11. Rasza vs Warsino

24 9 1
                                    

-NOT ALONE-

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

°•°•°•°•°•°•°•°

Dia adalah Kakakku. Namanya Niko.

"Hei sister.." ucap kakaku seraya menarik tanganku agar duduk di sampingnya.

"Gimana keadaanmu selama ini?" tanya Kak Niko seraya menggoreskan silet tajam ke pipiku. Aku hanya diam tak bergerak, aku takut.

"Hei! Aku sedang bertanya adikku.." ucap Kak Niko seraya menekan luka yang baru di buatnya hingga membuatku meringis kesakitan.

"Shh, s-sampai kapan Kakak dan Ayah membenciku?" tanyaku

"Heum, aku dan Ayah sepakat. Kita akan berhenti melakukan ini semua sampai kau..."

"...bisa meraih juara 1 bela diri tingkat Nasional," ucap Kak Niko tepat di telinga yang membuatku tercekat.

Apa? Bela diri? Yang benar sajaaa. Aku ini kan perempuan.

Aku terdiam. Tak lama kemudian Ayah datang dengan pakaian formalnya. "Ayo, Niko!" seru Ayahku

"Sampai jumpa di Aussie," bisik Kak Niko padaku yang membuatku melotot.

"APAA? AUSSIE?"

"Sabrina! Lihat ini! Kalau kamu bisa memenangkan lomba ini, maka saya tidak akan mencelakaimu. Tapi jika tidak, siap siap saja. Kamu saya bawa ke Aussie dan saya nikahkan dengan orang disana," ucap Ayahku seraya tersenyum smirk setelah menyodorkan selembar brosur

"Tidak!! Aku tidak mau!"

----

Jum'at, 17 Juli 2015

"ACAA!!!!!" teriak Gabriel yang datang bersama Habibi, Bilal dan Edward

"Apa Kak," jawab Rasza dengan wajah Watadosnya

"Lepasin dia!" seru Bilal seraya mengangkat tongkat yang biasa di gunakan Osis untuk menggertak murid nakal.

"Dia yang mulai duluan," ujar Rasza

"Kenapa sih emangnya?" tanya Bilal seraya merangkul Rasza

"Dia yang mulai duluan! Yang mukul dia duluan!" seru kakak kelas benama Warsino itu.

"YA LO NGATAIN GUE ANAK YATIM SOK KAYA SIAPA YANG TERIMA DI KATAIN BEGITU?" teriak Rasza dengan menggebu gebu.

"Gue ngomong fakta," balas Warsino

"MASIH MENDING GUE, LAH LO? MANA NYOKAP LO? BOKAP LO? LAGI NGENDAT YA? AHAHAHAHAHAH" tawa Rasza dengan puas

*Ngendat : mengkonsumsi obat obatan terlarang

"Raja! Kamu nggak boleh ngomong gitu," ujar Habibi lalu menarik Rasza sedikit menjauh untuk menegah adanya adu jotos.

"KALIAN HARUS DI HUKUM!! RAJA DAN WARSONO!" seru Bilal

"Lo kenapa malah ikut teriak," ucap Edward yang membantu Warsino berdiri karna tadi Warsino terduduk karna di hajar oleh Rasza

"Dengerin gue! Untuk lo! Lo udah tau mulut Raja itu pedesnya minta ampun, susah di kontrol dan selalu bikin sakit hati. Terus kenapa lo pancing pancing dia? Lo emangnya mau di katain begitu lagi? Lah untung nggak ada orang selain kita, kalau ada orang lain selain kita, udah rusak citra lo. Lo itu kakak kelas, bisa nggak jangan sok berkuasa? Bisa nggak?!" nasehat Bilal

NOT ALONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang