“Viola!”
Yogi melambaikan tangannya ke arah Viola yang sedang berjalan menuju ke kelas yang kini tak jauh dari tempatnya berdiri.
Viola pun melihat sekilas ke arah Yogi, dan kembali menundukkan kepalanya saat ia mengetahui bahwa Yogi lah yang memanggil namanya. Tidak ingin ada kerusuhan seperti kemarin, Viola lebih baik mengabaikan dan di cap sombong daripada Yuna marah kepadanya
Yogi menghela nafas berat, karena Viola mengabaikan panggilannya. Membuat Yogi semakin penasaran kepada sosok gadis itu. Untuk pertama kali di dalam hidupnya, Yogi diacuhkan oleh seorang gadis. Padahal sebelumnya, begitu banyak gadis yang bertekuk lutut di hadapannya karena pesona dan ketampanan yang ia miliki. Bahkan tanpa didekati pun, gadis-gadis itu sendiri yang datang untuk berkenalan.
Sesampainya di kelas, Viola langsung duduk dan mulai membaca sebuah buku sambil menunggu jam kuliah dimulai.
“Aku sudah sering menanyakannya kepada papi aku, Yuna. Tapi tetap saja, papi tidak mau memberitahukan kepada aku di mana alamat rumah pak Alex. Dan papi juga tidak tahu, kapan pak Alex kembali mengajar.” Nuri meletakkan tas yang ia bawa di atas kursi, dan duduk di atas meja.
“Aku tidak yakin papi kamu tidak mengetahui dimana keberadaan pak Alex. Sangatlah tidak masuk akal, salah satu rektor di kampus ini tidak mengetahui kemana pak Alex pergi. Kamu ingat, ketika dosen akuntansi tidak masuk? Papi kamu kan yang ngasih tau kalau beliau sedang sakit?” tutur Yuna yang ikut duduk di samping Nuri.
“Sebenarnya aku juga ragu, sih. Tapi mau gimana lagi,” jawab Nuri. Gadis itu terlihat murung dan tidak heboh seperti biasanya. Sudah banyak cara yang ia lakukan tapi, tetap saja tidak ada satupun informasi tentang Alex yang bisa didapatkannya. Ia juga sudah membujuk sang ayah agar memberitahukan segala tentang Alex, tapi tetap saja ditolak.
Viola yang duduk di dekat meja Nuri bisa mendengar dengan jelas keluh kesah teman satu kelasnya itu. Yang katanya sangat merindukan sosok Alex, yang telah menghilang beberapa hari terakhir.
Tidak ada satupun dosen yang mengetahui di mana Alex melakukan pelatihan, begitu pula dengan alamat rumahnya. Bahkan, Viola sendiri yang berstatus sebagai istri sahnya Alex, tidak mengetahui di mana keberadaan dan bagaimana kabarnya kini.
Viola juga tidak memiliki nomor ponsel Alex yang bisa dihubungi untuk menanyakan di mana kini keberadaannya. Jauh di dalam lubuk hatinya, Viola juga sangat merindukan suaminya itu.
“Pagi semua ....” Reno, dosen yang lainnya, masuk ke dalam kelas Viola untuk menyampaikan beberapa materi dan tugas yang sempat ditinggalkan Alex.
Katanya sih, begitu. Tapi tidak ada yang tahu kapan tepatnya Alex meninggalkan tugas-tugas tersebut.
Viola mengangkat kepalanya perlahan, ia kembali kecewa karena pria yang berdiri di depan kelas bukanlah Alex suaminya.
“Pagi ... Pak!” sahut seluruh mahasiswa yang ada ada di dalam kelas.
“Ok, untuk pertemuan ini, saya datang hanya untuk menyampaikan tugas yang telah dirangkum pak Alex untuk kalian semua. Sisanya, tetap beliau yang akan mengerjakan." Reno menjelaskan secara singkat apa yang membuatnya bisa berada di dalam kelas yang tidak ada di dalam daftar tanggung jawabnya sebagai seorang dosen di kampus tersebut.
“Pak ....” Nuri mengangkat satu tangannya, “Pak Alex memangnya pergi pelatihan kemana, Pak? Kok nggak baik-baik?”
“Saya juga tidak mengetahui dimana keberadaan pak Alex. Beliau hanya mengatakan, untuk beberapa minggu kedepan tidak bisa masuk karena pelatihan yang harus dihadiri. Sebelum pergi, beliau meninggalkan beberapa materi dan tugas kepada kami yang memiliki jurusan sama seperti beliau," terang Reno. Tetap saja tidak menjawab di mana kini keberadaan Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Kesayangan
RomanceCerita mengandung adegan dewasa. Bagi yang BELUM cukup umur dilarang mampir. Mahasiswi yang dikenal cupu dan introvert, tiba-tiba menikah dengan seorang dosen muda nan tampan dan populer. Tentu saja akan menghebohkan seluruh mahasiswa yang berkuliah...