Ketahuan?

5.3K 260 9
                                    

Jangan lupa vote dan masukkan ke Pustaka, ya. Biar dapat notifikasi kalau cerita ini sudah update. Terimakasih banyak bagi yang udah follow akun Rindu. Sayang kalian banyak-banyak. Oh, ya, bagi yang punya aplikasi ungu, Rindu mau kasih tahu bulan depan akan Dayli disana. Ceritanya nggk kalah hot dan menarik 🤭 Tapi kalian nggak usah khawatir. Pak dosen ttp update secara random hingga tamat.

"Dimana otak kamu? Mengajarkan hal yang tidak-tidak kepada adikmu sendiri?" sergah seorang wanita paruh baya, sebelum suara tamparan menggema.

Arinda meringis, mengusap pipinya yang terasa panas dan nyeri karena tamparan sang ibu di pipi kanannya.

"Mami!!"

Suara bariton seorang pria menggema dari pintu kamar Arinda. Tempat ia dan Nuri kini berdiskusi. Suara itu juga menghentikan Meta, ibu dari Arinda dan Nuri.

Wanita paruh baya itu menarik kembali tangannya yang telah menggantung di udara, untuk menampar pipi mulus Arinda, putri sulungnya untuk yang kedua kalinya.

"Ada apa, Pi? Kenapa Papi menghentikan Mami?" sergah Meta, kepada Rudi sang suami..

"Apa yang dikatakan Arinda itu ada benarnya, Mi. Lebih baik Nuri menyerahkan harga dirinya kepada Alex, daripada kepada pria ingusan yang waktu itu." Rudi mendekat. "Alex itu anak orang kaya. Sampai tujuh turunan pun hartanya tidak akan habis. Asal Mami tahu, kampus swasta tempat Papi bekerja, itu milik keluarganya Alex. Jika Alex menjadi menantu kita otomatis kita juga akan ikut kaya. Apa Mami tidak capek hidup sederhana seperti ini?" jelasnya lagi

Pria paruh baya itu tersenyum dan mengusap ujung kepala Nuri. "Papi mendukungmu. Jangan sampai kamu seperti kakak kamu, yang melepaskan Alex demi pria pengangguran itu."

Arinda memutar bola matanya malas, "Pi, aku tidak mencintainya. Sedangkan Nuri, dia mencintai Alex," gerutu Arinda, malas sang ayah selalu saja mengatakan kekasihnya pengangguran.

"Tapi dulu Alex cinta mati kepada kamu, Arinda!" Tegas Rudi. "Dan untukmu Nuri kamu harus bersikap baik dan manis di kampus. Kamu tahu bukan, Alex itu pria yang baik. Dia sering mengeluh tentang kelakuan kamu yang suka membully mahasiswi bernama Viola. Jadi Papi minta mulai besok kamu harus berteman dengannya untuk mendapatkan simpati dari Alex."

Rudi meninggalkan sebuah nasehat sebelum ia keluar dari kamar Arinda dan mengajak Meta keluar dari kamar putri mereka.

Begitu sampai di depan pintu, Rudi kembali menghentikan langkahnya, "Untuk kamu Arinda! Kamu harus setia membantu adikmu. Karena jika dia gagal maka sampai kapanpun Papi tidak akan merestui hubungan kamu dengan pengangguran itu." Setelah mengucapkan itu semua, barulah Rudi benar-benar keluar dari kamar dan menutup pintu.

Arinda hanya mencibir. Menanggapi sang ayah yang selalu saja memandang sebelah mata kepada pria yang dicintainya.
***
Sepulangnya dari membeli telepon genggam untuk Viola, Alex mengajaknya mampir di sebuah restoran yang cukup mewah dan menyewa sebuah ruang pribadi untuk mereka berdua. Ia tidak ingin Viola merasa canggung jika berada di tengah keramaian.

Setelah makan malam yang bisa dikatakan cukup romantis, Alex langsung mengajak Viola pulang ke apartemen. Ia tidak ingin melewatkan waktu berduaan dengan istrinya sebelum kembali ke rutinitas biasa.

Begitu sampai di apartemen, Viola langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Sedangkan Alex, sambil menunggu istrinya selesai mandi, ia memeriksa beberapa email yang masuk ke dalam ponsel. Disana ada beberapa email penting yang dikirimkan oleh sekretaris Alex.

Selain email Sari, sekretaris Alex juga mengirimkan sebuah pesan yang isinya memintanya segera berkemas dan menuju bandara. Karena tiket pesawat sudah tersedia dan Alex juga harus menghadiri rapat penting di pagi hari.

Dosen KesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang