangan meeting. Dia sedikit lega sudah terhindar dari jangkauan mata bosnya.

"Bruk!

Karena tidak melihat depan, Sarah menabrak sosok yang berjalan dari arah berlawanan.

"Maaf."

"Kamu...."

Sarah dibuat gelagapan dengan wajah laki-laki yang berdiri menjulang di hadapannya.


*****
Selengkapnya bisa baca tamat ke aplikasi ya. Karyakarsa, KBMapp, dreame.

Dosen Itu MantankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang