13. Nomor Hp?

28 9 0
                                    


-NOT ALONE-

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم


°•°•°•°

Siapa sangka, yang menang dari perkelahian Jonathan dkk vs Habibi seorang diri ternyata di menangkan oleh Habibi yang aslinya tidak bisa beladiri. Hanya berbekal air, sabun dan kecerdasan dia mampu melumpuhkan Jonathan dkk. Bagaimana caranya? Ya, Habibi membuat Jonathan dan kawan kawannya terpeleset beberapa kali sampai tak sadarkan diri. Dan kini dirinya berada di ruang BK dengan Jonathan dan anak osis termasuk Hasbi, Bilal dan Edward.

"Apa gunanya Osis? Kenapa kalian tidak mampu melerai mereka? Jawab! Kenapa diam saja?" tanya Bu Budiman.

"Kan tadi kita ada di BK sama Pak Bambank, Buuu" jawab Edward

"Saya juga tadi di suruh Pak Aziz buat jemput Mas Mustofa karna montornya mati di tengah jalan saat perjalanan menuju sekolahan, Bu" jawab Hasbi

"Lalu bagaimana dengan yang lainnya! Dimana kamu saat kejadian itu terjadi, Sabrina?" tanya Bu Budiman yang membuat Sabrina bergetar takut. Guru yang paling di takuti oleh Sabrina adalah Pak John, Bu Budiman dan Bu Endang.

"Maaf menyela Bu. Kak Sabrina dan Kak Tassya mungkin tidak tau hal ini karna kelas mereka ada di lantai 4 paling ujung kiri. Sedangkan, kejadian ada di toilet kantin lantai 2 ujung kanan" ucap Habibi yang membuat Sabrina bernafas lega. Begitupun dengan Tassya.

Sabrina melirik punggung Habibi yang duduk berhadapan dengan Bu Budiman dan bersampingan dengan Jonathan. Sedangkan para anak osis tengah berdiri menunduk 2 langkah di belakang kursi Habibi dan Jonathan. Sabrina tersenyum tipis.

"Jangan begitu elah, gue kan baperan bro. Eh ntar kalau Tassya ikut naksir Habibi gimana? Uwaaa, Habibi kenapa lo nggak bela gue doang aja? Nanti juga otomatis Tassya ke bela kan gue sama Tassya sekelas si" batin Sabrina seraya melirik Tassya yang tengah santuy dan membalas lirikan Sabrina dengan kedipan satu mata.

"Jangan baper lu" bisik Sabrina pada Tassya

"Nggak minat adekel" balas Tassya dengan berbisik pula.

"Benar begitu, Sabrina? Tassya?" tanya Bu Budiman

"Benar Bu" jawab serempak Sabrina dan Tassya

"Lalu bagaimana denganmu Violet? Bukankah kelas 12-D ada di lantai 2 ujung kanan dekat kantin?" tanya Bu Budiman pada Violet-laki laki dengan tinggi 170 yang berdiri di antara Tassya dan Edward.

"Maaf bu. Saat itu saya di tugaskan Pak Aziz untuk mencari Raja yang membolos sekolah. Saya mencari Raja bersama Harry" jawab Violet yang di angguki oleh laki laki di samping Hasbi yang bernama Harry.

Bu Budiman memijat kepalanya karna pusing dengan Osis yang sama sekali tidak membantu. Pak Aziz adalah penanggung jawab sekaligus pembina Osis. Tidak hanya Pak Aziz tapi ada juga Pak Rudi.

"Siapa yang mendapat jadwal pratoli hari ini?" tanya Bu Budiman

"Ari, Cahyo, Nuril, Jenny sama Friska" jawab Hasbi

"Yang di lantai 4?" tanya Bu Budiman

"Cahyo" jawab Hasbi

"Panggilkan Cahyo" ucap Bu Budiman

"Maaf Bu, Cahyo pingsan terkena pukulan Jonathan saat melerai pertengkaran yang tadi baru saja terjadi" jawab Violet

"Yasudah kalian kembali ke kelas. Dan untuk Jonathan dan kawan kawan, kalian kami skors selama satu minggu."

