04. Dari Sabrina

117 22 1
                                    

-Not Alone-

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Rabu, 15 Juli 2015

Pagi ini adalah hari pertama sekolah setelah 2 hari MPLS. Kali ini, Habibi berangkat sendirian karna dia tadi telat dan tertinggal bus alhasil dia tidak bisa berangkat bersama ke tiga temannya.

Saat tengah bersenandung qosidah, dia di kejutkan oleh siswa tampan betubuh lebih tinggi darinya dengan baju seragam yang dikeluarkan, dan rambut acak acakan yang tiba tiba merangkulnya. "Assalamualaikum! putra Abi Manaf.." sapa siswa tersebut

"Waalaikumussalam! Putra Abi Yusuf..." sapa balik Habibi

"Ke kantin yok Bib!" ajak siswa tersebut

"Gasslah bang!"

----

Keduanya duduk di kursi paling pojok dengan 2 gelas susu coklat. Tak lama kemudian, datanglah Wahid, Johan dan Gabriel yang ikut bergabung.

"Siapa, Hab?" tanya Wahid pada Habibi dengan sedikit melirik siswa yang bersama Habibi.

Habibi melirik siswa di sampingnya lalu mengkode sesuatu yang di angguki siswa tersebut. "Kenalin, Gue Hamza Nabastala. Biasa di panggil Bang Abas sama dia," ucap siswa tersebut seraya merangkul Habibi.

"Ooh, ini toh yang namanya Bang Abas! Cakep cakep!" Puji Wahid yang di acungi jempol oleh Hamza.

"Mereka temen temen Habibi Bang, yang di tengah itu Wahid, yang di depan Bang Abas itu Johan nah yang di depan Habibi itu Gabriel," jelas Habibi

"Ah, kalau yang terakhir gue udah kenal. Skip," ucap Hamza yang membuat Gabriel mendengus kesal.

Gabriel menyeringai lalu mengambil gelas berisi susu milik Hamza. "Bang, belum di minum kan ini? Makasiih ya Bang Abas! yuhuu, susu gratis," seru Gabriel seraya meneguk susu di gelas tersebut hingga tandas yang membuat Hamza melongo sedangkan yang lainnya tertawa.

"Woy! Asal serobot aje lu mah," ujar Hamza yang di tertawai Gabriel

"Sorry sorry bro, nih Gabri ganti," ucap Gabriel seraya menyodorkan 2 kotak susu yang membuat senyum Hamza mengembang.

"Sip ini mah, thanks! Gue suka," ujar Hamza

Tak lama kemudian datang lah siswi tak asing yang membuat ke lima siswa di meja pojok itu menjadi bad mood. Ke lima siswa tersebut kembali berbincang dan tertawa tanpa menghiraukan siapa yang datang.

"PAGIII!" sapa Sabrina yang tak di respon sama sekali oleh lima siswa di depannya.

"Lo kenal, Bang?" tanya Gabriel pada Hamza seraya menunjuk Sabrina dengan ibu Jari.

"Nggak tuh," jawab Hamza seraya mengantongi satu kotak susu di saku tas.

Sabrina mendengus, lalu Sabrina menaruh sebuah kotak bekal di hadapan Habibi yang membuat kelimanya menatap pada satu objek yaitu kotak bekal. Gabriel, Hamza dan Habibi entah kenapa menjadi degdegan.

"Gue bawain bekal, lo harus makan!" seru Sabrina yang terkesan memaksa.

"Maksa banget sih lo! Dia udah sarapan tadi!" balas Hamza

"Halah tau apa lo? Wajahnya aja pucet," ujar Sabrina yang membuat kelimanya memperhatikan wajah Habibi.

"Hm? Kenapa?" tanya Habibi saat sadar menjadi pusat perhatian. "Aku nggak pucet ya, emang gini," ucap Habibi yang di angguki kompak oleh Gabriel dan Hamza.

"Tuh lo denger sendiri! Sono lo bawa balik!" seru Hamza seraya mendorong kotak bekal pemberian Sabrina pada Sabrina.

"Heh! Gue kasih ini buat Habibi! Kenapa lo yang nolak? Kenapa lo ngatur? Hah?" ujar Sabrina yang tak terima.

NOT ALONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang