Rindu yang Tertahan

7.5K 333 30
                                    

Kedua mata Nuri mengerjap. Merasakan sesuatu yang begitu penuh di dalam miliknya. Ia juga merasakan gelenyar aneh, saat ujung dadanya dihisap kuat.

“Selamat pagi, Sayang …,” serak Bayu. Seraya melepaskan ujung dada Nuri yang sedari tadi ia hisap. Untuk membangunkan gadis itu.

“Aku pikir siapa yang mengganggu tidurku. Ternyata kamu,” balas  Nuri. Mencoba melepaskan diri dari pelukan Bayu.

“Aku menginginkan kamu, Sayang. Tidak bisakah kita menikah saja?”

“Aku masih kuliah. Dan perlu kamu ketahui, ya. Aku mencintai pak Alex. Dan karena ulahmu, semakin sulit bagiku untuk mendapatkannya.”

“Sayang, lihat aku,” lirih Bayu. Pria itu menindih tubuh Nuri dan menempelkan dahi mereka berdua. “Untuk apa kamu mengejar pria yang tidak mencintaimu. Sedangkan kamu tahu, dia sudah memiliki istri.” Seraya berbicara, pinggul Bayu bergerak naik turun, untuk mencari kepuasan. Tidak bisa ia pungkiri, persona Nuri sudah membuatnya bertekuk lutut.

Kedua mata Nuri terpejam, merasakan kenikmatan yang ditawarkan oleh Bayu. Satu hal yang belum pernah ia dapatkan dari Alex, apalagi kekasihnya yang terdahulu. Sehingga Nuri berpikir tidak ada salahnya menerima Bayu. Pria itu juga tajir dan tampan. Hanya saja, Nuri tidak mencintai Bayu.

“Bagaimana Sayang, apakah kamu mau menikah denganku?” bisik Bayu lagi.

“Aku tidak bisa memberikan jawaban. Karena jawaban tersebut ada padamu. Berjuanglah untuk menghapus Alex dari dalam hatiku. Jika kamu berhasil, silahkan temui orang tuaku. Dan kamu tahu, seharusnya hari ini aku kuliah. Karena ulahmu aku masih disini,” gerutu Nuri.

“Oh, Sayang. Jangan cemberut seperti ini. Setelah ini, aku akan mengantarkanmu pulang. Aku juga akan bertanggung jawab jika kedua orang tuamu marah karena aku mengajak putrinya menginap.” Bayu memagut bibir Nuri. Menyesapnya hingga dalam dan memainkan lidah kenyal yang begitu manis baginya.

Nuri mulai menikmati kembali percintaannya dengan Bayu. Karena pria itu memang pandai memberikan kepuasan padanya. Tidak bisa dipungkiri, Bayu juga memiliki sifat yang hangat dan lemah lembut. Sehingga ia bisa merasakan ada cinta di dalam setiap sentuhnya. Sehingga ia tidak takut hamil, karena ia yakin Bayu akan bertanggung jawab padanya.
***
Seharian menunggu, bukanlah waktu yang lama bagi Alex. Karena ia sudah menunggu lebih dari itu untuk bertemu dengan Viola. Sambil menunggu waktu yang tepat, Alex membayar seseorang untuk memanggil pria yang tadi pagi menyakiti istrinya. Ia ingin berbicara empat mata, dengan pria tersebut di kafe yang ada di seberang rumah makan tersebut. Tentu saja, ia tidak lupa untuk memesan jus alpukat.

Empat jam yang lalu matahari sudah kembali ke peraduannya. Langit yang tadinya terang, kini menggelap. Dengan bulan dan bintang menjadi penghias. Alex juga sudah memberi tahu Bayu, kalau hari ini ia tidak bisa pulang ke apartemen. Ada rindu yang akan dituntaskan katanya. Bayu hanya tertawa dan memberikan selamat untuk Alex. Sedangkan pria itu, sedang disidang habis-habisan oleh orang tua Nuri, karena baru sore hari ia mengantarkan gadis itu pulang ke rumahnya.

Hati Alex menghangat. Melihat Viola yang sedang duduk sendiri di taman. Memandangi langit yang begitu cerah malam ini. Alex juga tidak menyangka, jika wanita yang tempo hari ia lihat adalah istrinya sendiri. Pantas saja ia bisa merasakan ada sesuatu yang menariknya untuk mendekat. Dan malam ini, Alex tidak akan mundur lagi seperti kemarin. Karena ia juga sudah menunjukkan buku nikah, sebagai bukti ia adalah suami sahnya Viola. Agar tidak ada yang salah paham, jika seandainya nanti ia dan Viola menuntaskan rindu.

Dasar Alex!

Sebenarnya sedari tadi Alex ingin mendekat. Namun, ia tetap menahan diri untuk itu. Karena resiko Viola masih terlalu besar. Sehingga ia memutuskan untuk menunggu hingga istrinya itu masuk ke dalam rumah yang ia tempati. Yang menurut keterangan si pemilik, gudang penyimpanan yang diubah menjadi tempat tinggal oleh Viola.
Beberapa menit kemudian, Alex mulai mendekat. Karena Viola sudah masuk ke rumah kecil tersebut. Dengan langkah yang dibuat sepelan mungkin, kini Alex sudah berada di depan pintu rumah tersebut. Rumah kecil dan sempit.
Tangan Alex terangkat, untuk menekan handle pintu. Dan malam ini ia cukup beruntung, sebab Viola belum mengunci pintu tersebut. Sehingga ia bisa masuk ke rumah tanpa mengetuk terlebih dahulu. Mata Alex membesar melihat ruangan yang amat sempit.
Ada piring dan gelas tersusun rapi disana. Serta bunga yang tersusun rapi di dalam sebuah vas yang berisi air. Alex termangu melihat rumah yang ditempati oleh sang istri.
Sempat tertegun, Alex kembali tersadar karena melihat siluet seseorang orang yang dari balik dinding kayu pembatas. Ia segera mengunci pintu, untuk mengantisipasi Viola kabur.
“Kenapa kamu tega meninggalkan aku?” ucap Alex. Dengan jantung yang berdegup kencang. Dan sekujur tubuhnya terasa dingin. Ia begitu gugup saat ini.

Dosen KesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang