Kelas pun akhirnya usai. Seluruh mahasiswa berhamburan keluar dari kelas menuju kantin atau tempat tongkrongan mereka masing-masing. Kecuali Viola, gadis itu tetap duduk didalam kelas. Selama kuliah, gadis tersebut tidak pernah keluar dari kelas kecuali jam praktek dan jam pelajaran berakhir.
Alex yang masih mengemasi buku yang akan ia bawa, tertegun melihat Viola yang masih duduk di bangkunya. Seakan gadis tersebut, tidak mengetahui kelas sudah berakhir semenjak beberapa menit yang lalu.
Gadis itu tetap diam, menunduk sambil membaca buku yang ada di mejanya.“Pak. Ayo!” Nuri mengulurkan tangannya kepada Alex. “Katanya Bapak ingin berbicara dengan saya di ruangan Bapak? Ayo buruan!” ucapnya sambil menggoyangkan tangannya agar Alex segera meraih.
Tidak tahu darimana datangnya gadis itu, tiba-tiba saja sudah datang dan mengejutkan Alex.
“Kamu duluan! Tunggu saya disana!” ucap Alex sebelum ia meninggalkan Nuri, dan berjalan menuju ke meja Viola.
Mendapat penolakan dari Alex, Nuri mengerucutkan bibirnya dan menghentakkan kakinya dalam berjalan. Nuri juga menggerutu, saat melihat Alex mendekati Viola.
Begitu Alex sampai di dekat Viola, ia meletakkan beberapa buah buku di atas mejanya. Membuat gadis itu mengangkat wajahnya.
“Vio, kamu bisa membantu Bapak, untuk mengantarkan buku-buku ini keruangan Bapak?” Alex mengangkat kedua alisnya.
“Bisa, Pak.” Viola langsung berdiri, dan mengangkat beberapa buku yang terletak di atas mejanya. Tanpa banyak bicara Viola berjalan di belakang Alex, dan menutup separuh wajahnya dengan buku yang ia bawa.
Melihat Viola yang berjalan di belakang, Alex menghentikan langkahnya, “Kamu kenapa berjalan di belakang, Vio? Kamu malu ya, berjalan beriringan dengan pria tua seperti saya?” Alex mengerucutkan bibirnya, dan merajuk seperti anak kecil. Pria berusia tiga puluh satu tahun itu, berusaha membangkitkan rasa percaya diri Viola agar bisa lebih baik lagi.
Viola menggelengkan kepalanya, dan berdiri tepat di samping Alex. Tidak ada kata yang diucapkan oleh gadis itu. Alex pun mengusap kepala Viola, “Ayo!” ajak Alex sambil melanjutkan langkahnya.
Viola tersenyum senang. Setelah sekian lama kuliah di sana, akhirnya ada yang mau mengajaknya berbicara dan bercanda. Membuat ia semangat dan berusaha mensejajarkan langkah dengan Alex.
Selama perjalanan dari kelas Vio, menuju ke ruangan Alex, banyak gurauan garing yang dilontarkannya. Membuat Viola sesekali tertawa kecil. Hal yang belum pernah dilihat oleh mahasiswa dan dosen disana.
Melihat Viola tertawa, ada kepuasan sendiri didalam hati Alex. Membuat ia semakin bertekad untuk mengubah Viola menjadi mahasiswi yang periang dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Beberapa menit kemudian Alex dan Viola sampai di ruangan tempat beberapa dosen berkumpul. Dalam satu ruangan itu ada banyak pintu ruangan, yang ditempati satu orang dosen. Termasuk Alex yang memiliki ruangan paling ujung dan terpencil dari yang lainnya
Saat Alex ingin menuju ke ruangannya, ia tersentak melihat Nuri sudah berdiri di depan pintu. Menarik kedua sudut bibirnya untuk menyapa.
Kenapa Bapak lama sekali? Saya sudah lelah menunggu Bapak dari tadi.”
Nuri berucap dengan bibir yang mengerucut. Seakan berbicara kepada kekasihnya yang terlambat datang untuk berkencan
“Masuklah!” Alex membuka pintu dan mempersilahkan Viola masuk. Tanpa menawarkan Nuri, karena ia akan membahas permasalahan setelah Viola pergi nanti.
"Vio, kamu langsung susun saja buku-buku itu di sana!" Alex menunjuk ke arah lemari kaca yang ada di ujung ruangan. Isyarat agar Viola menatap buku-buku yang ia bawa di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Kesayangan
RomansaCerita mengandung adegan dewasa. Bagi yang BELUM cukup umur dilarang mampir. Mahasiswi yang dikenal cupu dan introvert, tiba-tiba menikah dengan seorang dosen muda nan tampan dan populer. Tentu saja akan menghebohkan seluruh mahasiswa yang berkuliah...