------

Habibi berjalan di lorong kelas sendirian. Namun, tak lama kemudian Sabrina menghampirinya sendirian tanpa Tassya.

"Eh, Dek!" sapa Sabrina yang menghadang langkah Habibi

Habibi menghentikan langkah lalu menunduk. "Apa"

"Bagi nomor"

"Nomor apa?"

"Nomor hplah!"

"Maaf saya nggak punya hp" jawab Habibi

"Nggak usah bohong. Semua yang sekolah di sini itu orang kaya. Pasti semuanya punya hp" ucap Sabrina

"Saya nggak punya nomor hp. Apa ada keperluan lain?" tanya Habibi yang masih setia menunduk

"H-hah? Ng-nggak. Mau ke kelas bareng nggak?" tanya Sabrina

"Kelas kakak kan di lantai 4. Tangganya sudah ke lewatan" ucap Habibi yang membuat Sabrina mati kutu.

Habibi menggeleng heran lalu kembali berjalan.

"Eh! Habibi! Nama kamu Habibi kan?" tanya Sabrina yang ikut menyusul Habibi berjalan bersampingan, hanya saja Habibi membuat jarak yang lumayan.

"Iya" jawab Habibi

"Waktu hari pertama MPLS, kamu kenapa nangis?" tanya Sabrina

"Gapapa" jawab Habibi

"Nggak mungkin, pasti ada apa apa" ucap Sabrina

"Maaf kak, tapi masih ada pelajaran yang harus saya ikuti. Assalamualaikum" salam Habibi lalu memasuki kelasnya.

Sabrina terdiam, dia baru sadar ternyata dia mengikuti Habibi sampai kelas Habibi sendiri. "Waalaikumussalam" jawab Sabrina

-----

"Bang lu ubanan ya?" tanya Rasza pada seorang siswa kelas 12 yang baru saja lewat.

"Ngaco. Ngapain? iri ya? Karna punya rambut bersinar kayak gue?" jawab Siswa tersebut yang menghentikan langkahnya

"Ngapain iri sama kakek kakek ubanan" jawab Rasza

"Gapapa ubanan, yang penting ganteng" ucap Siswa tersebut

"Bang kok gue kayak pernah liat lo ya?" tanya Rasza

"Lah iya, gue juga kayak pernah liat lo" ucap Siswa tersebut

"Bang, lo anak Osis atau Rohis?" tanya Rasza

"Ngga dua duanya" jawab Siswa tersebut

"Lo anak band? Atau..anak paling populer di sekolahan ini?" tanya Rasza

"Gue bukan anak band sih, tapi gue lumayan populer" jawab Siswa tersebut

"Gue juga calon artisnya SMASTERA nih Bang" ucap Rasza

"Muka lo lebih cocok jadi copetnya SMASTERA" ucap Siswa tersebut

"BANG GUE TERKENAL YA! COBA AJA TANYA KE SEMUA RAKYAT SMASTERA! MEREKA PASTI TAU GUE!" teriak Rasza

"RASZA!" teriak Pak Bondan--wali kelas X IPS 2 yang datang seraya membawa penggaris panjang.

"MY FANS! LOP YU POWER PUL! AYEM NOT LOP YU TU! AYEM SORI! YU BISA GET OUT DARI SINI! TEYIMA KASYI!" teriak Rasza yang kemudian melakukan ancang ancang hendak berlari.

"RASZA! KAMU NIAT SEKOLAH TIDAK?!" teriak Pak Bondan

"NAWAITU BOLOS SEKOLAH!" teriak Rasza lalu berlari sekencang kencangnya melewati koridor demi koridor kelas

Pak Bondan belari mengejar Rasza, saat melewati siswa tersebut. Pak Bondan lantas melempar buku 150 Halaman kepada siswa itu. "DIVA! JANGAN BERANI BERTEMU SAYA JIKA BELUM MENEMUKAN SANDAL SAYA!" teriak Pak Bondan

"Aduh, siapa juga yang mau ketemu sama Bapak" gunam Diva--Siswa yang tadi adu bicara dengan Rasza.

Bersambung..

NOT ALONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang