1

893 13 0
                                    

Di sebuah ruang tamu, laki-laki yang berusia 18 tahun dengan masker serta topi yang ia kenakan tengah meminta izin pada wanita paruh baya yang notabenenya adalah uminya

Sedari kecil,saat dia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama,dia sudah di tinggalkan oleh abinya, inilah yang membuat dia selalu menutup wajahnya dengan masker karena kejadian itu
Sejak kejadian yang membuat dia dan uminya harus kehilangan sosok Abi untuk selama-lamanya, dia selalu menutup wajahnya menggunakan masker kadang juga dia memakai topi,dia membuka maskernya hanya di rumah, itupun jika hanya berdua dengan uminya,Zidan sahabatnya saja tidak pernah melihat wajah afnan.,
Sekarang dia hanya tinggal berdua bersama umi nya, karena itu dia sangat-sangat menyayangi uminya dan memprioritaskan uminya.

"umi,besok Afnan ada acara seminar di Bogor,umi gapapa Afnan tinggal sendiri di rumah, cuma 1 Minggu kok mi,tapi kalau acara cepat selesai Insha Allah cuma 3 hari"

"Umi bisa kok sendiri di rumah,tapi sekolah kamu gimana nak"

"Nanti Afnan buat surat izin untuk pihak sekolah,Insha Allah pihak sekolah pasti bisa memaklumi nya"

"kalau begitu ya Alhamdulillah nak,umi boleh-boleh saja"

"Makasih umi"

"Iya nak, perginya sama siapa aja nak"

"Cuma berdua sama Zidan aja kok mi"

"Ohh yasudah,mari umi bantuin packing keperluan mu nak"

"Makasih umi,tapi gak perlu repot-repot,afnan udah packing keperluan-keperluan Afnan  dari semalam kok,umi istirahat aja,Afnan gak mau kalau nanti Afnan pulang tau-taunya umi sakit"

"Yasudah kalau begitu,umi mau ke kamar dulu ya nak,mau istirahat"

"Iya umi, istirahat yang cukup ya mi"

"Iya nak"

...

Keesokan siangnya

"Umi Afnan pergi dulu ya, kalau ada apa-apa langsung telfon Afnan,jaga kesehatan,jaga pola makan dan ingat selalu do'ain Afnan ya umi"pamit Afnan

"Iya nak,kamu juga jaga kesehatan, baik-baik disana,jaga shalat mu,semoga acara mu berjalan dengan lancar nak"

"Amin, makasih umi, sehat-sehat gak ada Afnan disini ya mi"

"Iya sayang, kalau udah sampai jangan lupa kabari umi nak"

"Pasti umi"

Sebelum Afnan pergi,ia menyempatkan untuk mencium kening uminya dan menyalami

"Afnan pergi dulu, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam nak, hati-hati dijalan"

Mobil yang di tumpangi Afnan pun perlahan mulai berjalan,Afnan kembali melihat kearah uminya yang masih berdiri di ambang pintu sambil melambaikan tangan dan Afnan pun membalas dengan lambaian sambil tersenyum hangat pada uminya

"Bismillah"gumam Afnan

...

Malam pun tiba,Afnan baru saja  sampai di hotel tempat penginapan yang sudah di sediakan untuk mereka

Afnan dan Zidan turun dari taxi tersebut,tak lupa menurunkan barang-barang mereka

Barang-barang yang mereka bawa cuma sedikit,hanya keperluan mereka saja, Afnan yang membawa 1 koper dan Zidan yang membawa 1 koper juga

Setelah mereka menurunkan barang-barang, mereka langsung berjalan menuju resepsionis hotel dan tak lupa sebelum itu mereka membayar ongkos taxi tersebut

"Assalamualaikum permisi,mbak mau nanya,kamar yang sudah di booking atas nama Afnan Airlangga Alfarizi dan Zidan mukhtahar, kamar no berapa ya?"tanya afnan

"sebentar ya mas,saya cek dulu"

"Baik mbak"

"Ohh,kamar atas nama Afnan Airlangga Alfarizi dan Zidan Mukhtahar,kamar no 145 lantai 2 dan ini kuncinya mas"

"Terimakasih mbak"ujar Afnan dan Zidan

"Sama-sama mas"ucapnya sambil tersenyum ramah

Setelah itu mereka langsung menuju kamar 145 yang ada di lantai 2

"Assalamualaikum"ucap mereka saat memasuki kamar

Zidan langsung menidurkan dirinya di atas kasur dengan posisi terlentang menghadap langit-langit

"Sekian lama diperjalanan, akhirnya gw bisa tiduran juga"

"Alhamdulillah, akhirnya sampai juga,capek banget ya Allah"ngeluh Zidan

"Serasa baru rebahan dari sekian abad ya Allah"

"Duhhh Pegel banget ni kaki"

"Gak baik mengeluh terus dan"tegur Afnan

"Bukan ngeluh nan,tapi emang beneran capek,emang Lo gak capek apa?"tanya Zidan

"Pastinya capek juga,tapi nikmati aja, saya gak mau ngeluh-ngeluh kayak kamu"

"Au ah gw tiduran bentar,capek banget ni"

Afnan hanya geleng-geleng melihat sahabatnya,dia mengambil salah satu pakaiannya dan segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri

Suara percikan air terdengar di telinga zidan, awalnya Zidan bingung, siapa yang mandi di malam hari begini,ia rubah posisi nya menjadi duduk dan melihat ke arah kamar mandi

"Ohh ternyata lagi mandi toh, malam-malam gini mandi,duhhh si Afnan tahan bener sama dinginnya air, pantesan aja kutub,dasar!"monolog Zidan pada dirinya sendiri

Ia kembali rebahan lagi

Beberapa menit kemudian kamar mandi terbuka dan menampakkan Afnan dengan pakaian lengkap tentunya tak lupa dengan maskernya

"Malam-malam gini Lo mandi nan?,tahan bener Lo sama airnya"tanya Zidan

"Iyalah,emang kamu,dasar kambing"jawab Afnan meledek

"Yeee ni anak,di tanya baik-baik malah di ledekin"kesal Zidan

"Yaya sorry"

Zidan terus saja memperhatikan Afnan,Afnan yang sedang merapikan pakaian pun merasa di perhatikan langsung menoleh pada Zidan

"Wyh?" Tanya Afnan

"Lo gak sesek apa pakek masker mulu?"

"Gak"singkat padat jelas jawaban Afnan

"Ck,gak perlu insecure gitu kali nan,gw tau gw ganteng tapi Lo gak perlu gitu tutup-tutupi wajah Lo dari gw"PD Zidan

"Gak mungkin saya insecure sama kamu,saya cuma gak mau kalau kamu belok karena lihat wajah saya yang perfect ini"

"Seganteng-gantengnya cowok,gw gak akan belok,gw masih waras kali nan"cibir Zidan seperti wanita

"Ya kali aja,kita gak tau kan"

"Tapi gw serius deh nan,Lo gak sesek apa pakek masker mulu, kalau Lo mau buka tu masker gapapa kok,kan disini cuma ada gw dan Lo aja,gak ada siapa-siapa kok"heran Zidan

"Gak, makasih sarannya,tapi saya lebih nyaman begini"

"Terserah Lo deh nan, padahal gw udah penasaran banget pengen lihat wajah Lo,gw pikir kalau kita tidur sekamar cuma berdua,Lo bakal buka masker Lo ternyata kenyataannya tidak sesuai dengan ekspektasi gw"

"Makanya gak usah kebanyakan berekspektasi"

"Buka dong nan,bentar aja,gw mau lihat bentar"bujuk Zidan

"Gak"

"Gak asik banget sih,sama temen sendiri juga,apa perlu gw jadi umi Lo, bi-"

"Astagfirullah umi"pekik Afnan memotong ucapan zidan ketika mendengar kata 'umi'

"Umi Lo kenapa nan?"panik Zidan

Afnan mengambil handphone nya,lalu mencari kontak umi

"Umi gapapa,cuma saya lupa ngabarin kalau saya udah nyampe"

"Gw kirain kenapa, hampir aja gw jantungan"

Pesona AfnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang