Itu Abi Kamu

5.5K 311 47
                                    

Emmm... Melihat antusias kalian, rasanya Rindu ingin double update.

“Apa yang sedang kau lihat? Kau digaji untuk bekerja. Bukannya untuk memandangi orang seperti yang kau lakukan saat ini.”

Seorang pria paruh baya menyergah Viola, yang sedari tadi memandangi Alex dari kejauhan. Pria paruh baya itu juga menatap tajam kepada Viola, seakan ingin menelannya hidup-hidup.

“Ma-maaf, Pak,” ucap Viola gugup.

“Pergi sana ke belakang! Piring kotor sudah menumpuk. Tapi kau malah bersantai disini. Kau ingin kupecat?” omel pria paruh baya tersebut.

Viola mengangguk dan beranjak dari dapur untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Semenjak pergi dari toko kue milik Kirana, Viola bekerja sebagai tukang bersih-bersih di sebuah rumah makan sederhana. Di sana, ia digaji dan bisa menumpang tinggal di belakang rumah makan tersebut.

Sebuah rumah yang hanya bisa ditempati oleh dua orang saja. Bahkan di rumah tersebut tidak ada kamar sama sekali. Rumah tersebut biasa digunakan sebagai gudang tempat penyimpanan bahan makanan. Walaupun begitu, Viola bersyukur masih memiliki tempat tinggal, serta gaji yang bisa ia tabung untuk biaya melahirkan nanti.

“Permisi, Mbak.”

Suara bariton seorang pria, mengejutkan Viola yang sedang mencuci piring. Nyaris saja piring yang ada di tangannya, jatuh ke lantai. Untung saja pria yang menyapanya, sigap menangkap piring tersebut.

“A-ada yang bisa saya bantu?” jawab Viola gugup. Karena pria yang kini berada di hadapannya kini adalah, Bayu.

“Tidak usah gugup seperti itu, Mbak. Saya tahu saya tampan,” goda Bayu, dengan sedikit mengacak rambut tebalnya. “Saya ingin ke toilet. Bisakah Mbak memberi tahu dimana tempatnya?”

Viola mengangguk. “Lurus saja. Disebelah kanan itu toilet.” Menunjuk lorong sempit, yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

“Terimakasih!” ucap Bayu. Sebelum beranjak meninggalkan Viola.

“Maaf Tuan,” seru Viola kembali. Sebelum Bayu menghilang.

“Ya, Mbak, ada apa?” tanya Bayu heran. Melihat wanita hamil yang kini di hadapannya. Yang terlihat gugup dan sangat ketakutan.

“Maaf sebelumnya. Saya tidak sengaja memperhatikan anda dan teman anda dari kejauhan. Saya melihat anda begitu ceria dan bersemangat, sedangkan teman Tuan .…”

“Kamu benar. Teman saya bernama Alex. Dia sedang frustasi saat ini. Karena istrinya pergi dari rumah. Dan coba Mbak bayangkan, istrinya itu pergi dalam keadaan hamil. Aleo tahu itu semua dari test pack yang tertinggal di ruang tamu. Saya tidak habis pikir, si istri tega meninggalkan teman saya itu. Padahal, dia begitu sangat mencintainya. Dan Mbak bisa lihat sendiri bukan, betapa buruknya keadaan teman saya itu?"

Viola mengangguk pelan. “Katakan padanya. Hiduplah lebih baik. Lupakan saja wanita itu. Pria setampan dia, layak untuk bahagia.”

Bayu mengusap dagunya. “Kata-kata yang menarik. Saya rasa anda sudah banyak berpengalaman soal cinta. Apa anda sedang patah hati juga?”

Viola mengangguk. “Saya meninggalkan suami saya, karena kedua orang tuanya tidak merestui hubungan kami. Saya tidak ingin menjadi benalu di dalam hidupnya.”

“Kisah kalian sama. Mungkin jika kamu berbicara langsung kepadanya, kamu bisa memberi pencerahan kepadanya. Atau mungkin saja kalian berdua bisa berjodoh.”

“Jangan mengada-ada anda Tuan.” Kepala Viola menggeleng. “Lebih baik anda pergi ke toilet.” Melanjutkan kembali pekerjaannya. Mengabaikan Bayu yang terlihat masih ingin menanyakan banyak hal kepadanya.

Dosen KesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang