18

145 4 0
                                    

Terhitung sudah 1 Minggu Airin sakit,sudah 1 Minggu pula Afnan dan Airin tidak masuk sekolah

Mereka sudah meminta izin dengan alasan acara keluarga

Hubungan Airin dan Afnan pun semakin membaik dikarenakan Afnan yang selalu sabar menemani Airin hingga dapat membuka hati dan pikiran Airin perlahan untuk menerima kehadirannya

"Ayo berangkat sekarang"ajak Airin

"Hm masuk"

Afnan duluan masuk ke dalam mobil dan di susul oleh Airin

Setelah sampai di sekolah
Airin turun di halte dekat sekolah

Seperti biasa Airin Salim pada Afnan
Dan Afnan memberikan uang jajan pada Airin

Sebelum Afnan pergi
Dia menyempatkan untuk menasehati Airin terlebih dahulu

"Ingat,jangan makan sembarangan"

"Iya-iya gw gak pikun"

"Bagus,saya duluan"

"Hm"

Airin berjalan kaki menuju sekolah dilihatnya Afnan sudah di depan gerbang

Saat Airin tengah berjalan tiba-tiba

"Hai,Lo Airin kan"sapa seseorang yang memakai motor gede yang masih berjalan pelan untuk menyamakan dengan langkah Airin

"Hm,Lo siapa"

Laki-laki itu berhenti dan membuka helm nya

"Oh Lo Zidan kan"

"Hhhh iya,masih ingat ternyata"

"Iyalah ingat,gw kan gak pikun"

"Gak bermaksud hhhh"

"Hm"

"Sendiri aja"

"Enggak,nih sama bayangan"

"Ngelawak njir"

"Gw bukan pelawak asal Lo tau"

"Ck ngegas Mulu perasaan,ada masalah idup apa sih"

"Gak ada, ngapain Lo disini berhenti"

"Oiya gw jadi lupa, niatnya gw mau nebengin Lo,eh Lo nya ngegas Mulu sama gw,gak jadi deh"

"Ohh terus kenapa masih disini"

"Nebeng gak, sebelum gw berubah pikiran"

Airin tampak berfikir terlebih dahulu
"Boleh deh"

"Naik,nih helm nya"

"Lo sendiri ngapain bawa-bawa helm 2"

"Ya jaga-jaga aja kalau ada yang nebeng,demi keselamatan bersama"

"Yaudah buruan jalan"

"Iya-iya sabar nona"

...

"Alhamdulillah sampai dengan selamat"ucap Zidan saat mereka sudah berhenti di parkiran

Airin turun dari job belakang motor Zidan lalu menyerahkan helm pada Zidan dan kedua tangannya terulur untuk merapikan rambut jelbab nya yang berantakan

"Thanks Tebengan nya"

"Sans ae, sami-sami lah"

"Gw duluan ya,bye"

Zidan hanya melambaikan sebelah tangannya

"Bye"

Saat Airin berjalan di dekat lorong perpustakaan, tiba-tiba seseorang menarik tangan Airin

Pesona AfnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang