02. Habibi Al Manaf

392 31 7
                                    

-Not Alone-

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Kamu tetap temanku,
Aku tidak masalah tentang agamamu.

-Habibi Al Manaf

---

KRIINGGGGGG

Bel istirahat pertama berbunyi, Habibi keluar kelas dengan tujuan ingin ke Mushola untuk menjalankan Sholat Dhuha.

Kakinya melangkah hendak menuruni anak tangga terakhir menuju lantai 1. Tapi dirinya di hentikan oleh Kakak kelas Osis yang sudah lancang memegangnya tadi pagi. Dia reflek menundukkan pandangannya. "Permisi" ucapnya seraya bergeser ke kiri dan membuat siswi di depannya itu bergeser menghalangi jalannya.

"Kenapa lo tadi pagi?"
"Oh ya kenalin, nama gue Sabrina Blizand," ucap Siswi di depannya seraya mengulurkan tangan untuk mengajaknya berjabat tangan perkenalan.

Dia tetap diam tak bergeming. "Permisi" ucapnya sekali lagi saat melihat sepatu seseorang yang dia kenali saat menunduk.

Dia mendorong pemakai sepatu itu agar bisa melewati siswi bernama Sabrina itu lalu merangkul dan mengajak seseorang itu pergi.

"Eh lo mau bawa gue kemana Hab!" seru seseorang itu.

"Sholat Dhuha kuyy!!" ajak Habibi

"KUYY LAHH!!" seru seseorang itu. Dia adalah Abdul Wahid. Teman baru Habibi.


---

Usai sholat Dhuha, Habibi dan Wahid pergi menuju Kantin karna waktu masih tersisa 30 menit. Waktu Istirahat di SMASTERA lamanya adalah 1 Jam yaitu dari pukul 09.00-10.00.

Keduanya memilih duduk di alas tikar yang di sediakan di samping grobak Nasgor. Wahid memesankan 2 porsi nasgor dengan 1 es teh dan 1 teh hangat.

Sambil menunggu pesanan jadi. Keduanya kini berbincang bincang ringan sampai ucapan Wahid membuat Habibi terdiam.

"Gue ke rumah lo, boleh?" tanya Wahid yang di gelengi kaku oleh Habibi

"Mau ngapain emang? Mau main? Aku yang ke rumah kamu aja," ucap Habibi yang di gelengi Wahid.

"Gue mau nginep, gue denger dari Kak Hasbi kayaknya Abah lo baik banget," balas Wahid yang membuat Habibi menghembuskan nafas lelah.

"Aku nggak tinggal sama Abi, Aku tinggal sama Om dan Tante dari Umi, rumah asli Aku ada di Kudus" jelasnya yang di angguki Wahid.

"Terus lo kenapa bisa di Jakarta? Kenapa nggak sekolah di Kudus aja? Kan setahuku disana ada banyak pesantren dan sekolah sekolah islami," tanya Wahid

"Aku kesini karna ada Bang Hasbi dan Bang Abas. Aku ada urusan sama mereka, terutama Bang Abas" jawabnya

"Bang Abas?" tanya Wahid yang di anggukinya.

"Kakak kelas kita, dari kelas 12 Sastra Bahasa 1" jawabnya

"Nggak ikut Osis ya? Soalnya kayaknya tadi nggak ada tuh yang namanya Kak Abas," tanya Wahid

"Nggak, Bang Abas ikut SKI" jawabnya yang di angguki Wahid

Tiba tiba saja, tiga siswi datang dan duduk berhadapan dengan Habib dan Wahid. Salah satu siswi itu adalah kakak kelas yang mencegatnya di tangga tadi.

Wahid berdehem dan Habib segera berdiri. "Pak, maaf ngrepotin. Nasgornya boleh di bungkus?" tanya Habib yang di angguki penjual Nasgor

NOT ALONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang