14. Diva

25 7 0
                                    

-NOT ALONE-

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

°•°•°•°

Sepulang sekolah, Habibi dan Wahid berjalan kaki menuju rumah seorang Diva Arifin--Kakak kelas mereka.

Tapi sebelum sampai di rumah Diva. Keduanya berhenti di sebuah telfon umum.

"Mamaa, maaf. Wahid malam ini ada kerja kelompok. Mama nggak apa apakan di rumah sendirian?"

"Iyaa, belajar yang rajin ya. Jangan buat usaha mama sia sia"

"Iya Ma, siap! Wassalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Wahid menutup telfon. Lalu menghela nafas "Maaf Ma"

Habibi menepuk pundak Wahid. "Kenapa? Ada masalah?" tanya Habibi

"Nggak. Tuh sana telfon orang tua lo" ucap Wahid yang di angguki Habibi

Habibi memasukkan koin ke lubang koin lalu menekan tombol tombol nomor. Dia bukan ingin menghubungi umi ataupun abinya seperti yang Wahid lakukan. Dia menelfon bibinya.

"Assalamualaikum. Halo? Ini siapa ya?"

"Waalaikumussalam. Ini Habibi. Bi, maaf ya malam ini Habibi pulang telat"

"Iya gapapa. Maaf ya nak, kalau bisa malam ini kamu jangan ke rumah dulu. Rumah sedang kacau, paman kamu mengamuk. Takutnya, kamu jadi sasaran pelampiasan emosi. Bibi nggak mau kamu terluka"

"Iya bi. Nanti Habibi nginap di rumah Bang Hamza aja"

"Maaf ya nak atas kekacauan yang terjadi selama ini"

"Iya, Bi. Gapapa, Bibi jaga diri ya? Kalau ada apa apa telfon aja nomornya Bang Hamza atau Bang Hasbi"

"Iya. Kamu juga jaga diri, di luar itu rentan kejahatan"

"Baik. Sudah ya, Bi. Wassalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Habibi menghela nafas lelah.

"Gue kira nelfon Abi lo, ternyata nelfon Bibi lo.." ucap Wahid

Habibi tersenyum. "Iya, Abi sibuk ngurus pesantren" ucap Habibi yang di angguki Wahid

Keduanya melanjutkan perjalanan menuju rumah Diva.

---

Diva berdiri berkacak pinggang melihat nasi goreng yang gosong. "Ini kalian masaknya gimana hah?" tanya Diva pada Wahid yang tengah berdiri di depan kompor.

"Yaelah Bang. Lupa kasih minyak. Lagian, bahan utamanya kan nasi sama bumbu"  jawab Wahid

"YA KALAU GORENG EMANG PAKE MINYAK WOEE. KALAU NGGAK PAKEK MINYAK NAMANYA NYANGRAI!!!" teriak Diva

"Astaga Bang. Harap sabar." ucap Wahid

"Habibi mana?" tanya Diva

"Tuh" jawab Wahid seraya menunjuk Habibi yang berjongkok di atas kursi tinggi di dekat pintu wc.

"Hehe"

"HABIBI!!! Lu napa sih heran. Nasi kaga nge gigit sumpah!" seru Diva

"Huu ya tuh Bang. Dia aja waktu liat bapak penjual nasgor kantin aja oke oke aja. Ini, liatin gue masak aja sampe kayak liat orang ngerakit bom" ucap Wahid

NOT ALONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang