Aura Pengantin Baru

15.8K 308 4
                                    

"Abi, kemana saja beberapa hari ini?" tanya Viola sambil duduk di samping Alex yang sedang menonton televisi di dalam kamar, setelah ia mengganti pakaiannya.

"Aku ada sedikit keperluan yang tidak bisa aku tinggalkan." Alex membawa Viola ke dalam pelukannya. "Sebenarnya aku belum bisa pulang, tetapi karena rasa rinduku kepada istriku ini membuatku tidak bisa menahan diri untuk pulang." Mengusap bahu Viola dengan lembut.

"Memangnya Abi ada keperluan apa? Sehingga pergi tanpa pesan apapun. Sehingga a … ku," Viola menggigit bibir bawahnya karena telah kelepasan bertanya banyak hal kepada Alex. Seharusnya ia belum boleh bertanya ini dan itu, karena hubungan mereka baru saja dimulai.

"Tidak apa, lanjutkan saja. Kamu istriku. Aku tidak akan marah jika kamu ingin tahu apa yang aku lakukan."

Alex menarik kedua sudut bibirnya.

Viola menelan ludahnya dengan susah payah, "Ke-kenapa Abi pergi tanpa memberitahu kepadaku? Bahkan pihak kampus juga tidak mengetahui Abi pergi kemana." Kembali mengatur nafasnya sendiri. Setelah mengucapkan dua pertanyaan yang rasanya amat berat diucapkan.

"Mereka tahu kok aku pergi kemana, Sayang. Aku pergi karena pihak kampus yang memintaku untuk pergi mengurus sesuatu. Aku juga sengaja meminta pihak kampus untuk merahasiakan kepergianku, karena aku ingin tahu apakah istriku ini akan merindukanku disaat aku pergi tanpa kabar," terangnya dengan sedikit kebohongan.

Alex terpaksa membohongi Viola, karena takut istrinya itu semakin minder saat mengetahui siapa dirinya sebenarnya Posisinya sebagai dosen saja masih dianggap tinggi oleh istrinya itu. Apalagi, jika Viola mengetahui pekerjaan dan kedudukan Alex di kantor. Bisa dipastikan Viola malah kembali mundur dan menjauh.

Maafkan aku sayang. Aku tidak bermaksud untuk membohongi kamu. Aku takut kamu semakin merasa rendah diri saat tahu siapa aku sebenarnya. Tapi percayalah, suatu saat nanti aku akan memberitahukan kepadamu siapa aku sebenarnya. Kapan? Semoga secepatnya.

"Bi …," Viola mengelus lembut pipi Alex, untuk menyadarkan suaminya itu dari lamunan. "Abi kenapa melamun? Apa ada yang sedang Abi pikirkan?" menatap Alex dengan tatapan lembut.

"Ah, tidak, Sayang. Aku hanya memikirkan pekerjaan dari kampus yang masih tersisa satu minggu lagi. Itu berarti, aku akan kembali berpisah dengan istriku ini." Mencubit hidung pesek Viola. Membuat gadis tersebut mengerucutkan bibirnya. Melihat istrinya cemberut, Alex meletakkan dagunya diatas bahu sang istri.

"Bi …, geli," desah Viola malu-malu, karena tangan Alex ikut masuk ke dalam baju yang ia gunakan.

Perlahan, tangan besar Alex sudah berhasil menyentuh ujung gundukan  Viola, "Sayang, mulai hari ini, kamu tidak boleh memakai dalaman lagi saat berada di sini. Dalaman ini membuatku kesulitan untuk meraba tubuhmu yang telah menjadi candu untukku." Bisik Alex sambil melepaskan kaitan yang ada di belakang Viola.

Sungguh terlihat bagaimana kini aura pengantin baru yang sedang menyelimuti Alex. Ia tidak bisa jauh dari sosok Viola yang kini telah sempurna menjadi istrinya.

"Ba-baik, Bi," jawab Viola pasrah, saat Alex telah berhasil membuat tubuh bagian atasnya polos, sehingga memamerkan dua mainan kegemaran Alex.

Tak puas dengan hanya melihat, Alex juga mengubah posisinya yang duduk, menjadi berbaring di atas sofa dan menjadikan paha Viola sebagai bantal. Tangan Alex sibuk meraba dan memainkan kedua ujung yang telah mengeras itu.

Sentuhan demi sentuhan yang diberikan oleh Alex tanpa henti, kembali menyalakan api gairah dari dalam tubuh Viola. Sehingga gadis itu melenguh pelan saat Alex menghisap salah satu dari mereka. Dengan lembut tapi menuntut hal lebih.

Dosen KesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang